24. Can I?

3.6K 432 27
                                    

Enjoy kuy.



"Jangan tinggalkan aku." Jennie berbicara lirih dan memeluknya dari belakang.

Jisoo mengenal betul suara itu. "Jen?"

Jisoo berbalik dan melihat Jennie yang sudah menangis. Ia segera memeluknya.

"Ji, maafkan aku."

"Ani, kau tidak salah." Jisoo melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Jennie.

"Aku salah maafkan aku. Maaf telah membuatmu kesal."

Jisoo menggeleng dan tersenyum. "Gwaenchana."

Cup!

Jennie mencium bibir Jisoo.

"Gomawo."

"Kok bisa tau aku disini?"

"Black panther yang memberitahuku." Kata Jennie sambil tertawa kecil.

Jisoo mengernyit tak mengerti. "Nugu?"

"Ck, kau tidak pernah melihat Avengers ya. Rumah black panther kan di wakanda, lah namanya Wendy hampir sama dengan wakanda. Yasudah aku hanya ingin memanggilnya black panther saja, ah apa wakanda saja ya, Ji?"

Jisoo hanya menatapnya datar. Ia berpikir harus menjauhkan Jennie dari anak buah thanos. Kalau tidak? Ya begini jadinya, sangat absurd.

"Terus kesini dengan siapa?"

"Rose, dia bersama Yeri sekarang."

Jennie berjalan dan bersimpuh di depan eomma Dara. Jennie memegang tangannya.

"Eomma, masih ingat Jennie kan? Maaf Jennie tadi kesini tidak membawa bunga. Jennie tadi khawatir dengan Jisoo makanya tidak sempat membeli bunga. Maafkan Jennie juga yang menyakiti hati Jisoo, Jennie menyesal eomma."

Pandangan eomma dara yang tadinya hanya menatap lurus ke depan kini melihat Jennie dan mengelus pucuk kepalanya.

Jisoo jelas terkejut, pasalnya ia tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu. Kalau Jisoo berkunjung pun eommanya tetap menatap lurus ke depan dan tidak pernah menatapnya. Akhirnya Jisoo ikut bersimpuh di sebelah Jennie.

"Eomma, kenapa selama kesini eomma tidak pernah mengelus kepala Jisoo?" Jisoo jelas cemburu.

Eomma dara tidak memperdulikannya. Beliau tetap mengelus kepala Jennie.

Jennie menoleh ke Jisoo. "Benar eomma tidak pernah melakukan hal ini padamu?"

Jisoo mengangguk dengan mulutnya yang melengkung ke bawah. Jennie tersenyum dan mengangkat tangan eomma dara perlahan dan memindahkannya ke kepala Jisoo. Pandangan eomma dara sekarang melihat Jisoo. Mereka saling bertatapan. Jisoo menutup matanya membiarkan tangan itu mengelus kepalanya.

Sesaat mata Jisoo terbuka karena tidak merasakan sentuhan di kepalanya. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat eommanya yang telah kembali menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"Kau tau, Jen?aku sangat suka ketika ada yang mengelus kepalaku." Tutur Jisoo.

"Em wae?"

"Entahlah, rasanya hatiku tenang jika ada yang mengelus kepalaku."

"Aku akan melakukannya untukmu." Ucap Jennie dengan gummy smilenya.

Jisoo tersenyum dan mengangguk.

"Setelah ini ikut aku."

"Kemana?"

"Em rahasia, nanti pasti kau akan suka."

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang