Enjoy kuy.
Waktu terus berlalu. Hingga kini genap satu tahun semenjak kepergian Jennie. Jisoo masih sama, keadaannya sangat memprihatikan. Selalu merancaukan Jennie di saat mabuknya. Bahkan saat ia sadar pun Jisoo terus memanggil nama Jennie.
Wendy tidak bisa terus melihat Jisoo seperti itu. Jisoo yang lebih menyerupai mayat hidup daripada manusia. Jadi hari ini Wendy bertekad untuk pergi ke New Zealand. Membujuk Jennie semampunya agar kembali ke Korea. Wendy juga bersumpah tidak akan pulang sampai Jennie ikut bersamanya.
Wendy pergi sendiri tanpa pengetahuan Jisoo. Kini ia pun tengah duduk di pesawat, menanti keberangkatan yang tinggal beberapa menit lagi. Ia memasang airpods dan memutar musik untuk menemani perjalanannya.
...
Sekitar sebelas jam perjalanan akhirnya Wendy sampai di Auckland Internasional Airport. Ia mencari taxi untuk menuju hotel terdekat dan beristirahat di sana. Ya, karena sudah malam juga. Wendy akan mencari Jennie besok, besok pagi.
Pukul lima pagi alarm ponselnya berbunyi. Tangan Wendy meraba kasur untuk mencari ponselnya. Setelah ketemu, ia mematikan alarm tersebut dan menguap sebentar. Ia beranjak menuju kamar mandi dengan kebiasaanya yang sangat di benci Jisoo, menggaruk pantatnya.
Wendy meneguk air di dalam gelas kemudian membuka laptopnya. Ia mulai melacak dimana lokasi Jennie. Untung juga nomor ponsel Jennie tidak ganti, jadi ia bisa dengan mudah mencarinya. Meskipun nomor Jennie tetap, tapi Jennie telah memblokir semua nomor yang berhubungan dengan Jisoo. Termasuk Wendy juga.
Setelah setengah jam berkutat dengan laptopnya, akhirnya Wendy menemukan di mana Jennie sekarang. Sebelum ia mematikan laptopnya, ponselnya bergetar. Ada pesan masuk dari Dokter Song.
From : Dokter Song
Jisoo tidak mau makan.
Wendy menghela nafasnya. Kemudian membalas pesan dari Dokter Song,
To : Dokter Song
Tunggulah.
Wendy segera menutup laptopnya dan bergegas keluar hotel. Ia mencari taxi untuk menuju tempat Jennie. Wendy sungguh beruntung, tempat tinggal Jennie tidak jauh dari sini.
Setelah menempuh sekitar setengah jam perjalanan, ia pun sampai. Wendy keluar setelah membayar taxinya. Ia memandangi rumah tersebut, cukup mewah dan besar menurutnya. Belum juga melangkah, Wendy mundur dua langkah dan berpikir. Ya tentu Wendy mempunyai pemikiran buruk yang ia khawatirkan selama ini.
"Apa Jennie sudah menikah?"
"Apa Jennie telah menggugurkan anaknya?"
"Apa Jennie mau kembali ke Jisoo?"
Tapi Wendy langsung menepisnya. Ia sudah jauh-jauh kemari. Wendy tidak boleh mundur.
"Tuhan, permudahlah...Aku mohon."
Setelah ia berdoa dalam hatinya, Wendy pun melangkahkan kakinya menuju rumah tersebut. Ia mengambil nafas panjang sebelum mengetok pintu.
TokTok!
TokTok!
Pintu tak kunjung terbuka. Oke kali ini Wendy tidak mengetuk, ia agak menggedor pintu tersebut.
TokTokTokTok!
Dan berhasil, pintu itu terbuka. Mata bulat Wendy dan mata kucing itu bertemu.
"Siapa?" Tanya orang tersebut dengan wajah bingungnya.
"A-apa? Kau tidak mengenalku? Kau sudah melupakanku?" Tentu Wendy sangat bingung dengan penuturan orang di depannya ini.