Selamat membaca
♡♡□□□□□□□
Bagas berjalan mengendap-ngendap mengawasi kesekeliling, bukan hal baru bagi Bagas tentang bolos membolos, dirinya sudah terbiasa saat masih SMP.
Sebelumnya ia sudah meminta ijin kepada Bu Ida untuk ketoilet. Namun itu hanya alibinya saja agar bisa keluar dari kelas.
Tujuannya adalah kantin belakang sekolah.
"Harusnya aku yang disana dampingimu dan bukannya harusnya yang kau pilih bukan dia...." Dias tengah bernyanyi dengan gitar kesayangnnya. Dias adalah siswa kelas 12 yang bentar lagi akan melaksankan ujian. Namun menurut Dias, selagi ada waktu buat senang-senang kenapa nggak.
"Abis putus ya yas." Ledek Fajar sambil menikmati gorengan yang dibuat Mba Tuti.
Mba Tuti adalah penjual gorengan dikantin ini. Sebenarnya sudah berapa kali Mba Tuti menasehati mereka agar tidak membolos lagi, terutama bagi anak kelas 12 yang sebentar lagi akan disibukan dengan beberapa ujian. Kasiankan kalau mereka ketinggalan pelajaran.
Namun mereka selalu bilang. "Kita mau menikmati masa muda aja kok Mba, jadi anak baik-baik itu nggak seru Mba. Nggak akan ada kejadian yang bisa diinget." Kurang lebih seperti itu jawabannya, atau ada juga seperti ini. "Kasian otak saya Mba, dikasih pelajaran mulu. Ntar stres. Kali-kali dikasih gorengan biar kenyang." Ada juga yang menceletuk seperti itu.
Walaupun mereka seringkali mendapat hukuman atau paling parah panggilan orang tua, tak membuat mereka kapok. Seakan itu sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.
"Bacot." Ucap Dias. Ia pun menyomot gorengan yang ada dimeja.
Bagas duduk disamping Fajar. "Ini nih ketua kelas, kenapa nongol disini ya?"
"Dikelas suntuk bang, butuh hiburan nih." Ucap Bagas sambil mengunyah gorengan.
Bobi datang dengan wajah lelah seperti habis berlari.
"Minuman gue tuh." Ucap Dani yang melihat minumannya telah habis oleh Bobi.
Bobi menyengir tanpa dosa. Lalu duduk didepan Bagas. "Parah kenapa lo nggak ketahuan sama Pak Andre sih." Ucapnya kepada Bagas.
"Lo nya aja kurang mujur."jawab Bagas seadanya.
***
"Kantik yuk." Ajak Naura.
"Eh ikut dong." Sahut ketiganya, Amel, Karlina dan juga Hana menghampiri meja mereka.
"Nggak papa kan?" Ucap Hana.
"Yuk." Ucap Salsa tersenyum ramah.
Sepanjang perjalan pun mereka mengobrol dan bercerita tentang hal lucu yang mereka temui tadi pagi, entah itu orang yang jatuh ke got hingga anak kucing Hana yang tidak tau siapa bapaknya.
"Gila masa sih, terus kucing lo anaknya banyak dong." Ucap Amel.
"Ada lima, masih kecil-kecil lagi. Besok-besok gue kurung tuh kucing."
Amel tertawa Geli.
"Mau pesen apa nih?" Tanya Salsa setelah mereka sampai di kantin.
"Apa aja deh terserah, yang penting kenyang." Karlina duduk dibangku yang disediakan dikantin.
"Gue kasih racun mau nggak." Canda Naura.
"Bukannya kenyang guenya mati ntar."
"Tadi katanya apa aja." Karlina memutar bola matanya malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Completed]
Teen FictionDia yang pernah aku cintai, namun belum sempat aku katakan. Hingga akhirnya dia pergi bahkan tidak tahu kapan akan kembali. Namun kejelasan itu belum sempat aku dapatkan.