Enjoy kuy.
BRAK!
Jisoo menutup pintu apartemennya kasar. Ia lalu duduk di kursi dengan nafasnya yang naik turun. Ia tidak ingin melampiaskan kemarahannya lagi pada Jennie.
"Bajingan! Ternyata kau musuh dalam selimut, pagar makan tanaman, serigala berbulu domba, air susu di balas air tuba, Tut Wuri Handayani, bhineka tunggal ika. Mau bermain-main denganku ya? Aku salah menilaimu ternyata." Jisoo bicara sendiri dengan seringai andalannya.
Tangan Jisoo mengepal untuk meredam kemarahannya.
"Jisoo, kapan pulang?" Jennie terbangun karena terganggu dengan suara berisik yang Jisoo buat tadi. Ia berjalan ke arah Jisoo dengan mengucek matanya.
Jisoo tersenyum mendapati wajah Jennie yang lucu itu. Seketika kemarahannya lenyap begitu saja. Jisoo menuntun Jennie untuk duduk menyamping di pangkuannya.
"Kenapa bangun?" Jisoo segera memeluk Jennie dengan erat.
"Aku mendengar suara pintu tertutup dengan kencang. Ada apa?" Jennie berbicara dengan matanya yang terpejam dan menyandarkan seluruh tubuhnya pada Jisoo.
Jisoo tidak tahan untuk tidak mengecup kening Jennie.
"Tidak apa-apa."
''Benarkah?"
"Iya sayang." Jisoo terus menciumi kening dan pipi Jennie.
"Ini juga." Jennie menunjuk bibirnya dengan matanya yang masih terpejam. Ia sangat mengantuk bahkan untuk membuka matanya pun tak mampu.
Jisoo tersenyum kemudian mengecup bibir Jennie. Ia ulangi terus mencium kening, pipi, kemudian bibirnya.
"Pindah ke kamar ya?"
Jennie hanya mengangguk. "Gendong.." ucapnya.
Jisoo tersenyum dengan kelakuan manja Jennie ini. Ia segera membawanya ke kamar.
Jisoo meletakkan Jennie secara perlahan di atas kasur. Kemudian ia mengganti pakaiannya dengan piyama setelah itu ikut berbaring di samping Jennie.
Jennie mencoba menemukan posisi ternyamannya. Dengan segera ia tidur di atas dada Jisoo dan memeluknya.
"Jisoo?" Panggil Jennie.
"Hm?" Ucap Jisoo sambil mengelus kepala Jennie yang ada di dadanya.
"Kenapa jantungmu berdetak?"
"Kalau tidak berdetak mati dong."
"Maksudku kenapa berdetak cepat sekali?" Jennie menggodanya.
"Karena kau tidur dengan posisi tidak wajar!" Batin Jisoo.
Jisoo diam. Ia bingung harus menjawab apa.
"Merasa tidak nyaman? Baiklah aku akan ganti posisi." Jennie sudah bersiap bangkit tapi Jisoo menahan badannya.
"Gwaenchana, biarkan jantungku terbiasa dengan posisi ini." Jisoo masih setia mengelus kepala Jennie.
"Jisoo?"
"Apa lagi?"
"Sing me a lullaby."
Jisoo diam.
"Nyanyikan aku lagu pengantar tidur kalau kau tidak tau artinya."
"Jangan menghinaku, aku tau artinya."
"Eoh, jinjja? Waktu Rose bilang your bird is out from your pants kau malah menjawab tidak punya burung."