5. Poppo

5K 668 29
                                    

Enjoy kuy.




Jennie menarik Jisoo dengan sangat cepat, bahkan sudah dikatakan mereka sekarang tengah berlari. Setelah tidak mampu untuk berlari lebih jauh lagi Jennie masuk ke dalam gang yang agak sepi. Ia sudah tidak tahan menahan air matanya lagi. Dia menangis sambil berjongkok dan menjadikan kedua tangan yang ada di lututnya menjadi tumpuan kepalanya.

Jisoo yang melihat itu tidak tega. Entahlah biasanya kalau ada orang menangis Jisoo bodoamat. Tapi kenapa melihat Jennie menangis hatinya sedikit terluka?

Jisoo pun ikut berjongkok di depan Jennie dan mengusap perlahan kepalanya. Jennie yang mendapat sentuhan itu mendongakkan wajahnya dan mendapati Jisoo menatapnya dengan tatapan sendu. Jennie langsung memeluk tubuh Jisoo erat dan semakin menangis.

Yang dilakukan Jisoo sekarang hanya membalas pelukan Jennie dan menepuk-nepuk pelan punggungnya untuk memberi ketenangan. Jisoo tidak ingin dulu bertanya sebenarnya ada masalah apa Jennie dengan Appanya itu. Mungkin dia akan menunggu Jennie bercerita nanti.

Setelah tangisannya reda Jennie melepaskan pelukannya. Jisoo kemudian menghapus sisa air mata Jennie dengan ibu jarinya.

"Sudah merasa baikan?" Tanya Jisoo dengan lembut.

Jennie hanya mengangguk kemudian tersenyum tipis.

"Kita kembali ke apartemen saja ya?" Tanya Jisoo karena melihat keadaan Jennie yang tidak memungkinkan untuk belanja.

"Tidak apa-apa kita pergi saja." Jawab Jennie.

"Baiklah."

Jisoo membantu Jennie berdiri dan meraih tangannya untuk ia genggam.

"Jennie-ah?" panggil Jisoo.

"Wae?"

"Jangan menangis lagi, kau jelek kalau sedang menangis." Itu bukan alasan Jisoo yang sebenarnya.

"Kau ini, bukannya menghibur." Jawab Jennie sambil memukul pelan genggaman tangan Jisoo.

"Jen?" panggil jisoo lagi.

"Apa? Aku ada di depanmu, kau tadi marah keti---"

Cup

Jisoo menarik tengkuk jennie dan mengecup bibirnya.

Mata Jennie seketika membulat sempurna. Ia masih kaget dengan apa yang dilakukan Jisoo. Dilihatnya kini Jisoo sedang menutup matanya. Walaupun cuma menempel tapi tubuh Jennie seketika seperti mati rasa. Tidak bisa digerakkan dan hanya bisa diam menikmati apa yang dilakukan robot didepannya ini.

Jisoo melepaskan bibirnya dari bibir Jennie. Mata mereka saling bertemu. Dengan jarak wajah mereka yang masih sangat dekat.

"Katanya ciuman bisa menenangkan hati seseorang." Ucap Jisoo sambil tersenyum.

Jennie hanya melihat Jisoo saja tanpa menjawab ucapannya. Ia berpikir apakah ini seseorang yang ditemuinya di taman kemarin? Wajahnya mungkin sudah memerah sekarang. Hatinya juga melted dengan ucapan Jisoo barusan.

"Kenapa melamun?"

Jennie segera sadar dari lamunannya.

"Kau barusan menciumku?" Jennie masih tidak percaya.

"Tidak." Jawab Jisoo dengan ekspresi datarnya.

"Iyalah menciummu masak aku tadi mencekikmu." Batin Jisoo.

"Jisoo?"

"Apa?"

"Aku mau lagi."

"Hm? mau apa?"

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang