Selamat membaca
♡♡.
.
.Kendaraan roda dua itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Salsa sesekali memekik pelan dan memejamkan matanya saat mereka hendak menyalip kendaraan roda empat yang ada didepannya.
"Pelan-pelan Vin!" Teriak Salsa.
"Nggak bisa kita udah telat nih."
Salsa tahu jam sudah menunujukkan pukul 7 lewat 5 menit, itu artinya upacara sudah dimulai sejak tadi. Ini salahnya, harusnya ia tidak lupa memasang alarm diponselnya. Salsa hanya berdoa saja semoga mereka sampai dengan selamat.
Sesampainya disekolah. Benar saja gerbang depan sudah ditutup, bahkan satpam yang biasanya ada dipos pun tak ada disana. Lalu bagaimana mereka bisa masuk tanpa ketahuan guru atau pun anggota Osis?
"Gimana?" Tanya Salsa kepada Vina.
"Lewat gerbang belakang." Ucap Vina pelan.
Membayangkan memanjat gerbang saja membuat Salsa bergidik ngeri. "Gue nggak bisa manjatnya."
Vina diam, ia pun sama. Bahkan belum pernah kepikiran dirinya akan memanjat gerbang yang lumayan cukup tinggi itu.
Vina melihat kesekeliling mencari sesuatu yang bisa menolong mereka. Matanya memicing pada satu titik, ia tersenyum senang. "Itu Bagas." Ucapnya girang, seperti mendapat hadiah yang ia inginkan.
Tanpa pikir panjang, Vina pun menghampiri Bagas yang berjalan kearah belakang. Mereka pun memakirkan motornya di dekat warung belakang yang belum pernah mereka datangi sebelumnya.
"Bagas!" Teriak vina.
Bagas yang hendak pergi pun berhenti lalu menoleh kearah belakang.
"Lo mau masuk lewat gerbang belakang kan?" Tanya Vina to the point, sedangkan Salsa hanya diam memperhatikan keduanya.
"Iya."
"Kita boleh ikut ya?" Mohon Vina.
Bagas diam. Ia tak mungkin membiarkan kedua perempuan itu ikut memanjat gerbang belakang bersamanya. Walaupun itu tak cukup tinggi tapi itu sangat berbahaya, apalagi jika nanti rok mereka menyangkut atau paling parah bisa terjatuh. "Lewat gerbang depan aja." Bukannya tak mau membantu, tapi tak mungkin mereka melakukan hal tersebut.
Vina mengeruncutkan bibirnya. "Ditutup, lagi pula kalau ketahuan guru bisa dihukum."
"Lah, apa bedanya lewat gerbang belakang?" Ucap Bagas.
Vina memasang pupil eyesnya berharap Bagas akan luluh dan mau membantunya.
Melihat hal itu, Bagas menghembuskan napas pelan. Ia sangat tak tega melihat seseorang memohon seperti itu. "Yaudah." Putusnya.
Bagas melihat jam tangan dipergelangan tangannya, lalu berjalan diikuti Vina dan juga Salsa dari belakang.
Salsa dan Vina saling pandang dengan wajah bingung. Mereka berjalan kearah gerbang depan bukan gerbang belakang.
Bagas tengah mencari sesuatu, dan berjalan kearah pos satpam lalu mengobrol dengan satpam itu sambil memberikan sesuatu. Setelah itu bagas pun menghampiri Vina dan juga Salsa yang masih diam. Tak lama, gerbang pun terbuka.
"Udah sana masuk." Suruhnya.
"Hah." Salsa dan Vina belum mengerti dengan tindakan Bagas.
"Cepet sana masuk, 10 menit lagi pak Endang keliling." Satu hal yang harus mereka tahu, ternyata Bagas sangat tahu kapan waktunya guru untuk berkeliling. Mungkin ia sudah hapal, karena kesringan bolos.

KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Completed]
Teen FictionDia yang pernah aku cintai, namun belum sempat aku katakan. Hingga akhirnya dia pergi bahkan tidak tahu kapan akan kembali. Namun kejelasan itu belum sempat aku dapatkan.