🌻🌻🌻
"Kesel gue sama tuh anak," gerutu Nediv sembari menyuruput minumannya.
Mereka berdelapan kini berada di salah satu Mall di tengah kota. Saat ini mereka masih mengenakan seragam lengkap dan sepatu sekolah sebagai alas kaki. Mood mereka dalam masa buruk-buruknya karena beberapa masalah yang menimpa pada sekolah baru, mulai dari urusan Nediv dengan Virly sampai berurusan dengan BK hingga mereka berdelapan yang dihukum keliling lapangan sebanyak lima kali.
Rambut mereka bagaikan mahkota, mungkin semua itu juga dirasakan oleh kaum hawa. Jangan salahkan mereka yang awalnya tidak mau merubah penampilan rambutnya, karena bagaimanapun rambut adalah kesayangannya. Tapi Ketua Osis tadi telah mengancam mereka jika tidak menghitamkan rambut maka mereka akan di DO dari sekolah. Akhirnya mereka yang mengalah untuk berjanji menghitamkan rambut.
Sekarang mereka berada di Restoran Jepang, Keisha lah yang merengek untuk makan di Restoran Jepang ini. Padahal Nike tidak terlalu suka dengan makanan setengah matang atau mentah. Tapi mau bagaimana lagi? Membuat anak orang bahagia bisa menambah pahala. Apalagi ini adalah sahabatnya sendiri. Dan akhirnya dia yang mengalah.
"Bayangin aja ya kalo kita pakek rok panjang dibawah lutut," celetuk Siren.
"Ya lo aja sana pakek, gausah bayangin segala."
"Eh bentar ya Han, kenapa lo sewot sama gue?"
"Lo aja kali yang baper," ucap Hana melanjutkan kegiatan makannya.
Alamat perang ketujuh akan dimulai!
Keduanya saling melemparkan tusuk gigi milik restoran yang tersedia di atas meja makan mereka. Akibatnya mengundang tatapan dari pengunjung lain, bahkan tidak hanya menatap saja tetapi juga ikut tertawa. Sementara para sahabatnya yang lain mengalihkan pandangan mereka atau beraktivitas lain seperti pura-pura tidak tahu dan tidak mengenal keduanya.
Nediv hanya menepuk jidatnya merutuki kebodohan sahabatnya yang agak gesrek.
"Lo berhenti atau gue tinggal?" Bisik Nediv tepat di telinga Hana yang berada di sampingnya.
"Dia dulu yang mulai," bela Hana dan menyalahkan Siren.
Tanpa menunggu lama Nediv menggandeng Hana untuk keluar dari restoran ini, agar tidak lagi beradu mulut dengan Siren. Begitupula dengan Siren yang digiring keluar oleh Wyne. Sementara Keisha, Cia, dan Rivka menunggu Nike yang membayar di kasir. Nike mau membayar ke kasir karena perintah dari Wyne, kalau saja tidak dalam keadaan yang darurat pasti dengan ogah-ogah akan ditolaknya.
Siren dan Wyne mengikuti arah yang dituju oleh Nediv dan Hana, yang lain mengikuti di belakangnnya kebetulan juga Nike sudah selesai membayar di kasir, dan catat dia tidak terlalu lemot seperti Keisha.
Mereka memilih untuk pergi ke toko baju di mall tersebut, merasa sudah lama tidak berbelanja baju bersama-sama. Siren dan Hana sudah dalam keadaan yang baik karena sekarang sudah memilih baju bersama, bahkan saling tukar pendapat. Begitulah persahabatan yang sebenarnya, kadang bertengkar lalu membaik kembali, bukannya yang awal membaik lalu munafik. Intinya saling sadar diri dan mau memaafkan sahabat kita sendiri.
Yang lain juga sibuk memilih baju, tapi tidak dengan Nike yang asik dengan kebab di tangannya, duduk di kursi yang disediakan toko baju tersebut. Sangat malas harus mencari-cari baju yang cocok, lebih baik ia duduk manis sambil makan. Jika ada salah satu sahabatnya yang memilihkan untuknya dan ia rasa cocok tinggal membayar saja di kasir."Rivka!!!" Pekik Cia sembari menenteng dua baju di tangan kanan dan kirinya.
"Apasih?"
"Bagus mana nih?" Tanya Cia kepada Rivka sambil menunjukkan satu persatu baju yang dipilihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker's
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA. [Completed] Kisah yang sederhana dari sebuah persahabatan bagi mereka. Lara dan gembira telah ada dalam persahabatan mereka. Kedelapan gadis yang memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing, menjadi pelengkap cerita ini. ...