22. Hug Me

3.1K 413 12
                                    

Enjoy kuy.




Jisoo dan Jennie sudah berada di dalam mobil. Sebenarnya Jennie masih enggan pulang karena belum siap bertemu appanya. Tapi Jisoo terus meyakinkannya.

Jisoo menggenggam tangan Jennie. "Kenapa melamun?" Tanyanya.

Jennie menggeleng.

"Ada aku, jangan takut." Ucap Jisoo sambil mencium tangan Jennie yang digenggamnya.

"Berjanjilah setelah dari sana bawa aku pulang bersamamu lagi."

"Iya sayang." Kata Jisoo dengan senyum termanisnya.

"Jangan memanggilku seperti itu, kau hanya membuatku baper." Ucap Jennie dengan mengalihkan pandangannya dari Jisoo.

Jisoo tidak tau harus berbuat apa. Ia selalu mati kutu jika Jennie membahas hubungan mereka.

"Kenapa diam? Kalau kau diam saja lebih baik aku turun." Jennie mulai bicara dengan nada kesalnya.

"Aku tidak bisa menjalankan mobilnya sekarang."

Jennie menatap Jisoo dengan ekspresi bingungnya. "Wae?"

"Pakai dulu."

"Pakai apanya sih!"

"Celana dalammu." Kata Jisoo asal.

"Apa?" Jennie mulai mengingat apakah ia sudah memakai celana dalamnya atau belum.

Melihat wajah bingung Jennie membuat Jisoo menahan tawanya. Ia takut jika tertawa pasti Jennie langsung menatapnya dengan tajam saat ini. Jisoo mendekat dengan melonggarkan seatbeltnya.

"A-apa yang kau lakukan?" Jennie gugup dengan wajah Jisoo yang sangat dekat dengannya.

Jisoo tidak menjawab tapi semakin mendekatkan wajahnya. Jennie langsung menutup matanya karena berpikir Jisoo akan menciumnya.

Fuuuuh

Jisoo meniup wajah Jennie. "Kenapa kau memejamkan matamu? Aku hanya ingin memakaikan seatbeltmu, bukan menciummu." Ucap Jisoo sambil memasangkan seatbeltnya.

Jennie yang terlanjur malu pun langsung memalingkan wajahnya ke luar jendela. "Awas kau, Kim Jisoo." Batinnya.

Diperjalanan mereka saling diam. Sebenarnya Jisoo ingin mengajaknya bicara, tapi ia takut diabaikan kucingnya.

"Sebelah mana rumahmu?"

"Pertigaan belok kanan." Jennie masih setia memandang keluar jendela.

Setelah sampai di pertigaan dan belok kanan. "Yang mana rumahmu?" Tanya Jisoo.

"Warna putih."

"Jen, tapi semua rumah disini warna putih."

"Yasudah cari yang warna pink."

Jisoo mengernyit tak paham.

"Ma-maksudnya?"

"Aku lupa, rumahku warna pink bukan putih." Jennie masih mode kesal.

Jisoo menghela nafasnya. "Lihat lawan bicaranya dong."

"Aku bosan melihat lawan bicaraku."

"Yasudah turun sana, aku mau kembali ke apartemenku." Kata Jisoo. Ia jengah dengan sifat Jennie yang kekanak-kanakan.

"Kau mengusirku?" Tanya Jennie tak percaya.

Jisoo mengangguk dengan ekspresi datarnya. "Katanya kau bosan melihat wajahku."

"Baiklah jika itu maumu!" Jennie segera melepas seatbeltnya dan keluar.

BRAK!

Jisoo sampai menutup matanya karena Jennie membanting pintu mobilnya.

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang