32. Not Funy

3K 383 50
                                    

Enjoy kuy.



Jennie memutar tubuhnya untuk melihat wajah Jisoo. Meskipun Jennie memaksakan dirinya untuk tidur, tapi matanya tidak mengijinkan. Ia memandangi wajah orang yang sangat disayanginya saat ini. Jennie bisa melihat mata Jisoo sembab meski ia menutup matanya. Jennie mendekatkan dirinya dan memeluk erat tubuh Jisoo.

"Mianhe, Ji."

...

Ponsel Jisoo berdering. Karena merasa terganggu ia membuka matanya dan langsung menggeser tombol hijau tanpa tau siapa yang menelfonnya.

"Hmm."

"Ji, kau jadi pindah apartemen tidak?"

"Em Wendy? Iya nanti setelah masalah ini selesai."

"Kalau sudah memutuskan langsung hubungi aku.''

"Hmm."

Jisoo mengucek matanya kemudian melihat Jennie yang tengah memeluknya erat. Ia perlahan memindahkan tangan Jennie yang berada di lehernya. Tapi tidak bisa, karena Jennie semakin erat memeluknya.

"Sebentar, aku mau pipis."

"Jen, sudah pucuk."

Jennie melepaskan pelukannya. "Cepat kembali." Ia masih belum membuka matanya.

Jisoo berjalan ke kamar mandi untuk menuntaskan pipisnya yang tertunda. Ia tidak langsung kembali ke kamarnya, melainkan rebahan di sofa untuk menonton kartun. Tapi tidak jadi karena hampir seluruh Chanel membahas tentang Jennie. Jadi Jisoo memutuskan untuk tidur saja.

Sedangkan Jennie memilih untuk bersandar di kasur karena Jisoo yang tak kunjung kembali ke kamarnya. Ia mengecek ponselnya, banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab. Jennie membacanya satu persatu. Semua temannya menanyakan apakah kabar itu benar. Tapi Jennie tidak peduli, ia langsung mematikan ponselnya.

Jennie keluar kamar mencari Jisoo. Ia menghela nafasnya saat menemukan chikinnya tidur di sofa. Mungkin Jisoo masih marah pikirnya, Jennie mendekatinya dan duduk di sofa yang masih tersisa. Ia mengelus pipi Jisoo, kemudian mencium keningnya.

"Mianhe."

Kata maaf terlontar lagi dari bibirnya.

Jennie berjalan ke dapur untuk memasak. Ia akan memasakkan ayam yang banyak untuk Jisoo. Tapi saat memegang ayamnya...

HUEK!

Jennie langsung berlari ke kamar mandi karena perutnya mual.

Karena Jisoo tidak benar-benar tidur, ia bangkit dari sofa dan menghampiri Jennie. Ia memijat tengkuknya.

"Kenapa?" Tanyanya dingin.

"Gwaenchana, hanya mual. Tidurlah lagi, aku akan memasak untukmu."

Jisoo langsung pergi tanpa menjawabnya.

Jennie menghela nafasnya. Fix, Jisoo marah padanya. Ia melanjutkan memasak, tapi saat menyentuh ayamnya, Jennie merasa mual lagi. Ia pun segera menuju kamar mandi.

Karena mendengar Jennie muntah-muntah, Jisoo bangkit lagi dan melihat Jennie.

"Jangan memasak, kita delivery saja."

Jennie selesai dengan muntahnya, ia berdiri dan menatap Jisoo. "Maaf, setiap kali aku menyentuh ayam perutku langsung mual."

Jisoo mengangguk. "Masak yang lain saja." Ia pergi lagi.

Jennie memilih memasak nasi goreng kimchi. Ia mengiris bahannya dengan air mata yang turun di pipinya. Jennie terluka ketika Jisoo mengabaikannya.

Ash!

The Truth Untold (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang