38. Who?

2.6K 358 108
                                    

Enjoy kuy.



Jennie terus menciumi seluruh wajah Jisoo agar pemilik wajah yang sangat menawan ini segera bangun.

"Eunghh, Jen.." Suara parau Jisoo akhirnya terdengar. Bukannya segera membuka mata, ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada Jennie.

"Jisoo bangun, aku ingin pergi ke taman bermain."

"Wae? Kenapa tiba-tiba ingin ke sana?"

"Ya ingin saja."

"Ini masih pagi, aku tidur dulu sebentar."

"Ini sudah jam sembilan."

"Aku tidur sebentar saja, setengah jam lagi bangunkan aku, kita pergi ke sana."

Jennie melepaskan pelukan Jisoo. Ia beranjak ke kamar mandi untuk pipis dan mencuci wajahnya, setelah itu ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Jennie melirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Ia berjalan ke kamar untuk membangunkan Jisoo.

Tanpa basa-basi, Jennie langsung memukul pantat Jisoo. Kebetulan posisi tidurnya tengkurap. "Ji, bangun!"

"Ashh sakit, Jen." Jisoo menggosok pantatnya karena terasa panas, tapi ia tetap tidak membuka matanya.

"Aku hitung sampai tiga, kalau tidak bangun aku pukul lagi. Satu..."

"Ck iya-iya ini bangun." Jisoo bangkit dari tidurnya, tapi matanya masih terpejam.

Karena geregetan, Jennie langsung membuka mata Jisoo dengan kedua tangannya. Ia juga mendekatkan wajahnya. "Cuci muka, terus sarapan!"

Jisoo berdiri menuju kamar mandi, ia juga menggerutu. "Ck, punya istri kejam sekali."

"Apa kau bilang?" Karena kepekaan telinga Jennie di atas rata-rata, ia masih bisa mendengar Jisoo menggerutu meski tidak jelas apa yang dia ucapkan.

"Saranghae." Jisoo menutup pintu kamar mandinya.

Jennie tidak menjawab lagi, ia memilih ke dapur untuk menyiapkan makanannya.

"Makan yang banyak, akhir-akhir ini makanmu banyak sekali." Ucap Jennie saat Jisoo duduk di kursinya.

"Apa? Bukankah kau yang makanannya banyak?" Jisoo tidak terima, padahal jelas porsi makannya tetap seperti dulu.

"Aku? Aku tidak makan berlebihan Jisoo."

"Ck, tidak berlebihan apanya. Porsi nasimu itu dua porsi nasiku, Jen!"  Karena tidak ingin ribut Jisoo memilih mengalah. "Iya maaf, aku selalu ingin makan banyak ketika makan masakanmu."

"Oh iya, sayang susuku habis." Ucap Jennie.

"Susu?" Gumam Jisoo, lantas ia melihat payudara Jennie.

Jennie yang mengetahui tatapan Jisoo pun langsung memukul kepala Jisoo dengan sendok. "Yak! Apa yang kau lihat! Susu ibu hamil Jisoo. Dasar mesum!"

Jisoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe aku kira apa, emm yasudah nanti kita beli sekalian."

"Aku mengajak mereka semua juga." Ucap Jennie dengan pipinya yang penuh nasi.

"Ditelan dulu, biar tidak belepotan makannya." Jisoo mengusap sudut bibir Jennie karena ada sebutir nasi disana.

Jennie mengangguk.

Jisoo yang pertama selesai menghabiskan makannya, ya karena porsinya lebih sedikit dari Jennie. Ia melihat piring Jennie, tinggal dua suap lagi piringnya akan bersih tanpa sisa.

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang