54.

2.1K 97 3
                                    

🌻🌻🌻

Si Troublemaker's Tobat akhirnya sampai juga di rumah sakit dimana Toni dirawat. Mereka sudah mengetahui dimana ruangan cowok itu dirawat karena Cia juga sudah diberi tahu oleh Rafa. Setelah sampai di sana, mereka melihat para teman Toni dengan formasi lengkap alias ada Jendra, Davin, Candra, Rafa, dan Carl . Ada wanita paruh baya juga yang sedang terduduk dengan kepala mendongkan dan memejamkan mata.

Cia hanya mampu diam, tak mau banyak bicara. Jujur, ia sangat khawatir tapi semuanya itu tertutupi oleh rasa sakit hatinya.

Rafa menyambut kedatangan mereka, dan membangunkan Rasya. "Tante mereka temen kita juga," kenal Rafa kepada Rasya.

Wanita tersebut tersenyum ramah walau matanya terlihat sembab, beliau juga menerima uluran tangan dari delapan gadis yang cantik-cantik ini.

"Makasih ya kalian sudah mau datang ke sini," ucapnya ramah sembari mempersilahkan yang lain duduk. "Sini duduk." Mereka pun mengangguk dan duduk di kursi yang masih kosong.

"Tante, gimana keadaan Toni?" Tanya Nediv yang duduknya tepat bersebelahan dengan Rasya. Ia belajar tak peduli oleh seorang laki-laki yang berdiri di ambang pintu ruangan Toni. Siapa lagi kalau bukan Jendra?

Ingin sekali Nediv berhambur kepelukan cowok itu, namun ya sudahlah.

"Toni masih kritis nak, karena benturan di kepalanya cukup keras."

Cia yang mendengar kabar itu syok, ia tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis tersedu-sedu, bagaimana tidak khawatir jika orang yang disayangi sedang bertaruh nyawa? Walaupun Toni melukai hatinya dengan cara memutuskan hubungan mereka tanpa maksud yang jelas, hati Cia tetap untuk Toni.

"Kalian ini temen sekelas atau apa?" Tanya Rasya tiba-tiba.

"Kami musuhnya mereka tuh tante, tapi emang baik. Mana ada sih musuh yang sebaik kita? Ya nggak guys?" Keisha menjawab dengan sedikit candaan, agar suasana terlihat adem.

Mereka pun tertawa begitupula dengan Rasya. Dia merasa bahwa gadis-gadis ini sangat baik. Ia yang dulu ingin sekali mempunyai anak perempuan, tapi tidak keturutan akhirnya sangat suka dengan seorang anak perempuan. Bahkan jika Toni mempunyai teman perempuan ia akan menyayangi seperti anak sendiri.

Candra yang tidak setuju dengan penuturan Keisha pun membantah, "ehh mereka itu jahat te, baik apanya? Baik dari Hong Kong?"

Keisha tiba-tiba merasa jantungnya berdegup kencang. Ia sudah mengatakan hal itu beberapa hari yang lalu bahwa dirinya jatuh hati kepada Candra, tapi mengapa cowok itu malah mengejeknya? Sialan.

"Udah kali Can, ini di rumah sakit," peringat Jendra.

"Gakpapa kok kalian rame, tante jadi seneng," kata Rasya. Nediva pun mengelus punggung tangan Rasya lembut, memberi ketenangan.

"Tante tau gak kalau Toni punya cewek?" Celetuk Hana tiba-tiba. Cia melotot tajam mengisyaratkan sesuatu sayangnya pelototan itu tak dipedulikan.

Rasya tersenyum, "waduh siapa ceweknya. Kok gak dikenalin ke tante?"

"Ceweknya banyak tan, jadi bingung mau kenalin yang mana," celetuk Rafa. Mungkin jika Toni mendengar, mereka sudah beradu mulut.

Troublemaker'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang