LNE✓✓||Anneth (1)

12 3 0
                                    

Setelah tiga jam lamanya pelajaran bahasa Indonesia, ines memutuskan untuk ke kantin bersama dengan sahabatnya.Tidak lupa ke kelas Elma dan Hana sebelum mereka ke kantin.

"Gue ikut dong" Ujar Anneth yang tiba-tiba mencekal tangan ines membuat langkahnya terhenti.

"Ayok"

Nasya sedari tadi diam tidak merespon sama sekali,entah mengapa ia sangat risih adanya kehadiran anneth.

Tak henti hentinya Nasya mengoceh sendiri dari dalam kelasnya sampai berada di kelas Elma dan Hana yaitu 11 Mipa 4.

"Kenapa Lo?" Tanya Elma menatap Nasya bergidik geli, Elma dan Hana menatap gadis itu dengan alis terangkat.

Anneth yang tahu itu segera perkenalkan dirinya kepada Elma dan Hana."Gue anneth murid baru,salam kenal ya"

"Cepetan gue laper" Ujar Nasya berjalan cepat menggandeng tangan ines untuk berjalan dahulu.

Mereka bertiga menatap keduanya dan berjalan bersama menuju kantin.

"Gilaa selaper apa sih Lo nas napsu amat" Ucap Elma langsung duduk di sebelah ines.

"Tai.Buruan pesan Sono" Kata Nasya tidak sabaran membuat Elma menghembuskan nafasnya kesal."Lah Lo pesen apa cebong"

"Matamu cebong,gue mie ayam"

"Gilaa terbuat dari apa perut Lo dari kemaren makan mie terus" Ujar Elma geleng-geleng kepala

"Masalah?"

"Astagfirullah enggak lah.Kan gue ngomong,sensi amat nih anak" jawab Elma

"Biar aku yang pesen" kata ines

"Aku mie ayam"

"Aku siomay"

"Aku siomay"

"Hmmm mie ayam juga deh"

Ines mengangguk."Minumnya samain ya" mereka mengangguk menjawab ucapan ines.

Mata anneth menelusuri isi kantin, ramai.

Anneth harap di sekolahan barunya tidak bertemu dengan orang biadap itu.Ia sama sekali belum siap jika bertemu, mentalnya masih lemah untuk bertemu dan mengingat kejadian itu.

"Woy diem bae" Erwin mengagetkan membuat keempatnya terkejut bukan main.

"Kok manyun?" Tanya Erwin memainkan rambut ikal Nasya yang ia kuncir satu.

Dengan cepat Nasya menarik rambutnya kasar."Jangan sentuh!"

"Galak amat,kenapa si?"

"Gak papa"

"Kenapa gak mama?"

"Sempak kuda" Timpal Nasya memutar bola matanya malas.

Erwin menatap Nasya dari samping dengan cukup lama."Udah ah bosen liat Lo, makin jelek"

"Bomat gue cantik bukan buat Lo"

"Terus buat siapa?"

"Mimi peri" Erwin tersenyum renyah melihat Nasya yang terlihat kesal hari ini.Pandangan anneth dan Erwin tanpa sengaja bertemu membuat annneth tersnehum.

"Siapa?"

"Kenalin gue anneth murid baru" Ujar Anneth mengulurkan tangan kanannya berniat untuk berjabat tangan.

Erwin menatap tangan anneth sekilas."Tapi sorry tangan gue bukan buat Lo,ini tangan buat Nasya"

"Apa!"

"Oh oke sorry" Ucap anneth menarik kembali tangannya.

Tidak lama kemudian ines datang membawa pesanan mereka,"Bantu bawa tuh minumannya"

"Biar aku" ines menatap Diego yang berada di sampingnya.

'Ganteng banget' Batin anneth memandang Diego

Diego berjalan menuju pedagang es untuk mengambil pesanan dari gadisnya.

"Makasih"

"Sama-sama honey" jawab Diego melirik sekilas arah gadis asing yang berada di samping Hana.

"Eh iya,ini anneth teman baru aku" Ujar ines memperkenalkan anneth kepada Diego.

"Anneth"

"Diego" Jawab Diego yang tidak mau berlama lama berkomunikasi dengan gadis yang ia tidak kenal.

'oh pacarnya ines'

"Aku pergi dulu,dah" ujar Diego mencubit pipi ines lalu pergi dari tempatnya ia berdiri.

Ines menggosok pipinya kesakitan.Ia sempat melihat anneth yang terus memandang Diego tanpa berkedip,dan membuatnya sedikit risih.

Tapi... biarkanlah

Mereka langsung menyantap makanannya sampai habis.Tidak lupa meminum es teh nya

"Neth,Lo punya kakak?" Tanya Hana mulai mengangkat bicara.

"Punya"

"Kelas berapa?" Kini gantian Elma yang menanyai anneth

Anneth menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Nggak tahu lupa.Dann kita pernah ada masalah"

"Saat itu,gue sangat syok atas perlakuan kakak gue yang gue anggap bukan lagi kakak gue"

"Gue juga nggak tahu, dimana dia sekarang.Tapi jujur,gue kangen sama kakak gue itu kakak gue satu-satunya setelah kakak pertama gue meninggal"

Serasa ada yang menggores di hatinya,anneth kembali tidak bersemangat untuk menghabiskan es teh nya.

Melihat itu ines baru paham langsung menjawab."Kakak kamu kak lano kan?"

Mereka berempat menatap ines terkejut."Kok tahu?"

"Ah iya.Tapi kenapa nama lengkap kamu tidak sama dengan kak lano?" Anneth menggeleng tidak tahu, ia tidak mau tahu urusan tentang kakaknya itu.

"Reylano Afranda?" Beo Elma

"Iya kayaknya"

"Ada masalah apa si?" Tanya hana menatap anneth penuh harap untuk menceritakannya kepada mereka semua.

"Diaaa.....hampir pernah meniduri gue" Ketiganya langsung syok membulatkan matanya sempurna kecuali ines yang sudah tahu insiden itu dari Diego.

"Tapi nggak jadi kan?" Anneth menggelengkan kepalanya lemas."Untung bokap gue datang,kalo nggak gue udah habis ditangan kakak kandung gue sendiri"

Anneth memegang dadanya yang merasa sesak, rasa sakit itu kembali datang.

"Neth?" Cemas ines memegang lengan anneth

"Gue gak papa kok" Jawab anneth meyakinkan. Ia tidak kuat untuk melanjutkan cerita ini, cerita yang sangat amburadul ini tidak ada gunanya ia bercerita semuanya.









Vote+komen😂👌

Love Never Ends✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang