Enjoy kuy.
Blamm!
Jisoo menutup pintu setelah menyadari kebodohannya itu. Kemudian menaikkan resletingnya dan kembali memasang ekspresi datar.
Cklek
Pintu terbuka. Dan kedua makhluk pengganggu itu segera berbalik menghadap Jisoo. Mereka berdua tersenyum kikuk karena merasa tidak enak pada Jisoo.
"Kenapa kesini lagi?" Tanya Jisoo dengan tatapan tajamnya.
"Ehee i-itu, Seokjin oppa menyuruh kita kesana sekarang." Rose bicara tergagap.
"Ponselmu kan rusak, terus Rose tadi menelfon Jennie unni tapi tidak diangkat. Jadi kita langsung kesini." Berbeda dengan Rose, Lisa bisa mengendalikan ucapannya.
"Aishh mendadak sekali sih! Hah eottoke!" Wajah frustasi Jisoo sangat jelas sekali. Ia juga butuh pelepasan.
"Yasudah sana ke kamar mandi, dan selesaikan yang harus kau selesaikan." Ucap Lisa santai.
Sedangkan Rose sudah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sengsara Jisoo. Mereka memang sudah tau kalau Jisoo memiliki itu.
"Butuh backsound saat kau melakukannya? Aku punya lagu penyanyi solo wanita yang judulnya solo dan liriknya i'm going solololololo." Rose tidak tahan untuk mengejek Jisoo.
Dengan kesal Jisoo pun menyetujuinya. Ya setidaknya itu untuk menahan suara desahannya nanti supaya tidak terdengar dari luar.
Jisoo pergi untuk melakukan aktivitas solonya di kamar mandi, Lisa dan Rose masuk untuk menunggu Jisoo di sofa. Mereka menonton televisi dengan volume maksimum supaya desahan lucknut Jisoo tidak sampai ke telinga suci mereka.
Cklek
Jennie keluar dari kamar. Ia terganggu karena suara keras di luar kamar. Lisa dan Rose belum menyadari keberadaan Jennie yang sudah berdiri di sampingnya.
"YAK! BISAKAH KALIAN MENGECILKAN VOLUME TELEVISINYA!" Jennie berteriak.
"Kamjagiya." Ucap Lisa dan Rose bersamaan sambil mengelus kedua dada mereka.
Dengan cepat Lisa menurunkan volume televisinya. Tatapan mereka berdua kembali ke televisi. Mereka tidak berani menghadap Jennie yang sedang memasang death glare itu.
"Jisoo di kamar mandi?" Tanya Jennie.
Mereka berdua pun hanya mengangguk dengan pandangan tidak lepas dari televisi.
"Apa yang sedang dia lakukan dengan musik sekeras itu?"
Mereka berdua hanya menggeleng.
Jennie kesal karena dua makhluk pengganggu itu hanya menjawabnya dengan bahasa isyarat. Jadi ia memutuskan langsung berjalan ke kamar mandi.
Samar-samar Jennie mendengar suara desahan.
"Apa yang dia lakukan?" Gumam Jennie.
"Ji, buka pintunya!" Ucap Jennie sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"JISOO!"
Sedangkan di dalam kamar mandi Jisoo terkejut karena Jennie memanggilnya. Tapi ia tidak peduli, karena sebentar lagi mencapai klimaksnya. Jisoo mendesahkan nama Jennie dan membayangkan jika Jennie lah yang sedang mengurut penisnya.
"Aahhhhhh, Jennie ahhhhhh." Akhirnya Jisoo mecapainya.
Sebelum keluar ia mengatur nafasnya dulu dan merapikan pakaiannya.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka. Jennie sudah menunggu di depan pintu dengan tatapan tajamnya itu.