Dua Puluh Enam

21 1 0
                                    

Dewi menaruh beberapa cemilan diatas meja. Ia pun duduk selonjoran disamping Sifa. Sedangkan Salsa tengah duduk disofa menikmati kartun spongebob. "Udah lama nih kita nggak ngumpul kayak gini."

"Iya lah, kalian pada sibuk semua." Sahut Sifa sambil makan keripik singkong.

"Gimana Sal lo sekolah disana, seru nggak? Atau udah ada yang lo taksir?" Dewi tertawa geli, melirik Salsa yang tengah fokus kearah kartun itu.

"Ya gitu, sama aja." Jawab Salsa seadanya.

Sifa pun berucap heboh. "Eh, kemaren kan ponselnya salsa ada yang nelpon, kebetulan gue tuh yang ngangkat. Mau tau nggak dewi siapa?" Menatap Dewi dengan tawa kecil.

"Siapa, siapa?" Tanya dewi semangat sekaligus penasaran.

"Namanya Bagas, kayaknya pacarnya deh." Sepertinya Sifa sedang menggoda Salsa.

Dewi menoel pipi Salsa. "Cieee."

"Dia temen sekelas." Ralat Salsa.

"Kirain. Tapi nggak papa sih kalau dia pacar lo, berarti ada kemajuan." Ucap Dewi.

"Terus disana nggak ada yang nyangkut dihati lo gitu, emang nggak ada yang cakep?"

"Nyangkut? Dikira jemuran." Ledek Dewi.

"Yaudah sih sama aja, intinya gitu." Sifa melemparkan keripik singkong kearah dewi, lalu perhatian tertuju kepada Salsa. "Nggak ada yang lo suka?"

Salsa diam tak menanggapi obrolan mereka, Salsa sangat malas jika berbicara hal itu.

"Yeh gue nanya juga."

Salsa menghembuskan napas pelan. "Suka sih ada."

Dewi dan Sifa yang mendengar jawaban itu pun berjalan mendekat dan duduk disamping Salsa. "Siapa?" Ucap mereka berbarengan, sangat penasaran dengan sosok yang Salsa sukai itu. Jarang-jarangkan Salsa mau bercerita mengenai hal ini.

Salsa merasa tidak nyaman dengan mereka yang terus saja merapatkan tubuhnya dengannya. "Sempit tahu."

"Ih, siapa yang lo sukai itu?" Mereka terus memojoki Salsa agar bercerita mengenai masalah asmaranya.

"Azrial namanya. Tapi sayang, dia udah punya pacar. Udahkan, geseran."

Dewi dan Sifa menggeser sedikit. "Ya elah pacar kan, bukan istri? Lo masih punya kesempatan Sal, deketin dia dan buat dia suka sama lo. Nanti gue kasih tips deh."

"Gue bukan lo ya."

"Tau tuh, Salsa mana mau deketin cowok duluan. Paling juga liatin dia dari jauh." Dewi berucap sambil tertawa geli.

Sifa menoel dagu Salsa. "Dia itu orangnya kayak gimana sih, sampai Salsa kita tertarik sama dia?"

"Iya nih, cerita doang secara rinci."

"Gue juga nggak tahu kenapa gue bisa suka sama dia? Awalnya gue cuman kepo sama dia yang keliatannya misterius gitu, jadi ya gitu. Semakin gue menemukan hal baru tentang dia semakin gue ingin tahu lebih."

"Terus-"

"Udah ah, jangan ngomongin itu mulu." Ucapnya malu sendiri.

Sifa mengdruncutkan bibirnya. "Belum juga gue ngomong."

"Sifa kalau udah kumat kayak gitu tuh, nanya mulu."

"Gantian kalian dong yang cerita." Bujuk Salsa.

"Cerita apa ya?" Sifa mengetuk-ngetuk dagunya. "Oh ya, Kemaren kan ya, ada yang ngajakin gue tunangan masa. Tapi ya gue tolak aja."

"Kok ditolak?" Dewi bertanya bingung. Salsa mulai tertarik dengan obrolan itu.

HILANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang