Dua puluh Delapan

20 0 0
                                    

Happy reading

Salsa tengah menunggu Bagas didepan rumahnya. Semalam Bagas sendiri yang meminta untuk berangkat bareng, Salsa menjadi tidak enak hati kepada Bagas karena sudah menggantungkan perasaannya begitu saja. Ia harus bicarakan hal ini kepada Bagas dan mengatakan bahwa ia dan Bagas lebih baik berteman saja.

Dini bahkan seringkali menasehati dirinya tentang perasaan Bagas yang tak juga dibalas. Walaupun Bagas sendiri tak mempermasalahkan hal itu. Tapi tetap saja Salsa merasa bersalah.

"Sorry lama." Ucap Bagas.

"Iya nggak papa." Bagas memberikan helm cadangan dan mengajak Salsa untuk segera naik.

Setelah sampai, Salsa berjalan duluan kearah kelasnya. Karena Bagas akan menemui Bobi yang berada dikantin belakang, katanya ada sesuatu yang penting. Entah lah itu urusan mereka dan salsa tak berhak mencampuri urusannya itu.

Ia pun berjalan kearah kelas barunya. Suasana terakhir yang akan mereka tempuh saat ini.

"Sal, sini." Naura memanggilnya untuk mendekat.

Salsa meletakan tasnya dan duduk disamping Naura. "Karlina sama Hana mana?" Tumben juga mereka belum datang padahal semalam mereka sangat heboh akan berangkat pagi, katanya takut nggak kebagian tempat duduk.

"Nggak tahu tuh." Ucap Amel yang berada duduk dibelakangnya.

"Kira-kira mereka duduk dimana ya?" Guman Naura.

"Bodo ah. Terserah mereka. Eh ya, gue belum ada temennya nih. Siapa ya yang mau duduk bareng gue?" Ucap Amel.

Salsa menoleh kearah belakang. "Tanya Citra kali aja dia mau, soalnya Aisyah mau duduk sama Tiara katanya."

"Panjang umur, noh orangnya dateng." Naura melihat Citra yang baru saja datang dengan Aisyah. Dan benar saja Aisyah duduk dengan Tiara, tapi kenapa juga. Padahal Citra dan Aisyah sangat akrab.

"Citra!" Panggil Amel.

Citra pun berjalan kearah Amel dengan bingung. "Kenapa Mel?"

Senyuman Amel mengembang. "Lo belum ada temen duduknya kan, duduk bareng gue ya?"

Citra pun mengangguk. "Boleh."

"Duduk duduk." Amel mempersilahkan Citra untuk duduk.

"Ih, gue dulu yang nyampe disini!"

"Tau ih, cowok ngalah napah."

Salsa menoleh kearah kanan, disamping tempat duduknya. Disana ada Karlina dan Hana yang tengah berebut tempat duduk dengan Bobi.

"Enak aja, ini barisan buat cowok. Yang cewek disebalah sana tuh." Tunjuknya kebarisan kiri. Dikelasnya ada empat baris dan Salsa berada dibarisan ketiga. Mungkin yang dimaksud Bobi barisan keempat. Karena barisan ketiga sudah penuh.

"Noh barisan mana aja ada cowoknya. Bodo lo harus ngalah sama kita." Sahut Karlina.

"Heh gue tuh-" Bagas menarik Bobi menjauh dan memaksanya duduk disamping meja Hana dan Karlina.

"Makasih Bagas, lo emang terbaik deh." Ucap Hana, lalu duduk.

Upacara akan segera dimulai, tapi Salsa tak melihat kedatangan Azrial. Atau mungkin ia kesiangan.

"Aduh, gue lupa bawa topi lagi. Ada yang bawa topi dua nggak sih?" Karlina berucap heboh, padahal teman-temannya sudah ada diluar kelas, hanya ada beberapa siswa saja yang masih didalam kelas. Terlebih lagi ia pasti akan dipisahkan jika tidak memakai topi. Dan itu akan menjadi bencana, kalau ia mendapat hukuman dan disuruh membersihkan toilet sekolahnya itu.

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang