Sebelum berangkat kesekolah Dino, Salsa sengaja mengajak Dewi agar ikut dengannya dan menanyai ia ada waktu luang atau tidak. Dan kebetulan juga Kakaknya datang hingga ia pun diizinkan untuk pergi main sebentar, Neneknya tak pernah melarang Dewi akan main kemana saja. Namun Dewi sendiri yang tidak enak saat meninggalkan Neneknya seorang diri menjaga toko.
Pertandingan sudah dimulai sejak tadi. Sifa menyuruhnya untuk melihat pertandingan itu dari depan. Mereka memakai baju biasa dan kebetulan juga siswa siswi disekolah ini juga memakai baju yang sama, hingga mereka tidak terlalu mencolok karena bukan siwa siswi sekolah disini.
Disana Dino bermain dengan sangat lincah, menggiring bola dengan sangat hebatnya. Salsa akui, sepertinya Dino sangat mahir bermain futsal.
"Goolll. Yeyyy." Sifa berteriak heboh. Beberapa orang menatapnya dan berbisik.
Dino mencetak satu gol lagi saat pertandingan pertama hampir selesai. Dino berjalan kearah tempat yang telah disediakan air minum. Lalu berjalan kearah Sifa.
"Eh, eh, Dino kayaknya mau nyamperin gue deh." Seorang perempuan yang berdiri disamping Salsa berucap. Ia merapihkan penampilannya, seraya bertanya lagi kepada temannya. "Udah cantik belum?"
"Cantik."
"Lo kan yang paling cantik Del." Teman-teman yang berdiri disampingnya memujinya.
"Jelas." Ucap perempuan itu dengan percaya dirinya. Senyumannya mengembang dikala Dino berjalan semakin mendekat kearahnya.
"Dino ganteng bangat sih."
"Ya ampun ka Dino."
"Keringetnya biar gue elap ya."
Beberapa sahutan memasuki indera pendengaran Salsa. Oke, sepertinya Dino mempunyai banyak penggemar. Padahal dirinya masih kelas 2 SMP.
Dino berdiri dihadapan Sifa, membuat perempuan yang berdiri disampingnya menatap kearah Sifa dengan raut sinis.
"Yah Del, bukan kearah lo." Temannya berucap dan terkekeh pelan.
"Liat ya, dia pasti nyapa gue." Ucapnya penuh keyakinan.
"Kak, kalau mau duduk disana ya? Takutnya Kak Sifa pegel terus Dino yang disalahin, terus minta dipijit lagi." Candanya.
"Yeh." Sifa memukul lengan Dino pelan.
Dewi pun menatap kearah Dino dan berbisik pelan. "Lo kayaknya banyak fansnya ya?"
Dino tertawa pelan mendengar pertanyaan itu. "Dikiran Dino artis apa?"
"Kantin dimana sih?" Tanya Sifa, ia sangat haus apalagi hari sudah mulai siang dan ia lapar.
"Kak Sifa jalan aja tuh kesana, ntar belok kiri. Nggak jauh kok dari sini." Ucapnya menunjukan arahnya.
"Gue kesana ya. Laper."
"Iya, kalau Kak sifa pulang duluan kabari Dino."
"Siap."
"Dino kesana ya." Menunjuk kearah teman-temannya disana.
"Semangat Dino." Ucap Salsa dan Dewi berbarengan.
Dino tersenyum kecil. "Makasih Kak."
"Ya ampun akhirnya bisa liat Dino senyum juga."
"Nggak sia-sia gue bangun pagi buat datang kesini." Beberapa perempuan terus saja berucap dan membicarakan Dino. Padahal itu hal yang wajar bukan?
Dino berjalan hingga perempuan disamping Salsa berucap. "Hai Dino."
"Hai Del." Ucapnya tanpa ekspresi, berbeda saat ia berucap tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Completed]
Teen FictionDia yang pernah aku cintai, namun belum sempat aku katakan. Hingga akhirnya dia pergi bahkan tidak tahu kapan akan kembali. Namun kejelasan itu belum sempat aku dapatkan.