Part 13

1.3K 69 0
                                    

‍‍‍‍  
      "Aku yang akan menjadi pelindungmu, menjagamu, dan menjauhimu dari bahaya. Aku akan mengorbankan hidupku demi melihatmu selalu ada di dunia ini."

  ( LUCAS DOMINIC JOSEPHINE )


‍‍Mobil mereka berhenti di tempat yang terasah asing bagi maira. Di sebuah bukit yang dapat melihat seluruh kota Berlin. Lampu lampu yang melengkapi keindahannya. Maira keluar dari dalam mobil sambil merentangkan tangannya menikmati angin yang menerpa wajahnya. Sedangkan lucas duduk di Jok mobilnya dengan tangan dilipat kedepan

Lucas memperhatikan tingkah maira yang menurutnya sangat lucu. Wajah polos maira dan tingkah lucunya yang membuat lucas ingin selalu ada di dekat maira. 'Kau bagai candu untukku, yang membuatku selalu ingin bersama denganmu'. Lucas berjalan mendekati maira yang sibuk menikmati pemandangan Kota Berlin.

"Apa kau suka?"

"Sangat!!" Jawab maira dengan wajah ceria. Ini pertama kalinya seseorang membawa maira ke tempat yang sangat indah di kota Berlin. "Aku sangat suka,sir! Bebanku terasa lepas ketika berada disini"

"Bernarkah?" Tanpa sadar lukas melekuk sebuah garis yang selama ini tidak pernah ada. Lucas merasa bahagia ketika melihat maira bahagia. Rasanya lucas tidak ingin jauh dari maira walau hanya 1 centi. Baginya maira adalah jauh lebih berharga dari sebuah diamond sekalipun. Yang harus dirawat dan tidak boleh rusak atau bahkan lecet sekalipun.

Aku yang akan menjadi pelindungmu, menjagamu, dan menjauhimu dari bahaya. Aku akan mengorbankan hidupku demi melihatmu selalu ada di dunia ini.

Mereka duduk di atas Jok mobil lucas setelah maira menyerah karna kakinya yang sudah mulai terasa sakit.

"Aku tidak pernah melihat dirimu bersama orang lain kecuali arthur" ucap maira membuka suara

"Aku hanya tidak memercayai mereka" jawab lucas dengan nada santai

"Aku memiliki 3 orang sahabat di Indonesia. Dan mereka sudah aku anggap seperti kakakku"

"Sahabat? Kau mudah memberikan kepercayaanmu kepada seseorang. Apa kau tidak tau apa dampaknya? Aku bahkan tidak percaya sama sekali dengan pertemanan, wanita ataupun cinta..."

"What!! Cinta?! Jangan katakan padaku kalau kau tidak memiliki seorang kekasih"

"Tidak sama sama sekali. Aku tidak percaya pada mereka. Mereka hanya menginginkan harta..."  'namun tidak dengan dirimu' lanjutnya dalam hati

"Kenapa kau bisa mengatakan hal itu dengan sangat mudah. Wait... wanita?! Aku seorang wanita, apa kau juga tidak percaya kepadaku?" Ucap maira dengan menunjuk dirinya

'Berbeda dengan dirimu maira. Kau sangat baik dan membuatku selalu ingin berada didekatmu' batin lucas

"Sudahlah jangan dibahas lagi. Ayo ceritakan tentang teman temanmu atau tempat tinggalmu." Ungkapnya mengalihkan pembicaraan

"Aku berasal dari keluarga sederhana. Aku anak tunggal, sir. Dan.. 3 orang sahabatku itu aku kenal mereka dari SMA. Mereka orang yang baik,sir! Aku bahkan beruntung menjadi sahabat mereka. Lain kali aku akan mengenalkan mereka padamu. Aku yakin kamu pasti suka berteman dengan mereka" ucap maira dengan sangat bahagia

"Benarkah? Aku peringatkan padamu jangan mudah percaya dengan seseorang." Ucapnya datar

Lucas pergi masuk ke arah mobilnya dan membawa buku serta pensil yang biasa digunakannya untuk melukis di tangannya. Maira bingung apa yang ingin dilakukannya dengan kertas dan pensil itu

"Apa yang ingin kamu lakukan sir?"

"Aku ingin membunuhmu"

Maira kaget dengan ucapan lucas dia ingin membunuh maira?

Kemudian lucas tertawa yang membuat maira semakin bingung dengannya. Maira bergidik ngeri melihat lucas yang berkata ingin membunuhnya namun setelah itu dia malah tertawa yang membuat maira semakin kesal

"Hahaha... kau lucu sekali. Tentu saja aku ingin melukis. Sudah lama sekali aku tidak melukis. Plisee... tersenyumlah sedikit, wajahmu sangat jelek".

Maira memberikan tatapan sinis ketika lucas mengatainya jelek. Enak sekali dia mengatai dirinya jelek. Akhirnya pun maira menuruti kemauan lucas. Dia bergaya seperti yang diinginkan lucas. Hingga dia mulai letih dan mengaduh kepada lucas. Tapi, untunglah lucas sudah menyelesaikan gambarnya. Gambarnya sangat cantik. Lucas memang ahli dalam melukis.

Mereka kembali menikmati malam ini. Hari sudah semakin malam namun pemandangan kota Berlin semakin indah.

"Apa kau sudah memiliki kekasih di Indonesia maira?" Tanya lucas sambil melihat kedepan

Maira memalingkan wajahnya ke arah lucas "Belum. Tapi aku sudah memiliki seseorang yang aku sukai"

"Apa pria itu tau kalau kau menyukainya?" Tanya lucas mengintrogasi

"Sudah"

"Lalu?!"

"Kami berdua sudah berkomitmen untuk tidak berpacaran. Dulu ayah sempat ingin menjodohkan maira dengan seorang pria. Maira sempat menolak, karena maira sudah menyukai seseorang. Ayah sangat memaksa maira untuk bersama dengan pria itu jadi maira meng-iyakan keinginan ayah karna ingin membuat ayah dan mama bahagia. Saat keluarga pria itu datang kerumah maira, maira sungguh terkejut karna pria itu ternyata pria yang maira sukai. Dan setelah itu kami berdua memiliki komitmen untuk tidak berpacaran atau menikah karna maira ingin menyelesaikan study dulu" jelas maira panjang lebar

"Owh... begitu" jawabnya singkat. Lucas sudah mengetauhi kalau maira sudah memiliki seseorang yang spesial dihidupnya dan lucas tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Baginya maira hanyalah miliknya 'maira is mine'.

          
            Lucas  Mansion

Lucas sudah kembali ke mansionnya setelah dia membawa maira berkeliling kota Berlin. Maira tadi tertidur di mobilnya yang membuat lucas harus menggendongnya ke dalam mansion. Pintu mansion terbuka secara otomatis dan muncul arthur dari dalam mansion. Mansion sudah terlihat sepi karna jam sudah menunjukkan tengah malam. Pasti pelayan sudah kembali ke tempat mereka. Lucas menyediakan tempat tinggal untu seluruh pekerja di mansion ini. Ketaknya berada di belakang mansion yang tak jauh dari mansion.

Lucas menggendong maira melewati arthur yang berdiri di pintu.

"Selamat malam Mr.Lucas" sapa arthur namun diabaikan oleh lucas.

Lucas berjalan menuju kamar maira menggunakan lift kemudian menaiki tangga karna lift hanya berada di lantai 2 sedangkan ke kamar maira harus menaiki tangga lagi. Kamar maira terletak dilantai atas mansion. Lucas membaringkan maira dengan sangat perlahan sampai maira melakukan pergerakan karna merasa tidurnya sedikit terganggu. Lucas segera mengelus puncak kepala maira dan maira sudah kembali kedalam mimpinya. Lucas melepas sepatu yang dikenakan maira dan menyelimutinya hingga batas dada. Lucas duduk disudut tempat tidur berukuran king size tersebut sambil memerhatikan wajah maira yang damai. Sesekali lucas mengelus pipi cuby maira yang lembut dan putih seperti salju itu hingga membuat maira merasa terganggu dalam tidurnya. Lucas segera menutup tirai kamar dan memastikan lampu tetap menyala karna maira takut akan kegelapan. Lucas melangkahkan kakinya menuju pintu kamar maira dan hilang dibalik tembok.

   👉Give me Vote & Comment👈

Nala Simatupang
7 Desember

🎨NEXT PART🎨👉

Two Owners One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang