🌻13🌻

3.2K 144 5
                                    

🌻🌻🌻

Malam ini Jendra dan para temannya berada di tempat biasa. Tempat dimana mereka selalu berkumpul sebelum melakukan kebiasaan mereka. Kali ini Jendra sendirilah yang akan turun tangan, melintasi area balapan mobil. Sebuah rumah kecil di pinggir jalan dengan lampu remang-remang, sebelum melakukan balapan mereka terlebih dahulu berkumpul di sana. Balapan ini termasuk balap liar, jadi jika tiba-tiba suara sirine polisi berbunyi itu lah tanggungan mereka. Bahkan berkali-kali mereka sudah terciduk oleh ladusing tetapi mereka juga lihai menghindar.

Asalkan kalian tahu kebiasaan ini juga termasuk sisi keburukan dari seorang Ganjendra Galang Galaksiano. Tidak ada lagi yang lebih menyenangkan selain pergi ke klub meminum banyak bir dan balapan liar. Kebiasasn tersebut adalah sebagian kesenangannya. Hidupnya sudah tidak berarti lagi, untuk apa dia mengingat sebab akibat dari perbuatan-perbuatan buruknya. Biarkan saja dia bersikap baik di sekolah, tetapi jika diluar tolong bebaskan Jendra.

"Lo yakin bisa kalahin dia?" Tanya Davin menaikkan sebelah alisnya.

"Bahkan gue gak tahu dia siapa."

"Baru kali ini lo balapan sama dia, dari informasi yang gue denger dia adalah Queen-nya balap mobil. Semua gak bisa takhlukin kehebatannya Jen," ujar Rafa. "Lo yakin?"

Sedari tadi rasanya kedua telinga Jendra terasa panas mendengarkan ocehan para temannya. Mereka seperti tidak yakin oleh dirinya, padahal dia merasa sangat yakin. Apa mungkin Jendra merasa takut, apalagi kali ini lawannya adalah seorang perempuan. Mungkin bisa dibilang mereka sama-sama pembalap misterius. Asal kalian tahu bahwa Jendra tidak akan menghancurkan harga dirinya sendiri, membuat mereka kecewa. Jadi selama ini dia menyamarkan identitasnya. Begitu pula dengan kelima temannya, sama-sama merahasiakan identitas mereka. Karena kalau tidak, pasti rahasia Jendra akan cepat terbongkar.

Selama ini mereka mengenakan topeng putih, menutupi seluruh wajah. Mengenakan hoodie hitam sebagai ciri khas dengan gambar pedang di dada kirinya.

"Buat diri lo semua yakin, kalo gue bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buat diri lo semua yakin, kalo gue bisa. Jangan bertingkah seolah gue lemah," ucap Jendra tidak main-main. Tatapan matanya seakan menghunus. Membuat yang melihat kedua mata tersebut bergidik ngeri.

"Gue benci itu!" Lagi-lagi Jendra menunjukkan bahwa ia tak lemah.

Semua temannya yang mendengarkan ucapan tersebut memilih diam, tak mau lagi berbicara. Mereka masih menyayangi tubuh mereka dari pada tetap berbicara namun harus masuk rumah sakit atau bahkan masuk lubang kuburan. Jendra akan membabak belurkan mereka jika tetap membantah ucapannya.

"15 menit lagi kata Bang Rayhan," ujar Carl yang baru saja masuk ke ruangan khusus dimana tempat mereka berada.
Dia tadi sempat keluar sebentar untuk mengangkat telepon penting. Ternyata telepon tersebut dari orang kepercayaan mereka, yaitu Rayhan.

Rayhan adalah alumni SMA Antaraksa, sama-sama memiliki kehidupan gelap seperti Jendra. Tapi bedanya ia tidak terpuruk seperti junior sialannya itu. Dia mau membuka mata bahwa dunia ini ternyata sangat terang. Namun tetap saja mereka jatuh kepada pergaulan yang buruk. Suka ke klub dan balapan liar. Mustahil sekali orang-orang yang mempunyai kehidupan gelap akan tahu jalan hidup, mereka telah buta. Dibutakan oleh gelap, dia tidak mengizinkan sedikit saja terang masuk.
Biarkan untuk sekarang Jendra mencari kesenangannya, dia akan tahu dimana terangnya berada.

Troublemaker'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang