🌻7🌻

4.3K 161 0
                                    

🌻🌻🌻

"Lo kenapa sih tadi kejar-kejaran kayak orang sinting?"

"Dia duluan Nediv, yang mulai."

"Alah gak mungkin, pasti lo duluan kan yang mulai?" tebak Siren diangguki oleh Cia dan dia tersenyum kikuk.

Tidak mungkin ia bisa mengelak dari mereka, karena memang mereka yang tahu sifat-sifatnya. Jadi, mau model apa saja untuk berbohong pasti mereka akan tahu kenyataannya. Setelah Cia mengelilingi seisi kantin dia kembali duduk bersama ketujuh sahabatnya, belum sampai dia mendudukkan tubuhnya cowok ngeselin itu mengejeknya dari kejauhan membuatnya mau tak mau harus mengejek balik. Persetan dengan tatapan orang lain, yang terpenting dia bisa membalas cowok itu bagaimanapun cara nya.

Nediv menahan malu oleh tingkah Cia yang menggemparkan seluruh kantin, begitu pula yang dirasakan oleh sahabatnya yang lain. Dia menggiring Cia keluar dari kantin agar tidak terjadi lagi keributan di sana. Kebetulan perut mereka sudah terisi jadi tidak terlalu dipermasalahkan. Namun tidak berlaku untuk Keisha yang memang memiliki julukan PKPK kepanjangan dari Putri Keong Perut Karet.

Mereka memilih kembali ke kelas, lagi pula bel masuk juga akan berbunyi beberapa menit lagi.

Nediv duduk di bangkunya memainkan ponsel dan membuka beberapa aplikasi di sana. Pikirannya teringat oleh kejadian di kantin tadi. Saat cowok yang beradu mulut dengan Cia kembali ke mejanya, dia tidak sengaja melihat Ketua Osis dan Wakilnya juga. Berarti mereka adalah teman dekat, sangat jarang kan kalau bukan teman dekat makan di satu meja yang sama saat di kantin?

Jadi setelah ini dirinya akan berurusan dengan dua cowok ngeselin itu? Sudah pasti urusan Cia dengan cowok tadi tidak akan selesai sampai di sini. Akan mulai lagi entah itu nanti, besok, atau lusa. Itu tandanya dia juga bertemu dengan ketua osis dan wakilnya lagi. Ditambah kalau Cia sampai disentuh sedikit saja pasti para sahabatnya yang akan turun tangan dan ketua osis tersebut akan membela temannya.

Oh tidak!

"Div," panggil Rivka.

"He?"

"Cowok yang sama Cia tadi itu temennya si ketos itu kan?" Tanya Rivka membuat Nediv mengalihkan pandangannya dari ponsel yang masih digenggamnya.

"Lo liat kan tadi?" Lanjutnya.

"Hem, gue lihat sih. Terus kenapa?"

"Gakpapa sih, tapi gue ngrasa ada yang aneh gitu."

"Perasaan lo aja kali," ucap Nediv berusaha meyakinkan Rivka. Memang perasaan bagaimana yang dirasakan oleh Rivka?

"Maybe."

Tettttttt...... Tettttttt......

Bel masuk akhirnya berbunyi, para murid kelas 11 IPS 2 berhamburan masuk ke kelas dan duduk di bangkunya masing-masing. Tidak lama dari itu seorang guru masuk ke kelas mereka dengan muka yang garang, pasti kiler. Nediv dan ketujuh sahabatnya yang lain juga tidak mengerti itu guru mata pelajaran apa. Jadi mereka hanya memandang dengan tatapan aneh berharap guru itu bermuka garang berhati hello kity saja.

Bapak guru itu berperut buncit, berkulit sawo matang, berkumis tebal, dan memakai kacamata persis dengan apa yang digambarkan oleh Cia waktu itu. Berarti beliau adalah orang baik, sama seperti yang dikatakan oleh Cia.

Troublemaker'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang