28. Psycho

3K 380 46
                                    

Enjoy kuy.



Slurpp!

Suara ini sudah terdengar puluhan kali di mobil seulgi.

"Ji,kita antar ke dokter ya?" Tanya Wendy.

"Tidak usah, aku sudah punya obat."

"Yasudah kita akan menemanimu, aku tidak tega meninggalkanmu sendiri dalam keadaan seperti ini."

"Hmm."

Setelah sampai apartemen Jisoo berbaring di tempat tidurnya. Wendy dan Seulgi duduk di pinggiran ranjang.

"Obatmu dimana? Biar ku ambilkan." Tanya Seulgi.

"Obatku di apartemen Lisa." Jawab Jisoo dengan menutup matanya.

"Ck, makanya jangan menyakitinya." Cibir Wendy.

"Kenapa kau tidak segera mengungkapkan perasaanmu sih?! Apa perlu Seulgi yang mengungkapkan perasaannya pada Jennie?"

"Yak! Yak! Kenapa aku? Jennie memang cantik, tapi dia bukan tipeku."

"Aku tidak bisa. Aku masih merasa bersalah padanya. Appanya meninggal karenaku."

"Bukan salahmu, bukan kau yang membunuhnya. Kau kan sudah berusaha menyelamatkannya waktu itu, tapi sayang Tuhan berkehendak lain." Kata Wendy.

"Benar apa kata Wendy. Jadi jangan merasa bersalah, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Kita juga terlibat waktu itu, dan aku juga akan membantumu menjaga Jennie."

"Aku ingin segera pindah apartemen. Wen, bisakah kau mencarikannya untukku?"

"Hm? Kenapa tiba-tiba?"

"Kalau disini terus aku akan selalu terbayang-bayang olehnya."

"Yak! Kau mau melupakannya?" Tanya Seulgi.

"Hmm, aku tersiksa dengan rindu ini, Seul."

"Hentikan, Ji! Aku tidak kuat mendengarnya."

Jisoo bangkit dari tidurnya dan bersandar di kepala kasur.

"Wajahmu sangat pucat. Kalau kau tidak mau ke rumah sakit, biar aku memanggil dokternya kesini."

"Aku tidak apa-apa, Wen. Besok juga pasti sembuh."

Setelah mengatakan itu Jisoo roboh ke kanan karena pingsan.

"Yak! Jisoo! Bangun!" Mereka berdua panik.

Tidak ada jalan lain selain membawa obatnya kesini.Wendy langsung menghubungi Rose.

"Rose! Jennie mana?"

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Cepat berikan pada Jennie, nanti kau tau sendiri."

"Tunggu sebentar."

Rose masuk ke kamarnya, Jennie sedari dari berdiam diri disana.

"Wendy unni ingin bicara denganmu."

Jennie menoleh. "Ada apa?"

Rose menggeleng dan langsung memberikan ponselnya.

"Hallo, Wen?"

"Jen, bisakah kau menemui si bodoh ini? Dia sekarang pingsan."

"Apa? Pingsan? Kenapa biasa pingsan?"

"Cepat kesini, aku tidak tega melihatnya menderita seperti ini."

"Ba-baiklah aku akan kesana."

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang