Sebelas

35 3 0
                                    

♡♡♡

Bagas membawa Salsa ketaman belakang sekolah. Ia pun duduk disebuah bangku yang berada dibawah pohon, Salsa pun mengikuti Bagas.

Belum ada pembicaraan yang keluar dari mulut Bagas, tentang kenapa ia membawanya kesini. Akhirnya Salsa pun bertanya duluan.

"Kenapa bawa gue kesini?"

Pandangan Bagas yang tadinya sedang menatap bunga matahari beralih kepada Salsa seolah menunggu ia berucap.

"Mau nggak lo jadi pacar gue?"

Ini Bagas sedang menembaknya atau sedang bertanya? Kok terkesan biasa aja. Pikir Salsa.

"Tenang ini boongan kok. Gue cuman mau ngehindar dari Ayumi aja, lo tahu kan Bang Dias suka sama Ayumi? Untuk itu gue mau ngajak lo jadi pacar gue, siapa tau setelah gue punya pacar, Ayumi nggak ngejar-ngejar gue lagi."

Salsa tahu tentang Dias yang menyukai Ayumi, tapi ia belum tahu ternyata Bagas yang sering Ayumi kejar.

"Kenapa harus gue, kenapa nggak orang lain aja?" Pertanyaan itu keluar begitu saja oleh Salsa.

"Kalau gue pengen nya itu lo gimana?" Bagas menatap Salsa. "Gue janji deh, kalau nanti lo jatuh cinta beneran sama gue, gue bakal tanggung jawab." Sebenarnya ini adalah rencana awal untuk memulai pendekatan dengan Salsa.

Salsa menatap Bagas yang tengah menatapnya juga. "Gue nggak mau ngelibatin hati, lo tahu kan hati itu bukan bahan permainan. Lagi pula gue nggak tertarik dengan tawaran lo itu." Salsa berdiri. "Gue mau kekelas, bentar lagi masuk."

Salsa berjalan pergi meninggalkan Bagas. "Sal, kalau gue mau masuk kehati lo, lo izinin nggak?" Teriak Bagas.

Salsa menyentuh dadanya, lalu tanpa menjawab pertanyaan Bagas, ia pun berlalu pergi.

Bagas tersenyum. Sejak pertama ia mengenal Salsa waktu acara MOS ia sudah mulai suka dengan sosoknya itu, ia pun pernah membantu Salsa, saat Salsa lupa membawa topi yang terbuat dari karton. Akhirnya ia pun memberikan topinya kepada Salsa walaupun ia yang jadi dihukum oleh Osis.

Mungkin saja Salsa sudah lupa dengannya, karena saat acara MOS ia tidak sekelas dan waktu itu Bagas langsung memberikan topinya tanpa Salsa tahu wajah siapa yang menolongnya waktu itu, karena Sang Osis sudah lebih dulu menarik dirinya agar menjauh dari Salsa.

***

Salsa berpapasan dengan Azrial saat ia hendak masuk kedalam kelas, pandangannya bertemu hingga beberapa detik. Salsa melihat Azrial tersenyum tipis, entah itu benar atau bukan, Azrial tersenyum kepadanya. Lalu Azrial pun pergi entah menuju kearah mana.

Baru saja Salsa duduk dibangkunya, Hana sudah melempar pertanyaan. "Tadi kalian ngapain?"

"Maklum lah Sal, si Hana masih demen sama Bagas." Ucap Karlina.

"Kalau masih suka perjuangin aja." Ucap Salsa.

"Noh Han, Salsa aja ngedukung."

Hana mendengus. "Gue udah nggak suka ya sama Bagas, gue cuman kepo aja tuh anak ngomong apaan sama Salsa?"

Karlina menoel pipi Hana yang langsung ditepis Hana. "Bilang aja cemburu."

"Gue juga penasaran." Ucap Amel. "Bagas ngomong apa aja sama lo?"

"Cuman ngobrol biasa. Udah itu aja." Ucap Salsa.

"Bener?"

Pandangan Salsa beralih kepada Bagas yang baru saja datang, ia tersenyum kearah Salsa.

"Hem." Sahut Karlina menyadarkan Bagas yang terus saja menatap Salsa.

Bagas pun berjalan kearah tempat duduknya.

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang