Delapan

46 1 0
                                    

Selamat membaca
♡♡

□□□□□

Sudah hampir 4 bulan Salsa mengikuti ekstrakurikuler sispala. Dan besok, untuk pertama kalinya ia diharuskan untuk ikut serta dalam kegiatan Haiking tersebut.

Ia pun sudah diberitahu peralatan apa saja yang harus mereka bawa terutama mereka juga harus mempunyai tubuh yang cukup fit, karena disana mereka akan berjalan menaiki dan menuruni tanjakan. Belum lagi dengan cuaca yang cukup dingin disana.

Salsa menandai peralatan apa saja yang sudah ia siapkan dan telah ia masukan kedalam tas, dikertasnya. Ngomong-ngomong untuk masalah tas, Salsa belum sempat membeli tas khusus untuk pendakian terlebih lagi harganya yang lumayan cukup mahal. Tapi dirinya sudah menanyakan kepada Mayang boleh atau tidak memakai tas sekolah, 'boleh saja asal tasnya cukup kuat dengan beban yang ada didalamnya' begitulah ujarnya.

"Vin udah siap semua?" Salsa tengah melakukan video call dengan Vina, disana Vina nampak sibuk memasukan beberapa cemilan kedalam tasnya. "Nggak perlu banyak-banyak bawa cemilannya. Kan kak Firman udah bilang."

"Ini tuh nggak banyak Sal. Takut disana gue kelaperan."

Salsa terkekeh pelan.

"Oh ya, ceweknya cuman 3 orang yang ikut. Soalnya kebanyakan ada yang lagi PKL."

"Siapa aja?" Tanya Salsa ia tengah membaringkan tubuhnya dikasur dan ponselnya ia hadapkan kearah wajahnya.

"Lo, gue sama Kak Mayang."

"Lala?"

"Dia nggak ikut, lagi nggak enak badan katanya."

Salsa menganguk pelan.

"Udah dulu ya, udah malem, biar besok nggak kesiangan bangunnya."

"Nanti kabarin gue ya kalau udah mau berangkat." Pesan Salsa sebelum panggilan itu terputus.

"Siap."

Salsa menyimpan ponselnya dan tak sabar untuk menunggu hari esok.

***

Sebelumnya Vina sudah mengatakan bahwa dirinya telah berangkat. Namun sudah hampir 20 menit ia belum melihat Vina didekat gerbang sekolah. Terlebih lagi sang Bapak harus segera berangkat kerja.

"Dek, temenmu mana?" Ucap Surya.

"Nggak tau pak, katanya tadi udah berangkat. Mungkin, masih dijalan." Salsa melirik ponselnya dan kembali beralih melihat jalan. Senyumannya mengembang saat Vina ada dipenglihatannya. "Itu pak." Tunjuknya. Surya mengikuti arah pandang putrinya.

"Sorry ya lama, tadi macet." Ucap Vina saat turun dari motor. Salsa mengangguk.

"Berat." Ujar Vina saat mengangkat tas yang akan dibawanya.

"Kebanyakan sih yang dibawanya."

"Nganterin anaknya juga pak?" Ucap Surya.

"Iya. Maksa pengen ikut katanya." Ucap ayah Vina.

Tak lama mobil untuk membawa mereka pun datang disana sudah ada beberapa siswa siswi dan juga satu guru, yang Salsa ketahui sebagai pembina eskul ini.

"Assalamualaikum." Ucap mereka turun dari mobil tersebut.

"Walaikumsalam."

"Ini yang ikut segini pak?" Tanya ayah Vina.

"Iya kebetulan ada beberapa anggota kami sedang melaksanakan prakerin jadi mereka tidak bisa hadir."

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang