Ines berjalan memasuki ruangan kelasnya,ia mendaratkan bokongnya di bangku di samping Nasya yang sedang memainkan ponsel
Ines masih terlihat sangat nesu pagi ini, dua hari yang lalu ia tidak merasakan kebahagiaan sama sekali.
Nasya mengangkat kepalanya menatap ines yang tiba-tiba berada di sampingnya,"Ines"
Teriak Nasya memeluk ines erat, ah akhirnya ines kembali. Ines tidak meresponnya sama sekali moodnya lagi buruk.
"Aku khawatir sama kamu,aku kira kamu beneran keculik" Ujar Nasya menatap ines yang sangat berbeda saat ini.
Nasya memiringkan kepalanya,"Memang" jawab ines membuat Nasya membulatkan matanya sempurna.
"Gimana ceritanya?"
"Udah ya,aku capek" Jawab ines.Nasya dapat melihat keadaan ines sekarang, matanya sembab sedikit memerah.
Pagi ini ia berangkat sekolah tidak bersama dengan Diego lagi, melainkan dengan bunda Amel.
Ia berfikir jika Diego tidak mau lagi berada di dekatnya,ya walaupun sebagai sahabat kan.Jika saja Diego perlahan menjauh darinya,ia juga perlahan melepaskannya.
"Guru kapan masuk sih, gak tau pengen pulang" Protes salah satu siswa yang bernama Andi.
"Free class, bodoh!" Ujar Dodi sambil memainkan gamenya di atas meja dengan santainya.
"Lo ketua nggak ngasih tahu,tahu gini gue kagak berangkat capek kemarin baru pulang anjir,semalam gue kagak tidur temenin adek gue beli bajulah nonton Drakor lah.Ribet ya cewek" Ucap Andi menjawab pertanyaan Dodi
"Kenapa Lo mau?"
"Kalo nggak diturutin bakal ngadu sana bokap,gue juga yang kena imbasnya" Jawab Andi.
"Adek Lo kelas berapa?" Tanya Nasya
"Masih SMP"
"Gue tanya kelas berapa,tolol"
"Kelas dua"
"Dua SD?"
"SMP budeg" Ujar Andi dengan kesal langsung menonyor kepala Dodi sedikit keras.Ya maklum orang sedang asik dengan dunianya kadang suka ngawur.
"Aku lapar" Nasya menatap ines yang berdiri dari tempat duduknya.Ia juga ikut berdiri menunjukan tampang polosnya."Ikut"
Mereka berdua berjalan ke luar kelas menuju kantin untuk mengisi perut,kata si pak ketu semua kelas kosong.Jadi ia mending mengisi perutnya yang keroncongan
"Mau ke mana?" Tanya Elma menghadang langkah Nasya dan ines dengan kedua tangan yang Elma rentangkan.
"Makan" Elma berganti gayanya menjadi berdiri tegak di hadapan mereka berdua menatap Hana yang berada di sampingnya.
"Ayok kita makan" semangat Hana mengangkat satu tangannya ke atas berjalan cepat mendahului sahabatnya.
Akhirnya mereka sudah berada di kantin, suasananya lumayan rame yang sebagian besar dihuni oleh anak kelas sebelas.Dilihatnya satu persatu bangku yang kosong ternyata berada di dekat bangku rombongan Anggi berada.
Tanpa berfikir lama,Hana langsung berlari ke arah meja itu dan mendaratkan bokongnya di bangku panjang putih tersebut.
"Aku mau mie ayam" Ujar ines dengan cepat.
"Ingat gak waktu itu?" Tanya Nasya mengingatkan ines
Ines hanya mengedikan kedua bahunya,"Aku nggak peduli,aku mau makan mie ayam"
Tidak mau diambil pusing Nasya menganggukan kepala menanyai Hana dan elma yang mereka pesan.
"Kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Hana menatap khawatir ines yang juga menatapnya.
"Emang aku kelihatan apa-apa ya?""Iya lah"
"Oh nggak kok aku cuman males aja" Jawab ines memainkan jari jemarinya
"Yang bener"
"Yang salah" Jawab ines menyengir kuda lalu menatap Nasya yang sudah datang membawa pesanan mereka.
Ines mengambil mangkuk mie ayamnya langsung menyiramkan saus dan sambal di atas mie ayam itu.
Setelah sekian lama tidak memakan mie instan akhirnya ia memakan juga..
Baru satu suap yang masuk ke dalam mulutnya,terlebih dahulu seseorang menarik mangkuk itu.Dengan kesal ines menatap sosok itu terkejut,ia mengubah raut wajahnya menjadi biasa biasa saja.
"Kan kan makan mie lagi" Ujar Diego menarik mangkuk itu menjauh dari hadapan ines.
Ketiga sahabatnya hanya menatapnya dengan tertawa renyah.
"Makan yang lain" lanjut Diego
"Nggak!"
"Oke terserah kamu" Ucap Diego menyodorkan kembali mie ayam ke arah ines.Ines menatapnya sendu,nampaknya Diego tidak mau berbicara lama dengannya.
Biasanya ia akan melarang dirinya untuk tidak memakan yang berbau mie.Kali ini Diego berbeda.
Diego berjalan menjauh dari pandangan ines menuju meja tidak jauh dengannya tanpa mengucapkan sepatah kalimatpun.
Ia melanjutkan makannya dengan kurang semangat,ia jadi tidak napsu lagi.
"Diego,kenapa Lo Tinggalin gue kemarin sih." Pekik Anggi menatap Diego kesal
Diego memutar bola matanya malas,"Alhasil Lo juga pulang kan?"
"Iya si,tapi Lo jahat banget sih.Nggak seharusnya Lo Tinggalin cewek kayak gue" Diego menatap Anggi mengangkat satu alisnya.
"Penampilan cewek Lo kayak apa si?" Anggi terdiam sesaat bingung harus menjawab apa.
Anggi menggejukan kedua kakinya ke lantai berjalan meninggalkan diego.Arahnya terarah ke arah meja di mana ines dan para sahabatnya sedang menikmati makanannya.
"Oh ini,yang Diego demi ninggalin gue buat antar cewek ini.Lemah banget sih!" Ujar Anggi menggebrak meja membuat mereka terlonjak kaget.
"Coba gue liat,secantik apa si?" Lanjut Anggi mengangkat wajah ines kasar."Nggak ada apa-apanya!" Kasar Anggi
"Lo cewek aneh yang pernah ada.Lo udah merebut Diego dari gue!Gak tahu diri banget sih!" Bentak Anggi menjambak rambut panjang ines membuat pemilik rambut itu meringis kesakitan.
"Buat apa Lo sekolah,kalau Lo nggak tahu cara merebut yang baik dan benar!"
Ines menahan kesakitan di kepalanya,"Cara ucapan kakak salah!Dimana pun tidak ada yang mengajarkan cara merebut yang baik ataupun benar!Kakak dong yang seharusnya lebih tahu dari saya!" Bentak ines menatap Anggi dengan wajah merah padamnya.
"Dan asal kakak tahu,aku nggak pernah merebut kak Diego dari kakak.Dia sendiri yang mendekati aku.Sekarang terserah mau ngapain, karena kak Diego bukan siapa-siapa aku lagi!" Lanjut ines mengusap air matanya
Anggi merasa dirinya tertandingi oleh ines langsung menerintahkan anggotanya untuk membawa ines,"Bil bawa dia!" Perintah Anggi kepada Abil, adik kelas yang masih kelas sepuluh itu.
Abil terlihat terdiam menatap ines menggeleng,"G-gue nggak mau"
Anggi menatap Abil tidak percaya,"Apa maksud Lo hah?bawa cewek ini!" Bentak Anggi menampar pipi Abil dengan tangan kirinya dengan keras.
Semua tatapan tertuju pada Anggi dan Abil yang menjadi sorotan perhatian."LO KELUAR DARI GENG GUE!"
"ANGGI!" Teriakan itu membuat semuanya menuju pada Diego yang tengah berdiri di samping Abil.
"Perlakuan Lo lebih nggak pantas!" Ujar Diego Manarik pundak Abil mendekat ke arahnya.Melihat itu ines tidak sanggup lagi, melepaskan rambutnya dari cekalan Anggi berlari keluar dari kerumunan menjauh dari mereka.
Sikap itu kau tidak pernah tunjukan saat aku berada di posisi gadis tadi.Apakah kau tidak pernah mau menerimaku lagi?
Sikapmu jauh lebih berbeda....aku rindu sikapmu yang dulu
Ines berlari mengikuti langkah kakinya berpijak entah ke mana,yang ia rasakan saat ini adalah.....Hancur
Vote+komen👌😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Ends✓✓
Teen FictionMari Follow sebelum baca💫 Untukmu -Wildan Diego Zackera Kamu adalah mutiara berharga yang aku punya, Teman dalam segala suka dan duka yg aku rasa, Penyanggah dikala rapuh menerpa, Tetaplah berada di dekatku disampingku utk menemani hidup ini yg pen...