Bagian 3 Aku Tenang

6.2K 499 0
                                    


~Kota dingin, namun menghangatkan bagiku~

Setelah dua belas jam perjalanan dari kampung, akhirnya aku bisa menghirup udara pagi di kota paris van java ini. Di sini aku merasa tenang. Di tanah rantau, lebih menenangkan meskipun aku sendiri di sini. Jauh dari keluarga, semakin membuatku mandiri. Setelah wisuda, aku memutuskan untuk mencari kerja dan menetap di sini. Bandung, aku mencintaimu.

Drettt .. drettt ... ponselku bergetar. Aku segera membukanya.

'Ris, aku ke kosmu sekarang ya. Aku mau ceritain sesuatu.' Aku segera membalas pesan sahabatku itu.

Namanya Riri, teman kuliahku hingga saat ini. Dia baik, dia selalu membantuku. Yah, tapi dia sedikit bawel.

Tak perlu menunggu lama, dia sudah tiba di kosku. Wajar, jarak kos kami tidak jauh.

"Ris! Kamu harus ikutan kayak aku!" Baru saja membuka pintu kamar, dia sudah berbicara lantang padaku.

"Pokoknya kamu harus ikut! Ini kesempatan untuk mewujudkan cita-citamu, Ris!"

"Memangnya apa?"

"Nih, aku baru aja daftar komunitas mengajar di pedalaman. Aku mau pergi ngajar sama kamu."

"Ke Papua," tambahnya.

Aku berbinar senang, "Yang benar? Kamu udah daftar?"

"Udah, sekarang mana laptopmu biar aku daftarin kamu."

"Nggak semudah itu, Ri. Aku harus izin ke Ibu dulu. Apalagi Ayah, aku harus merengek untuk mendapat izinnya."

"Ah, kamu saja merantau jauh ke sini dikasih izin, pasti kamu diizinin kok."

"Yasudah daftarin aku sana!" perintahku pada Riri.

Saat SMA, aku berkeinginan untuk mengajar di daerah pedalaman. Aku akan buktikan ke Mas Rayyan kalau menjadi seorang guru itu keren. Eh, Mas Rayyan sekarang di mana ya? Apa dia sudah mewujudkan impannya?

"Eh, Ri. Kamu inget Mas Rayyan yang aku ceritain dulu, nggak?" tanyaku tiba-tiba pada Riri yang sedang serius menghadap laptop.

"Oh, si Mas Rayyan yang jadi kakak angkatmu itu?"

"Iya, tiba-tiba aku keinget dia. Dulu aku pernah bilang ke dia kalo aku mau jadi guru, terus dia bilang ke aku kalo lebih keren guru daripada tentara. Sekarang dia jadi apa, ya?"

"Jadi superhero kali," kata Riri, masih saja serius dengan laptopku.

Sersan, kau kembali(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang