Two Owners One Love

Part 43

Aku gagal menjadi laki-laki saat aku 
  tau wanitaku menangis dan terluka

     (LUCAS DOMINIC JOSEPHINE)

      Siapa yang harus aku salahkan?
    Bisakah aku menyalahkan waktu? 
     Walau sebenarnya keadaan yang
                  selalu mengujiku

(ATHIFA HUMAIRA KHAIRUNNISA)

Happy reading😊

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍             flashback

Seorang pria memakai suit berwarna hitam serta kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya yang mancung keluar dari sebuah mobil mewah. Pria itu masuk kedalam sebuah tempat yang terlihat seperti tokoh yang sudah lama tak berfungsi. Tempat itu sangat kusam dan terletak sedikit jauh dari keramaian. Tempat ini terlihat tersembunyi.

Sebuah bel yang terletak dipintu berbunyi menandakan kalau seseorang datang dan masuk kedalam tempat tersebut. Erkan melihat tempat tersebut dan bisa dikatakan tidak layak untuk ditinggalin karna tempatnya yang kusam dan berdebuh.

"Siapa kau?"

Pria itu membuka kacamatanya "Jeoff Grissham" pria itu terdiam dan membeku saat Erkan menyebutkan namanya. "Bagaimana kau-"

"Itu tidak penting". Erkan berjalan mendekati beberapa perabotan yang terlihat sangat berdebu. Erkan menggesekkan jari telunjuknya dan menyapu jari telunjuknya didepan wajahnya

"Aku bisa merubah kehidupanmu hanya dengan 1 malam". Erkan menaikkan sudut bibirnya dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Aku tidak perlu harta" jawab Joeff

"Joeff Grissham seorang pejudi dan mantan mafia yang sangat terkenal. Keempat jari tangan kiri dan 2 jari kaki sebelah kanan harus hilang karna murid gurunya sendiri, right?". Joeff membeku. Ia meneguk salifanya susah payah. "Istri dan putrinya mati terbunuh karna kalah taruhan"

"Aku tidak pernah kalah berjudi"

"Kalau gitu aku menantangmu" sambar Erkan cepat. "Akan aku beri imbalan jika kau berhasil dengan tantanganku. Aku dengar kau sangat suka tantangan"

"Siapa kau sebenarnya?"

"Erkan Eviliyaoglu, cucu dari Palviz Eviliyaoglu". Joeff diam membeku. Dia melihat tangan kirinya yang memakai sarung tangan kulit berwarna coklat.

"Aku tau kalau Palviz yang sudah membuat jarimu hilang. Tapi kau tenang saja. Aku tidak akan melakukan hal yang sama padamu seperti yang dilakukan kakekku padamu"

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Joeff

"Lucas Josephine. Dia sepupuku tapi aku sangat membencinya." Ucap Erkan dengan menaikkan nada suaranya "Aku ingin kau menculik gadis ini dan jangan sampai dia celaka. Berikan ia padaku tanpa ada lecet sekecil apapun. Jika kau gagal-" Erkan membalikkan badannya kehadapan Joeff

"Mungkin aku akan melenyapkanmu tanpa menyentuh" ucap Erkan sambil senyum licik

                                ***

         Bzzz .. bzzz ..

Ponsel Lucas bergetar tapi pria itu mengabaikannya. Ponselnya terus bergetar hingga Maira yang melihat itu lantas berbicara. "Angkat saja, manatau itu telphone penting"

"Aku rasa ini tidak penting sama sekali"

"Kalau tidak penting pasti tidak bergetar dari tadi"