Enjoy kuy.
Huek!
Jennie segera melepaskan pelukan Jisoo dan langsung berlari ke kamar mandi. Perutnya terasa mual.
Jisoo yang mendengar suara itu pun bangun dari tidurnya dan menyusul Jennie ke kamar mandi.
"Jen, kau kenapa?" Tanya Jisoo sambil memijat pelan tengkuk Jennie.
Huek! Huek!
"Entahlah Ji, perutku mual sekali."
"Pasti masuk angin gara-gara kemarin. Tapi aku kan sudah meminjamimu jaket. Jangan-jangan?" Mata Jisoo membulat.
"Jen, ka-kau hamil? Siapa yang menghamilimu?" Jisoo menutup mulutnya tak percaya.
Plak!
Jennie menampar keras lengan Jisoo. "Jangan bodoh! Memang siapa yang mengambil mahkotaku?! Dan tidak mungkin aku hamil Jisoo."
"Hehe mian, tapi siklus menstruasimu lancar kan?" Jisoo membantu Jennie berdiri dan mendudukkannya di tepi ranjang.
Jennie berpikir sejenak. "Harusnya awal bulan Ji, tapi sekarang sudah akhir bulan belum juga datang bulan. YAK JISOO BAGAIMANA KALAU AKU HAMIL?!" Jennie panik sendiri.
"Tidak, tidak mungkin. Kita baru melakukannya dua kali, tidak mungkin langsung jadi."
Jennie menatapnya tajam. "Kau selalu mengeluarkan di dalam bodoh! Dan kalau aku memasuki masa suburku tidak menutup kemungkinan kalau...ah, Ji eottoke?"
Jisoo memeluknya dari samping, memberinya ketenangan. "Kalau kau hamil aku akan bertanggung jawab."
"Bukan itu masalahnya Ji, aku masih belum siap memiliki anak. Dan status kita? Kita belum menikah Jisoo."
"Tenangkan dirimu dulu, aku akan membeli tespen."
"Kau mau mengecek apakah ada tegangan listrik di tubuhku? Tespek sayangku bukan tespen."
"Hehe aku dulu sekolah jurusan teknik. Aku taunya tespen. Aku buatkan teh dulu ya?"
Jennie mengangguk.
"Semoga hanya masuk angin." Harapan Jennie.
"Ditiup dulu, masih panas. Aku pergi sekarang."
Jennie mengangguk lagi. Perasaannya masih berkecamuk. Jennie tidak ingin itu terjadi sekarang. Apalagi baru satu hari ia berpacaran dengan Jisoo.
Sekitar sepuluh menit Jisoo sudah kembali.
"Ini, Jen."
Jennie ragu menerima tespek itu.
"Cepat di cek." Suruh Jisoo.
Jennie pun berjalan ke kamar mandi. Jisoo menunggunya tepat di depan pintu sambil menempelkan telinganya di pintu. Lama Jisoo menunggu tapi Jennie belum keluar juga.
"Jen?"
Masih tidak ada sautan. Akhirnya Jisoo masuk ke kamar mandi yang tidak di kunci itu. Jisoo melihat Jennie menunduk seraya melihat tespeknya terus.
"Jen?" Jisoo mendekat.
"Ji, eottoke?" Ucap Jennie lirih.
"Wae? Aku lihat." Jisoo mengambil tespeknya.
"Jen? Ka-kau positif?" Si chikin ini kaget dengan hasilnya.
Hiks!
"Hei, kenapa menangis?" Tanya Jisoo. Ia segera menggandeng Jennie untuk keluar dari kamar mandi.