#17

2.7K 289 21
                                    

Wooseok pov.

Sekarang aku berada di rooftop. Aku terjebak disini, kini di hadapanku sekitar 10 namja. Mereka memandangku dengan penuh amarah.

Mereka marah kepadaku, karena aku memergoki mereka sedang merokok di belakang sekolah. Dan salah satu dari mereka melihatku, jadilah aku berada di rooftop bersama mereka.

Aku terus melangkah ke belakang hingga punggungku terkena dinding. Salah satu dari mereka menghampiriku. Dia meninju perutku, rasanya sakit sekali. Karena aku belum sarapan.

"Jadi anak baru disini aja udah mau jadi pahlawan" ucapnya.

"Renjun, Jeno kalian pegang tangan dia. Aku akan memberinya pelajaran"

Renjun dan Jeno berjalan menuju arahku, mereka memegang tanganku. Aku terus memberontak.

"Jangan melawan" ucap namja berambut hitam.

Aku hanya menelan salivaku sembari menatap mereka takut. Aku tidak bisa bela diri, seperti y/n Noona dan Younghoon Hyung. Aku menutup mataku sembari berdoa.

'Noona, Hyung. Tolong aku'

'Bugh'
'Bugh'
'Bugh'

Aku merasakan perutku di pukul bertubi-tubi. Aku membuka mataku perlahan-lahan. Aku terbatuk hingga mengeluarkan darah, rasanya sakit sekali.

Saat seorang namja berambut coklat ingin melayangkan tinjunya kepadaku. Pintu rooftop terbuka, yang memunculkan y/n Noona.

"Terima kasih tuhan" gumamku.

Setelah aku berucap seperti itu, pandanganku mulai gelap. Sebelum aku pingsan, aku mendengar y/n noona memanggil namaku.

Dan semuanya benar-benar gelap.

Wooseok pov end.

You pov.

Setelah aku menyanyikan sebuah lagu. Aku langsung diberi tepuk tangan dan pujian. Aku pun tersenyum, hingga menampilkan lesungku.

Namun aku merasakan dadaku yang sakit, seperti tertusuk pedang. Aku memutuskan untuk keluar kelas, agar semuanya tidak curiga.

"Sana, Dahyun. Aku ke toilet sebentar" ujarku sembari berlari keluar kelas.

Aku tidak sengaja menabrak seseorang. Aku pun meminta maaf.

"Mian-"

"Y/n?? Ada denganmu??" Ucapanku terpotong oleh suara namja.

Aku pun mendongak untuk melihat siapa, namja yang ku tabrak. Ternyata Mingyu.

"Ani. Aku duluan ya. Mianhe telah menabrakmu" ucapku sembari berlari menjauhi Mingyu.

Namun, aku mendengar suara langkah di belakangku. Aku pun menengok ke belakang, ternyata Mingyu berlari mengikutiku. Jadi, aku menambah kecepatan lariku.

Aku sempat terjatuh. Aku terbatuk-batuk hingga mengeluarkan darah, aku kembali mendengar suara orang berlari.

Jadi, aku kembali bangkit. Saat melewati toilet namja. Aku mendengar bisikan, seperti suara Wooseok memanggilku.

'Noona, hyung. Tolong aku'

Aku terus berlari. Hingga sampai di tangga, menuju rooftop. Aku memutuskan berlari, menuju rooftop. Pintunya terkunci, hingga aku mendengar suara tinju dari sana.

Tidak ada cara lain, selain mendobrak pintu ini. Aku mencoba mendobrak pintunya, hingga pintunya terbuka lebar. Aku terkejut, melihat apa yang terjadi disini.

Wooseok sekarang keadaannya sangat berantakan. Dia mengeluarkan banyak darah, aku yakin ini pasti ulah mereka.

"Wow... Ada yeoja disini" ucap namja berambut oranye sembari menghampiriku.

Namja itu dengan lancang menyentuhku. Namun langsung ku tepis tangannya, sembari menatapnya dingin.

"Jangan berani-berani menyentuhku" ucapku dingin.

"Kalian sedang apa disini?!" Tanyaku dengan nada tinggi.

"Hei... Santai kita hanya bermain-main dengannya" ucap namja berkulit agak hitam.

"Jangan sentuh adikku lagi atau aku akan membunuh dia" ujarku sembari memukul namja yang tadi menyentuhku hingga dia berada di bawah tubuhku.

Aku menatap mereka dingin. Hingga mereka mendekatiku.

"Ternyata kau berani juga ya" ucap namja berambut hitam, berbadan tinggi.

"Tapi kau salah melawan kami" lanjutnya.

Aku hanya tersenyum miring, "Oh ya?? Bukannya kalian yang salah melawanku??" Tanyaku dengan nada meremehkan.

Aku melihat mereka menggeram kesal.

"Baiklah. Kalau mau kalian itu melawanku. Serang saja aku"

"Cih... Sombong sekali kau" ucap namja berwajah imut.

Mereka mengambil posisi untuk menyerangku. Satu persatu mereka melangkah maju, untuk menyerangku. Dengan sigap aku menyerang mereka kembali.

'Bugh'
'Bugh'
'Dugh'

Hanya ada suara pukulan saja disini. Aku bisa mendengar suara langkah seorang berlari menuju kemari. Namun aku tidak peduli.

"Y/n!!"

Aku mengenali suara itu, aku berbalik untuk melihat apa yang dilakukan dia disini.

"Ya!! Apa yang kau lakukan disini?!" Tanyaku dengan kesal.

Aku sempat melihat mata Mingyu, yang tampak khawatir denganku.

"Aku yang harusnya bertanya kepadamu" ucap Mingyu.

'Set'

Sebelum aku melontarkan perkataanku, aku mendengar suara. Aku berbalik untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh, namja berwajah imut itu. Ternyata dia mengeluarkan pisau lipat, aku sempat menghindar.

Walaupun pipiku terkena goresan sedikit hingga mengeluarkan darah.

"Akh!!" Pekikku sembari memegang pipiku.





Angel × Vampire × Demons[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang