BUKAN UPDATE

3.7K 110 13
                                    

Assalamualaikum...
Aku mau numpang CURHAT gaesss...
Kalau nggak dibaca juga nggak papa. Biar lega aja udah nulis. Sengaja di sini, biar bisa dikenang sampai kapanpun.

Sejatinya manusia itu selalu menolak kegagalan yah.
Kita selalu tak siap dihadapkan oleh kegagalan.
Meskipun mencoba ikhlas, tetap saja ada luka.
Hari ini sedikit harapku dipatahkan.
Oleh sebuah kegagalan.
Tapi, cuma sedikit. Masih BANYAK HARAP yang masih tumbuh subur.

Siang tadi, selepas shalat dzuhur. Batinku menangis.
Menyadari bahwa manusia selalu merasa dilukai oleh kegagalan.
Itu terjadi padaku.
Sempat membuatku jatuh, tapi aku malu!
Aku harus bangkit. Tapi, aku juga kecewa.

Memang, saat kita dirudung gelisah, tak tenang, setan selalu membisik menggoda. Aku sempat kalah, berpikir tentang "Seandainya, seharusnya, kalau saja, coba saja aku nggak ambil itu, kalau saja aku pilih itu, pasti tak semenyedihkan ini."
Setan sempat berhasil menggodaku!
Tapi aku mengingat, tokoh Papanya Rayyan yang menasehati istrinya agar tidak berandai-andai.

Memang, kita sulit menerima ketetapan. Sulit untuk ikhlas. Kadang, bersyukur pun kita masih pilih-pilih.

Aku mencoba menguatkan diriku sendiri.
Mencoba membisik pada diri sendiri, bahwa ini yang terbaik.
Setidaknya, perjalananku sampai detik ini sudah menepati janjiku pada diriku sendiri.

Dulu aku pernah berjanji, untuk mengambil pilihan ini apapun yang terjadi. Dan aku sudah menepatinya.

Dari dulu aku berdoa untuk bisa kuliah di sana.
Tidak mengeja agar masuk melalui jalur SNMPTN.
Aku pernah janji pada diriku sendiri. Jika aku mendapat kesempatan untuk mendaftar SNMPTN, aku akan pilih universitas itu.

Sedikit menguatkan, berbicara tentang tepat janji.
Aku sedikit lega, setidaknya aku tak pernah ingkar janji pada diriku sendiri.

Mungkin saja ketetapanNya hari ini adalah pengabulan sebuah doa. Entah doa dari siapapun itu.
Mungkin, di dalam hati saudaraku, tidak ikhlas melepasku kuliah jauh di sana.

Aku berharap, sedikit lukaku hari ini akan terganti dengan bahagia.
Aku tidak menyesal memilih ini. Yah meskipun akhirnya gagal. Tapi aku akan berusaha mencari kebahagiaan.

Jika tiga tahun yang lalu, aku menyaksikan secara langsung bagaimana reaksi seseorang yang tengah diuji dengan kegagalan.
Tangis yang tak henti. Sakit tiada tara, sulit menerima ketetapan.
Kali ini, aku belajar dari masa itu. Bahwa kegagalan tak musti ditangisi. Boleh menangis, tapi jangan sampai larut. Jangan sampai seolah-olah kita menolak takdir.

Allah juga mengabulkan doaku hari ini.
Aku minta untuk dikuatkan menerima segala ketetapanNya.
Minta diberi hati yang lapang. Minta diberi jiwa yang mudah mengikhlaskan.
Terkabul. Setidaknya sedih ini hanya melintas, bukan menetap.

Hari ini, tawa bahagia dan tangis kecewa menggema.
Teruntuk teman-temanku yang lolos SNMPTN, semangat ya. Kalian hebat.
Untuk yang sama denganku, gagal, jangan ditangisi terus-menerus. Semoga kebahagiaan itu akan datang pada kita. Semangat UTBK, yang sabar ya infonya masih belum jelas. Semoga saja dipermudah, jangan dipersulit.

Semoga wabah ini juga cepat berlalu. Agar kita bisa beraktivitas seperti biasanya.

Salam, dari saya yang pernah gagal. Yang pernah sakit.
Teman-teman, siapapun kalian yang hari ini lolos SNMPTN, selamat ya.
Siapapun kalian yang lolos di Prodi Pend. Bahasa Indonesia, nitip mimpiku yaaa. Jadilah guru yang baik, yang selalu mengabdi tanpa pamrih.

Mohon doanya agar aku bisa lolos di SBMPTN.

Sersan, kau kembali(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang