Lima

55 3 0
                                    

Selamat membaca
Dan happy weekend guys

□□□□□□□

Sepulang sekolah adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh Bagas, bukannya ia ingin cepat-cepat pulang dan menonton televisi dirumah. Melainkan ia ingin segera berada dilapangan untuk bermain futsal disana.

Ada kesenangan tersendiri bagi Bagas. Selain ia sangat hobi bermain futsal, ia juga bisa melupakan sejenak masalah yang ia tengah hadapi, seolah itu seperti obat baginya.

"Gue mau pulang dulu, ngambil sepatu." Ucap Bobi berjalan duluan. Bagas hanya membiarkan Bobi pergi terlebih dahulu. Ia pun berjalan keluar agar segera sampai disana.

Bagas mengerut bingung, tak biasanya Dias menunggunya diparkiran, biasanya dia selalu menyuruhnya datang ketimbang menghampiri.

"Ada apa Bang?" Tanya Bagas to the poin.

Dias berdiri dihadapan Bagas. "Ayumi ngajakin lo buat pulang bareng lagi?"

Bagas jadi tidak enak, masalahnya ia tahu bahwa Dias menyukai perempuan itu. "Tadi sih iya, tapi gue tolak kok Bang."

"Kenapa?" Tanya Dias.

Bagas menggaruk kepalanya. "Gue ada janji sama Bobi, Bang."

Dias terkekeh pelan. "Gue kira lo ada janji sama pacar lo."

Bagas tersenyum kecil.

"Kalau dia ngajakin pulang bareng lagi, kasih tau gue."

"Cemburu dia." Bisik Fajar kepada Bagas, yang sedari tadi diam.

Bagas tertawa geli. "Siap Bang." Ucapnya seperti anak buah yang menuruti perintah kaptennya.

***

"Naura lo pulang sama siapa?" Tanya Amel saat dirinya ada didekat meja Naura.

"Sendiri."

Senyuman Amel mengembang. "Lo bawa motorkan, gue ikut nebeng boleh?"

"Boleh." Naura mengendong tas ranselnya. "Gue duluan Sal."

Salsa menganguk. Ia melihat sekeliling. Ternyata kelas sudah sangat sepi hanya ada dirinya dan juga Azrial.

Tunggu.

Azrial.

Salsa menoleh sebentar kearah Azrial yang tengah memainkan ponsel. Tanpa mau berlama-lama, Salsa pun melangkah pergi.

Saat dirinya sudah sampai diparkiran sekolah, Salsa mencoba menghidupkan motornya, namun motor itu tak mau menyala. Kenapa dengan motornya, padahal tadi pagi masih baik-baik saja.

Salsa berusaha menyalakan terus motornya, tak lupa pula ia mengecek tangki bensinya. Takutnya ia lupa belum mengisi bensin. Tapi tangki bensinya masih penuh, jadi bukan masalah bensi penyebabnya. Lalu apa? Salsa benar-benar tidak mengerti dengan urusan masalah motor.

Salsa mengambil ponselnya, dan segera menghubungi orang rumah agar bisa menjemputnya disini.

"Kenapa Sal?" Salsa terperanjat kaget, untung saja ponselnya tidak jatuh.

Ia menoleh dan mendapati Azrial yang tengah menatap dirinya. "Eh itu, motor gue nggak bisa nyala. Nggak tau kenapa." Ucapnya seperti salah tingkah.

Azrial menyuruh Salsa untuk minggir sebentar dari motornya. "Coba gue liat."

Salsa hanya bisa memperhatikan Azrial yang tengah mengecek motornya tanpa berkata apa pun. Lima menit sudah Salsa menunggu, akhirnya motornya bisa menyala kembali.

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang