Kini anneth sudah berada di apartemen, ia tidak mau satu rumah dengan kakaknya itu,walaupun di rumah ada pembantu dan mamahnya ia tetap tidak mau.
Sebelumnya,papahnya pernah meminta anneth untuk tinggal di rumah itu.Anneth tetap kaukeuh menolak permintaan dari papahnya.
Aldo hanya mengangguk menyetujui yang diputuskan oleh anak perempuannya.
Atas kejadian itu, anneth yang dulunya bersekolah di sini dipindahkan oleh Aldo untuk ke Tasikmalaya.
Sebelumnya anneth bersekolah di SMA 03 Bimasakti.Yap, tepatnya ia pernah satu sekolah dengan leo tapi tidak sekelas,lagipula Leo adalah kakak kelasnya.
Anneth mengambil ponsel yang berada disampingnya untuk mengetik sesuatu.
Ia mengetikan sebuah pesan untuk ines, memintanya untuk ke apartemen.
Tak lama kemudian ponsel berdering menandakan sebuah notifikasi masuk,itu dari ines.Anneth tersenyum senang akhirnya ia tidak akan kesepian di rumahnya.
Tidak di sini,tidak di rumahnya yang berada di Tasikmalaya ia selalu sendiri.Hanya menghamburkan kesehariannya dengan tidur,mandi,makan, menonton televisi.
Seakan itu menjadi Boomerang kegiatan untuk keseharian anneth.
Ia keluar rumah jika ada keperluan seperti kerja kelompok atau acara dadakan.
Ting....
Ines
Ines:Aku udah di depanSegera anneth berlari untuk menjemput ines,bergegas ia memencet pin apartemennya bergegas menuju lift.
Sampailah anneth di lantai bawah,menemukan sosok ines yang berjalan ke arahnya.
"Maaf lama"
"Ah nggak papa,ayok"
Anneth menarik tangan ines untuk mengikutinya.
Mereka berdua sudah berada di lift menuju lantai enam.Mengapa ia tidak mau berada di atasnya sampai seterusnya?
Karena ia takut ketinggian.ini juga sebenarnya sudah tinggi.
"Gue baru sadar di lift nggak ada angka empat dan tiga belas" Ujar Anneth yang baru saja keluar dari lift berjalan menuju pintu apartemennya.
"Masa sih?"
"Iya"
"Aku juga baru sadar"
Anneth menekan tombol angka itu dan terbuka lebar pintu apartemennya,ines menatap setiap inci ruangan ini tak berbeda dengan rumah.Semuanya sama.
"Kamu tinggal sendiri?" Tanya ines berjalan di belakang anneth.
"Iya.Kamu duduk dulu aku buatin minum" ines mengangguk mendaratkan bokongnya di sofa panjang yang berada di ruang televisi.
"Anneth,kenapa kamu nggak tinggal dengan kak lano?"
Anneth menatap ines sekilas lalu tersenyum hambar."Gue masih takut dengan dia"
"Sebelumnya kak lano punya cewek,namanya Nadin.Kak Nadin itu dulu kakak kelas gue."
"Ceritanya itu,kak Nadin sedang berlibur bersama keluarganya ke Singapura.Di perjalanan menuju bandara,mobil yang ditunggangi kecelakaan"
"Seluruh mobil rusak parah.Untungnya sopir mobil beserta mamah,papah,adiknya kak Nadin tidak mengalami luka serius.Melainkan kak Nadin sendiri yang mengalami koma. Dikabarkan kak Nadin koma, kak lano langsung menuju ke rumah sakit di mana kak Nadin dirawat"
"Setelah kak lano sampai di rumah sakit sudah berada di ruang ICU menunggu kak Nadin untuk sadar.Di sana ia sendirian,keluarga kak Nadin sedang melakukan perawatan ringan"
"Tak lama,mamah kak Nadin keluar langsung memeluk kak lano.Berpapasan bersama dokter yang juga keluar dari ruang ICU.Dokter itu berkata jika nyawa Nadin tidak dapat diselamatkan"
Ines yang mendengar itu langsung merinding sendiri."Dan---"
"Nggak usah diterusin" Ujar ines memeluk tubuh anneth erat.
Anneth menangis sesegukan, kejadian itu masih terngiang di dalam pikirannya.Walaupun berlangsung lama,tetap saja masih membekas di pikiran Anneth.
Vote+komen😂👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Ends✓✓
Novela JuvenilMari Follow sebelum baca💫 Untukmu -Wildan Diego Zackera Kamu adalah mutiara berharga yang aku punya, Teman dalam segala suka dan duka yg aku rasa, Penyanggah dikala rapuh menerpa, Tetaplah berada di dekatku disampingku utk menemani hidup ini yg pen...