Enjoy kuy.
Ponsel Dokter Song bergetar. Ia segera membukanya, ternyata Dokter Kang yang mengiriminya pesan.
From : Dokter Kang
Ke Rumah Sakit sekarang, cepat!
"Jen, Dokter Kang mengirim pesan agar kita ke Rumah sakit sekarang." Ucapnya sedikit panik.
"Ke-kenapa? Apa yang terjadi?"
"Aku juga tidak tau, ayo cepat!"
Jennie langsung menggendong Mingyu. Ia mengikuti langkah Dokter Song yang semakin cepat. Setelah sampai di mobil, Dokter Song segera melajukan mobilnya menuju Rumah Sakit.
Pikiran Jennie semakin kacau. Ia tidak mau apa yang Ia khawatirkan terhadap Jisoo terjadi. Ia juga tidak mau menerka-nerka kenapa Dokter Kang menyuruh mereka ke Rumah Sakit.
Air matanya langsung meluncur begitu saja melewati pipinya. Ia teringat ucapan Jisoo, 'wajar jika ada yang tertembak atau tertusuk'. Kepala Jennie terus menggeleng. Ia harus berpikiran positif jika Jisoo nya baik-baik saja. Jennie hanya ingin orang yang Ia nantikan itu pulang dalam keadaan sehat dan selamat.
"Bubuu.." Mingyu menatap Jennie dengan tatapan polosnya.
Jennie mengusap air matanya. "Kenapa sayang?"
"Bubuu.."
Jennie mengerti, itu adalah panggilan Mingyu untuk Jisoo. Mingyu tidak pernah mengoceh seperti itu kalau bukan dengan Jisoo.
"Mingyu merindukan Daddy?" Tanya Jennie dengan suaranya yang semakin bergetar.
"Bubuu.."
"Sebentar lagi kita bertemu Daddy, sayang." Di akhir kalimatnya Jennie menangis. Ia memeluk Mingyu agar bayi gembulnya tidak tau jika Ia sedang menangis.
Pandangan Dokter Song pun semakin kabur. Ia tidak tega melihat Jennie yang berpura-pura tegar di hadapan anaknya. Ia segera menghapus air matanya untuk kembali fokus menyetir lagi.
...
Setelah setengah jam perjalanan, mereka sampai di Rumah Sakit.
"Biar aku yang gendong, kau masuklah dulu."
Jennie mengangguk. Ia memindahkan Mingyu yang tengah tertidur pulas ke gendongan Dokter Song. Jennie segera berlari masuk untuk mencari Jisoo.
"Jen?" Panggil Dokter Kang saat melihat Jennie.
Nafas Jennie masih terengah-engah. "Dimana Jisoo?"
"Jen, tenanglah dulu." Dokter Kang tidak tega melihat Jennie yang tampak sangat berantakan.
"JISOO DIMANA, DOK!" Teriak Jennie karena Dokter Kang tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
Dokter Kang menarik nafasnya, kemudian membuangnya pelan. "Di kamar jenazah."
Deg!
Jantung Jennie langsung tidak berfungsi saat itu juga. "A-apa?" Air matanya pun kian mengalir deras.
"Di---" Dokter Song tidak melanjutkan ucapannya karena Jennie berlari meninggalkannya.
Langkah Jennie semakin cepat menuju kamar jenazah. Ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang di Rumah Sakit yang memandangnya aneh.
Sesampai kamar jenazah, Jennie tidak langsung masuk. Ia harus menguatkan hatinya dan kakinya yang semakin gemetaran. Tangannya perlahan memutar kenop pintu. Ia membukanya perlahan, dan...
BRUK!
Ia roboh di depan pintu kamar jenazah.
"Hiks...Jisoo..." Tangisnya semakin pecah setelah melihat siapa yang berada di dalam kamar jenazah itu.