Part 25

1K 53 0
                                    

"Aku tau, bahwa aku tidak dapat membohongi perasaanku. Tapi, jika mengikhlaskanmu dapat membuatmu bahagia walau sakit untukku, aku akan melakukannya"

           (Atifah Humaira Khairunnisa)

‍‍‍‍‍‍‍Bel kampus sudah berbunyi, menandakan jam istirahat. Maira berjalan beriringan dengan chessy yang senantiasa menggandeng lengannya. Dengan sesekali tertawa karna mendengar chessy berceloteh selama dia gak kuliah. Dan benar, banyak info yang tertinggal selama dia pergi

"Kau tau mai, waktu itu erkan berada di parkiran. Lalu margaret datang menghampirinya. Aku yakin bitch itu pasti ingin nebeng sama erkan"

"Lalu?"

"Awalnya aku kira erkan menolaknya. Saat erkan menyalakan motornya aku lihat margaret hendak naik ke atas motor erkan. Tapi tidak, erkan malah melajukan motornya dan membuat margaret marah besar" ucapnya sambil terkekeh bersama

Mereka melewati mading kampus dan melihat papan pengumuman.

"Sepertinya ada info baru" kata chessy

"Kau benar. Ayo kita lihat"

Mereka melihat pengumuman yang tertera di papan pengumuman

"Pencarian bakat melukis. Lomba melukis terindah dan bernilai seni tinggi, jika memenangkan lomba ini akan mendapatkan hadiah dan lukisannya akan di pajang di museum seni" kata chessy sambil membaca papan pengumuman

Chessy membalikkan badannya kehadapan maira. "Ini sangat cocok untukmu mai. Kau harus ikut. Aku akan mendaftarkanmu" ucap chessy yang hendak melangkahkan kakinya

"Eitttsss... aku belum menjawabnya."

"Aku tidak butuh alasanmu. Aku kan mendaftarkanmu" ucapnya lagi. Maira tetap mencekal lengan chessy untuk memberinya pengertian

"Apalagi mai?"

"Listen me chess! Apa kau yakin lukisanku bakal seindah itu. Masih banyak orang yang lukisannya bahkan lebih indah dariku" jelasku padanya

Chessy menepuk pundak maira lalu berkata "Kau bahkan belum mencobanya. Coba saja dulu maira. Soal menang dan kalah itu sudah menjadi hal biasa. Malu lah kamu saat kamu bahkan kalah tanpa berjuang sedikitpun. Jangan dengarkan apa kata orang tentangmu, jadilah dirimu sendiri mai. Tetap optomis dan percaya diri" ungkapnya memberi semangat

Maira terdiam lalu memeluk sahabatnya itu "Thank you so much. Kau memang sahabatku. Terima kasih karna sudah mau menyemangatiku"

"Itulah gunanya sahabat. Sudahlah ayo kita pergi dan daftarkan dirimu. Cacing diperutku sudah demo meminta jatah" ucapnya sambil tertawa

Setelah pergi mendaftarkan diri, maira pergi ke kantin kampus dan duduk di salah satu kursi yanga ada disana. Chessy pergih memesan makanan dan meninggalkan maira sendirian di kursi yang mereka tempati. Beberapa pasang mata melihat kearah maira. Tapi maira tidak perduli akan hal itu. Dia sudah sering mendapat tatapan itu sampai membuatnya muak akan hal itu

"Apa aku boleh bergabung denganmu?" Seorang pria berdiri di samping maira

"Kak erkan? Emm... sebaiknya kau cari tempat lain kak" jawabku tanpa melihat kearahnya

"Tidak ada tempat lain di kantin ini. Lihatlah! Kantin ini sangat penuh" maira mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya

"Baiklah" ucapnya. Maira berdiri hendak meninggalkan meja itu tapi tangannya dicekal oleh tangan lainnya

"Kau mau kemana?"

"Kau akan pakai meja ini, jadi aku akan pergi" jawabku santai

"Ada apa denganmu maira. Ini bukan maira yang kukenal sebelumnya. Katakan padaku, ada apa dengamu?" Ucapnya sambil memegang kedua lengan maira

Two Owners One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang