satu

226 7 0
                                    

Selamat membaca

Salam hangat dariku
♡♡

***
Puncak perpisahan pun dimulai. Malam ini semua menangis dan bahagia secara bersamaan.

Sedih karena akan ada berpisah dan senang bisa melanjutkan kembali dan masuk disekolah favorit yang mereka inginkan.

"Sedih deh gue." ucap Nursifa setelah acara selesai.

"Iya, entar mah nggak bisa kumpul kayak gini lagi deh." kata Dewi dengan nada sedih.

"Kalian sih pada nggak mau lanjut lagi." ucap Salsa.

Dewi menyahuti. "Mau gimana lagi, udah lulus SMP aja alhamdulilah."

Orang tua Dewi memang bukan orang berada. Sewaktu Dewi umur 3 tahun, papanya meninggal. Dewi pun dititipkan kepada neneknya, karena ibunya tidak mungkin bisa mengurusi kedua anaknya yang masih kecil seorang diri. Hingga akhirnya Dewi dan kakaknya terpisah.

Setelah umur Dewi tiga belas tahun. Orang tuanya meminta Dewi tuk tinggal dengan mereka. Dewi baru tahu ia memiliki papa baru. Walau pun ia sempat marah, namun ia bisa menerimanya.

Setelah sekolahnya selesai, neneknya meminta Dewi tuk tinggal lagi dengannya dan membantunya mengurusi toko karena ia sudah tidak sanggup mengurusi toko itu seorang diri, terlebih lagi usianya sudah mulai renta. Dewi pun menyetujui, walaupun ia harus berpisah kembali dengan ibu dan kakaknya. "Gue mau ke bandung, kasian nenek gue disana sendirian. Oh ya, kapan-kapan kalian main lah kesana." lanjut Dewi.

"Bisa diatur."ucap Nursifa.

Nursifa juga tak mau melanjutkan sekolahnya, ia ingin bekerja. Itu sih alasannya ketika mereka bertanya kepadanya.

"Lo keterima dimana sal?" tanya Dewi menatap Salsa. Mendengar itu Nursifa pun menatap kearah Salsa.

"SMK Negeri."

Nursifa mengerutkan keningnya. "Loh kok SMK, bukannya lo mau masuk SMA ya?"

Nursifa masih ingat bahwa sahabat satunya ini ingin sekali masuk SMA ketimbang SMK. Namun entah kenapa saat hari ini tiba dia berpindah haluan.

"Orang tua gue pengennya masuk SMK, ketimbang masuk SMA." jelas Salsa.

"Kenapa emangnya?"

"Nggak tahu deh." jawab Salsa acuh. "Lagi pula mau masuk SMK atau SMA sama aja. Sama-sama mau belajar."

"Iya-iya." jawab keduanya serempak.

"Woy foto-foto lah sini, mojok mulu. Kagak mau buat kenang-kenangan nih." teriak seseorang mengajak mereka berfoto.

"Iya bentar."

"Yuk kesana." mereka bertiga pun bergabung dengan beberapa teman sekelas dan seangkatan.

Salsa memang tidak punya banyak teman dekat. Ia jarang sekali bersosialisasi. Hanya teman- teman sekelasnya saja yang ia hapal nama-namanya, selebihnya ia tidak tahu.

"Sal mana ponsel lo?" minta Dewi.

"Mau ngapain emang Dew?" tanya Salsa dan menyerahkan ponselnya kepada Dewi.

"Gue mau buat Fb, biar nanti bisa gampang kalau mau reunian atau ketemuan. Lo sih nggak pernah buat sosmed." jelasnya dan mengutak ngatik ponsel Salsa.

"Nomor ponsel juga kalian punya. Lagi pula gue nggak berniat ganti kartu."

"Kan nggak ada yang tau, bisa aja kartu ini tiba- tiba ilang."

"Udah deh lo nurut aja." sahut Nursifa.

Salsa pun pasrah.

Setelah selesai, Dewi menyerahkan kembali ponselnya. "Udah deh, nih, gue balikin."

"Pokoknya lo harus aktif juga di dunia maya, tapi jangan keseringan juga ntar lo lupa lagi dunia nyata." canda Dewi.

Salsa mencibir. "Yeh. Emang gue itu lo apa."

"Lo juga jangan sering sendirian terus. Harus bisa cari temen disana. Kan gue sama sifa nggak bareng lo lagi." ucap Dewi dengan nada sedih.

"Kok jadi melow yah." ucap Salsa.

"Hari ini nggak boleh ada yang sedih. Pokoknya kita harus senang-senang. Okee." ucap Nursifa.

Mereka pun menghabiskan waktu bersama, tertawa dan bercanda. Meskipun mereka tahu esok mungkin tak bisa seperti ini lagi. Karena mereka harus mengejar mimpinya masing-masing.

***

Salsa sudah mengurusi semua hal yang dibutuhkan disekolah barunya. Dan mulai besok ia harus datang kesekolah itu dan melakukan pendaftaran.

Untung saja ia tidak sendiri. Ada beberapa anak disekolahnya yang masuk kesekolah yang sama dengannya. Awalnya Salsa sempat ragu. Namun Jihan mengajakannya tuk datang kesana bersama-sama.

Pendaftaran sudah selesai dilakukan. Hari ini semua siswa dan siswi baru dikumpulkan. Sang guru membacakan nama-nama yang lolos tahap pertama.

Nama salsa pun terpanggil, ia pun maju dan masuk kedalam ruangan. Namun nama Jihan belum dipanggil juga.

Salsa duduk di samping seorang siswi, siswi itu nampak acuh. Salsa pun jadi ragu memperkenalkan diri. Seorang senior datang, mungkin anggota OSIS. Terlihat dari jas yang mereka gunakan.

Mereka memberi arahan dan barang apa saja yang harus disiapkan saat MOS berlangsung.

Setelah selesai Salsa pun keluar. Ia pun mencari Jihan.

"Gue kayaknya tahap kedua deh." ucap Jihan, saat Salsa berada didekatnya.

"Gue doain semoga lolos, semangat ya." ucap Salsa menyemangati Jihan. "Terus tahap keduanya kapan dilaksanain?"

"Katanya sih hari rabu." jihan berdiri. "Udah kan, Pulang yuk." ajaknya.

Salsa dan Jihan pun Pulang.

Hari rabu pun tiba, Salsa tak datang kesekolah barunya. Karena hanya siswa siwi yang belum lolos tahap pertama saja yang diperkenankan datang.

***

Tiba saat MOS berlangsung. Semua memakai hitam putih, Jihan dan Salsa berbeda ruangan. Ia pun masuk kedalam ruangan yang tertera nama dirinya. Ia melihat kesekeliling, ternyata sudah banyak yang datang. Bahkan bangku yang tersisa hanya ada dibelakang itu juga barisan laki-laki, mau tidak mau Salsa pun melangkah kesana.

Tiba-tiba seorang siswi datang menghampiri mejanya. "Boleh gue duduk disini?" ucapnya meminta ijin.

Salsa menoleh. "Boleh. Kosong kok."

Siswi itu pun duduk disamping Salsa. "Gue Naura, nama lo siapa?" ucapnya memperkenalkan diri.

"Salsa." kata Salsa ramah.

Mereka pun terdiam. Salsa bingung harus berkata apa lagi tuk memulai percakapan dengan teman barunya. Hingga guru pun datang dan memberi sedikit meteri dan perkenalan beberapa jurusan.

Hari kedua telah berlangsung, hari ini mereka akan mengadakan game yang telah dibuat oleh anggota OSIS.

Salsa dan Naura satu kelompok, mereka melaksanakan beberapa permainan. Hingga baju mereka basah dan kotor.

Hari ketiga menjadi hari penutup di laksanakan dengan cara meminta tanda tangan anggota OSIS dan mencari nama peserta yang telah dibagikan nama-namanya, mereka juga disuruh mencatat nama yang mereka tanyakan kepada orang lain. Salsa dan Naura sempat kesulitan, ia bahkan sudah bertanya kebeberapa orang, namun orang yang ia cari belum juga ia temukan. Menyenangkan dan menguras tenaga juga.

Puncak MOS pun akan berlangsung. Dengan cara pelepasan balon dan sambutan oleh kepala sekolah. Siswa-siswi baru pun berbaris dilapangan. Untuk meresmikan mereka menjadi siswa-siswi disekolah ini.

Setelah selesai mereka bisa pulang dan kembali lagi hari senin tuk memulai sekolah.





***

Jangan lupa vote dan komen

Tunggu part selanjutnyaa

See you♡

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang