♡♡♡
Matahari pun sedikit demi sedikit menampakan cahayanya. Kabut pun kian menghilang, namun rasa dingin masih saja menjalar.
Salsa masih nggak melepaskan selimutnya. Bahkan jaket yang ia kenakan cukup tebal pun, masih saja merasa kedinginan. Bukan hanya dirinya saja, tapi beberapa dari mereka pun masih menutupi tubuhnya dengan selimut.
Salsa melihat jam tangannya.
Setengah tujuh.
Mau tak mau ia pun segera bangun, namun masih belum beranjak dari tempatnya. Ia melihat beberapa anak laki-laki tengah memasak air dan juga nasi liwet.
"Perasaan ini kopi gue, kenapa lo yang minum."
"Bikin lagi, gampangkan."
"Gampang pala lho, kopi gue abis."
"Udah sih, nggak perlu diributin." Firman meleraikan Yudi dan Juga Putra.
Putra menatap Firman dengan senyuman mengembang. "Lo punya kopi?"
Firman sersenyum. "Nggak."
"Yeh."
Salsa sesuatu dalam tasnya, lalu mendekat kearah mereka.
"Ade manis udah bangun." Ucap Yudi. "Butuh air anget?" Tawarnya.
"Pagi-pagi udah gombalin anak orang."
"Suka-suka gue dong."
Salsa terkekeh pelan. "Boleh kak." Ia menaruh beberapa shaset kopi good day. "Ini Kak, aku bawa banyak."
"Boleh minta satu dong." Putra mendekati Salsa.
"Ambil aja Kak."
Firman membuka bungkus kopi itu, lalu menuangkannya kedalam gelas tak lupa juga memasukan air hangat.
Salsa memperhatikan ketiga orang itu, ia duduk beralasan tikar yang mereka bawa dari rumah. Perhatiannya tertuju kepada Firman yang membawa gelas yang berisi kopi, dia pun duduk disamping Salsa.
Salsa menoleh. "Nih dek." Firman mengodorkan gelas itu.
"Makasih Kak."
Firman mengangguk.
Tak lama Vina pun muncul dengan selimut yang masih melekat ditubuhnya. "Kenapa nggak dibangunin sih, Sal."
"Tadi lo tidurnya pules bangat, jadi nggak tega."
Vina melirik Firman. "Pagi Kak."
"Pagi."
"Vin, lo mau kopi!" Teriak Yudi yang tengah memanasi air hangat lagi.
"Mau Kak!"
Sedikit demi sedikit, semuanya pun telah bangun dan segera berkumpul sambil menunggu nasi liwet matang, tak terkecuali Pak Burhan.
"Kalau ditempat seperti ini, cowok yang paling jago masak." Ucap Pak Burhan.
"Anak ceweknya kagak mau masak." Ucap seorang cowok yang tengah memastikan api itu tidak padam. Terlebih lagi menyindir Mayang yang hanya mengomandokan dirinya.
Mayang mendengus sebal. "Curhat Bwang."
"Makan nasi liwet gosong campur mie mentah, udah paling nikmat ya Pak." Canda Putra.
"Nikmat bener." Sahut Yudi sambil menikmati kopi buatannya.
***
Hari pun kian siang, mereka segera membereskan peralatan dan memastikan tempat yang akan mereka tinggalkan tak ada sampah satupun. Tak lupa juga bekas kayu bakar yang mereka gunakan untuk membuat api, disirah air agar padam. Setelah semuanya beres, mereka pun berkumpul.

KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Completed]
Teen FictionDia yang pernah aku cintai, namun belum sempat aku katakan. Hingga akhirnya dia pergi bahkan tidak tahu kapan akan kembali. Namun kejelasan itu belum sempat aku dapatkan.