Enam Belas

28 1 0
                                    

♡♡♡

Salsa senang karena sudah menyelesaikan tugasnya itu, yaitu melaksanakan PKL yang wajib dilaksanakan saat kelas dua. Selama tiga bulan ia sangat merindukan teman-temannya, terutama ia sangat merindukan Azrial. Entah lah, semakin Salsa ingin melupakannnya, tapi kenapa membuat ia semakin rindu kepadanya.

Bagas sering kali mengirimi pesan, namun Salsa hanya sesekali membalasnya. Karena ia jarang sekali memegang ponsel.

Oh ya, Bagas masih menjabat sebagai ketua kelasnya. Bahkan, masing-masing organisasi lain pun masih tetap sama. Hanya saja yang dulu menjabat sebagai bendahara adalah Luna, sekarang Karlina yang menggantikannya.

Ngomong-ngomong soal Karlina. Kata Naura mereka juga sudah mulai bermain bersama lagi walaupun tidak sesering waktu dulu. Salsa tidak tahu siapa yang lebih dulu meminta maaf dan mendekat, ia hanya tahu bahwa mereka sudah mulai akrab kembali dengan teman-temannya.

Setelah melaksanakan upacara yang menjadi rutinitas disetiap hari senin, Salsa pun masuk kedalam kelas.

"Mentang-mentang lagi PKL, tiga bulan lo nggak ada kabar." Salsa sangat jarang memegang ponsel, hanya sesekali saja itu juga hanya melihat info yang ada digrup kelasnya.

"Iya nih." Sahut Amel.

Salsa mengusap kepalanya. "Maaf deh."

"Duduk diluar yuk." Ajak Naura mengalihkan pembicaraan.

"Duluan aja, gue mau nyelesaian tugas ini dulu." Belajar memang kewajiban bagi siswa siswi, walaupun Salsa tertinggal jauh. Ia ingin mengejar tertinggalannya, karena sebentar lagi mereka akan melaksankan UAS.

Vina menghampiri meja Salsa. Salsa lupa tadi menjemputnya. Tapi kenapa Vina baru terlihat sekarang, bukannya mereka tadi melaksanakan upacara, harusnya Salsa tahu ia sedari pagi bukan?

"Sal." Vina berjongkok melihat Salsa yang tengah menulis, menempelkan dagunya diatas meja.

"Kenapa Vin?" Ada yang aneh dari gerak-gerik Vina, seperti ada  sesuatu yang penting yang akan ia sampaikan.

"Gue mau pamit." Nada Vina sedikit bergetar. Salsa berhenti menulis. "Gue harus pindah sekolah, papa gue pindah kerja ke bandung."

Salsa tak berani melihat kearah Vina, ia takut pertahanannya runtuh. Ia tidak boleh menangis disini.

Salsa masih belum mengeluarkan suaranya.

Vina berdiri, ia menepuk lengan Salsa pelan. Lalu berbalik, karena dibawah orang tuannya sudah menunggunya.

Salsa ingin menahan Vina agar tidak pergi, tapi ia tidak bisa. Yang bisa ia lakukan yaitu masih duduk ditempatnya dan melihat punggung Vina kian menjauh.

Ia melihat Naura, Amel, Citra dan juga Aisyah mengejarnya kebawah, setelah Vina berpamitan kepada mereka.

Bagas melihat Salsa dari jauh, pandangannya kosong. Ia tahu Salsa terpukul, karena baru saja ia sekolah kembali dan berkumpul dengan mereka, salah satunya harus pergi meninggalkannya.

Salsa sengaja meminta izin kepada guru yang tengah mengajar, untuk beristirahat sebentar di UKS. Ia hanya ingin menenangkan pikirannya sejenak.

Salsa membaringkan tubuhnya diranjang UKS, pintu UKS pun terbuka secara pelan. Mungkin saja ada orang yang tengah sakit atau paling tidak menumpang tidur disini.

"Kalau lo mau nangis, nangis aja kali, kalau ditahan-tahan bisa sakit sendiri." Seseorang berucap dari bilik sebelah.

Salsa mengenal suara itu, ia pun membuka tirai pembatas. Azrial.

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang