LNE✓✓|Bantuan Leo

12 5 0
                                    

Ines membuka matanya ia menggelengkan kepalanya pelan. Kepalanya sedikit pusing hari ini.Kembali mengingat kejadian apa yang terjadi.Ah sayangnya ia tidak mengingat apa yang telah terjadi kepada dirinya.

Sekarang ia berada pada ruangan seperti gubuk.Ia berusaha meronta dan meminta tolong.

Tangan dan kaki yang terikat oleh tambang sangat kencang,dan mulut yang tertutup oleh lakban.Mengakibatkan ia tidak bisa apa-apa selain menangis.

Pintu terbuka tidak lebar, menampakan sosok berjalan mendekat ke arahnya. Membuka paksa lakban di mulut ines,"Lano"

"Kenapa?kaget?" Lano tersenyum miring menatap ines yang sudah berada di tangannya.

Lano mengelus lembut pipi ines dan berhenti tepat di bibir ines.Bibir yang merah muda,hm ia jadi ingin merasakannya.

Melihat gadis dihadapannya menangis, tangannya terangkat untuk menghapus jejak si mata matanya itu dari pipi mulus ines."Jangan mangis,ya"

Ucapnya lalu berjalan untuk keluar dari gubuk itu meninggalkan ines,"Diego"

Mendengar ines menangis memanggil nama itu lano,tanpa basa-basi lano membalikan badannya berjalan mendekat ke arah ines berjongkok menyesuaikan ines yang duduk di tanah,"Nggak usah panggil nama itu,aku nggak suka"

Di lain tempat,Diego bersama teman-temannya mencari ines.Salah satu temannya ada yang sudah menelepon lano,tapi tidak mengangkat.

"Apa ada kaitannya dengan lano?" Tanya Erwin di sela keheningan.Diego yang sedang memikirkan sesuatu, menatap Erwin.

"Bentar gue tanya temen gue,dia pintar dalam melacak" Segera Diego menghubungi seseorang yang ia maksud.Leo.Iya leo,Leo adalah teman SMA lamanya sekaligus tetangga rumahnya.

"Halo,Yo"

"...."

"Lo ke sini,gue di taman kompleks"

"......"

"Iya"

Sahabatnya menatap ke arah diego,"Gimana?" Diego menganggukan kepalanya.
"Untung dia di rumah"

"Hah kan itu rumahnya,ya di rumah lah.Masa di rumah tetangga" Ujar Erwin.Mereka semua menatap Erwin kesal

"Biasanya dia kontrol"

"Kontrol?"

"Iya,dia cek kesehatan kadang dia terapi juga"

"Dia penyakitan?" Tanya sahrul.Reflek,Danang menonyorkan Kapala Sahrul

"Gila mulut lo rul,sopan dikit elah" Sahrul hanya memamerkan giginya tanpa dosa.

"Iya diaaa....Kanker darah"

Kelima sahabatnya menatap kaget Diego.Apa benar?

"Penyakit le-le le-----" Ujar Fikri mengingat ingat nama penyakit itu.

"Lele?"

"Goblok,bukan"

"Le leeeee"

"Leukemia" Kata Diego cepat.

"Nah itu,lele apaan itu lele"

Mereka semua menunggu leo datang,namun sampai kini ia masih belum muncul dari pandangan mereka.

Cukup bosan menunggu,Diego kembali membuka ponselnya untuk menelepon Leo kembali

"Go" Diego menatap ke depan,ah itu leo.

"Sorry lama"

"Sampai lumutan gue" Uajr Erwin membenarkan letak rambutnya yang urak-urakan.

"Sempak Lo"

"Sempak gue kaga lumutan anjing" Ucap Erwin mengangguk ke arah leo. Leo kembali menatap Diego yang juga menatapnya.

Diego menatap arah temannya sekilas lalu kembali menatap leo,"Lo bisa bantu gue kan?" Leo mengangguk tersenyum.

"Ines hilang kemarin di Bogor,Lo kan bisa nglacak Lo bisa melacak keberadaan ines nggak?" Leo berfikir sejenak.Lalu mengangguk ragu.

Melihat leo mengangguk tidak meyakinkan Danang bertanya,"Susah ya?"

"Iya,seharusnya gue melacak dalam keadaan ponsel ines aktif" Mereka membuang nafasnya kasar.

"Gue usahain deh"










Ada apa ya?🤔
Vote komen😂🙌

Love Never Ends✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang