Setelah memberi alamat rumah sakit itu,Diego berjalan keluar kamar Revan dimana di ruang tamu ada mamahnya,Sarah,dan Anggi di sana.
"Diego ke rumah sakit" Ujar Diego mengambil kunci mobilnya.
"Siapa yang sakit Diego?" Tanya bunga menatap putranya
"Ines.Lo tau rumah sakit siga prima?" Sarah mengangguk.
"Anter gue ke sana""Gue ikut" Ujar Anggi ikut berdiri dari duduknya.
Tanpa berpamitan Diego bergegeas mobilnya untuk ke rumah sakit.Pikirannya masih tertuju kepada ines, ah kenapa ini terjadi..
Setelah memberi jalan menuju rumah sakit,mereka akhirnya sampai pada rumah sakit siaga prima.Tanpa basa-basi Diego keluar dari mobilnya berlari mencari Nasya yang tadi meneleponnya.
"Kak" Ujar Nasya melambaikan tangannya ke arah diego.
Diego berjalan cepat menghampiri Nasya yang berada di luar ruangan,"Kenapa bisa gini?"
"Ines kedinginan.Gue bilang sama ines jaketnya diapakai eh ines kalah pakai cardigan."
"Dia juga...mimisan"
Diego menjambak rambutnya sendiri,mengusap wajahnya kasar.Kenapa ines itu sangat lemah?
Sepatutnya ia melarang gadisnya untuk ikut ke puncak, tapi pikirannya tidak sampai ke situ Ah dia bodoh.Bodoh.
Seseorang keluar dari ruangan,Diego menatap sosok paruh baya itu,"Loh kayak kenal... sebentar anak kelas 12... siapa ya..Dora?eh Diego kan?" Tanya Bu ana menebak
Diego menganggukan kepalanya mencium punggung tangan bu ana,"Kok di sini?"
"Ehm kak Diego pacar ines, Bu", Bu ana nampak terkejut mendengar ucapan Nasya hanya geleng-geleng kepala,"Dari Jakarta ke sini"
"Ah nggak Bu,kebetulan kak Diego di bogor." Jawab Nasya membenarkan
"Ah ibu tahu,pasti diego tidak bisa jauh. Dari ines kan?" Goda Bu ana.Diego hanya menyunggingkan seulas senyumannya tidak berniat untuk membalas perkataan Bu ana.
"Bu ana gimana keadaan ines?" Tanya Nasya.
"Kata dokter sih ines demam, ines belum sadar" ujar Bu ana menjawab pertanyaan Nasya.
"Oh ya Diego kamu mau ke dalam?" Tanpa menjawab,Diego langsung berjalan masuk ke dalam ruangan ines di rawat
"Cogan cuek banget ya" ujar Bu ana
"Hehe iya Bu"
Diego masuk ke dalam ruang di mana ines terbaring lemas. Diego duduk yang berada di pinggir brangkas menggenggam tangan ines.
"Nes bangun dong,aku udah datang.Kamu nggak kangen aku apa? Nes ayok pulang" Ujar Diego tak kuasa menahan kesedihannya.
Kenapa?kenapa sekarang ines melemah seperti ini? Apa-apa sakit.
Sepatutnya gadisnya bersenang-senang sekarang,bukan malah berada di tempat ini.
"Kak--"
Diego mengelap air mata yang menetes lalu menatap kehadiran Nasya,"Terima kasih sudah bawa ines ke sini"
Nasya menganggukan kepalanya tersenyum,"Sama-sama"
"Pasti kesenangan Lo terhalang ya?"
"Ah enggak kok,padahal tadi Ines udah makan banyak" Nasya menatap sekilas ke arah ines, beruntungnya menjadi ines setiap waktu terjaga oleh Diego.
"Lo ajak pulang Bu ana ke kebun teh,biar ines sama gue" ujar Diego berdiri dari tempat duduknya.
"Loh Lo nggak papa kak?" Diego mengangguk sebagai jawaban.Sudah tugasnya ia menjaga ines.
"Bu,makasih ya udah bawa ines ke sini." Ujar Diego
"Eh kamu ngomong sama saya?" Tanya Bu ana mengangkat alisnya bingung.
"Iya"
"Oalah ibu kira kamu orangnya irit omong,ya udah sama-sama tolong jaga anak didik ibu ya" Diego mengangguk.Menyalami Bu ana berpamitan untuk kembali ke kebun teh.
"Kak gue pamit.Jaga ines"
"Pasti"
Diego menatap keduanya sudah mulai menghilang dari pandangannya. Ia berjalan kembali ke dalam.Tidak ada niatan mencari Anggi dan Sarah sekarang atau nanti atau sampai kapan.Karena ia tidak peduli...
"Nasya mana?" Diego menatap ines yang sudah terduduk dari brangkas. Diego tidak menjawab pertanyaan ines,ia malah terdiam.
"Diego" Ines mengembuskan nafasnya kasar,mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Nanti buang jaket itu!" Ines menatap kaget Diego,buang?
"Bukan jaket,cardigam"
"Jenisnya sama"
"Beda jaket tebal, cardigam tipis"
"Benda itu udah buat kamu sakit"
"Mana ada"
"Nyatanya Nasya bilang sama aku,dia udah bilang sama kamu pakai jaket malah pakai benda itu"
Ines mengerucutkan bibirnya kesal,"Kok kamu belain Nasya?"
"Aku belain karena benar,bukan masalah aku bela Nasya" ujar Diego mengelus puncak kepala gadisnya dengan lembut.
"Pokoknya buang benda gak guna itu"
Ines hanya bisa mengalah,jika Diego sudah berucap ia harus menurutinya."iya"
Vote+komen😂🙌
Mohon maaf kalo banyak typo 👌

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Ends✓✓
Teen FictionMari Follow sebelum baca💫 Untukmu -Wildan Diego Zackera Kamu adalah mutiara berharga yang aku punya, Teman dalam segala suka dan duka yg aku rasa, Penyanggah dikala rapuh menerpa, Tetaplah berada di dekatku disampingku utk menemani hidup ini yg pen...