🌻🌻🌻
"Lo bertiga ngapain ke sini?" Tanya ketus dari Nike menatap tajam ketiga cowok yang sudah diam. Rafa yang hendak menjawab pertanyaan pacarnya itu pun mengurungkan niat gara-gara Nike yang akan bicara lagi, seakan tak mau mendengar alasan apapun.
Sebenarnya ini yang goblok siapa sih?!
"Pada gak punya kuping atau gak ngerti bahasa manusia?"
"Gila, pacar lo sekali ngomong langsung pedes kek cabe ya," bisik Toni menyenggol lengan Rafa.
Rafa pun tak berkutik, kicep seketika tak mau mengotot kepada Nike. Percuma saja ia lakukan. Laki-laki selalu salah di mata perempuan, bener gak sih?
Kedua bapak satpam yang sudah bersusah payah menghalangi tersebut hanya menahan tawa melihat pemandangan di depannya ini. Akhirnya masalah tersebut terselesaikan hanya oleh satu perempuan. Nike seakan menjadi pahlawan kebenaran di sini, hingga pacarnya sendiri pun dibuat terdiam, padahal tadi koar-koar semacam orang gila.
"Gimana anjing, lo jinakin kek pacar lo. Ngeri deh gue liatnya sat!" Candra sudah bergidik ngeri. Ia tak mau melihat ke depan, tapi pandangannya ke arah samping kanan dan kiri.
"Heh, lo berdua juga kan yang ngotot. Giliran gini gue yang maju. Tai deh lo berdua!"
"Rafak, terus kalau gitu kenapa juga lo mau?"
"Candra gaboleh berkata kasar ya!" Peringat Toni sambil menjitak kepala Candra.
"Masuk lo berdua!" Perintah Nike.
Tapi tunggu, berdua? Pasti ada satu dari mereka bertiga yang tak terselamatkan.
Wajah Rafa, Candra, dan Toni mendadak bengong. Mereka menatap satu sama lain, masih berpikir siapa dua dari mereka yang akan lolos. Sungguh tak sanggup jika harus berhadapan dengan Nike, lebih baik Rafa saja.
"Siapa berdua?" Tanya Toni.
Nike tak menjawab malah melipat kedua tangannya di depan dada.
"Elah lo gak adil sih, kita di sini bertiga kok lo bilang cuma mau dua?" Bujuk Rafa sok imut membuat Nike berdecak.
"Ck, Candra sama Toni lo masuk duluan," perintahnya sontak membuat dua pemilik nama tersebut berbinar. Tanpa berlama-lama mereka langsung lari masuk ke dalam kafe, yang sudah dipastikan banyak makanan di sana. Ngotot kepada satpam dan takut oleh Nike membutuhkan banyak tenaga.
"Dan lo! Ikut gue ke parkiran!" Tunjuk Nike dan mendelik kepada Rafa.
Mereka berdua berjalan beriringan, Nike dengan muka datar sementara Rafa bersama tampang cool-nya. Jika hanya berdua, ia tak akan takut karena bisa mengancam. Namun, saat bersama teman-temannya tadi ia tak mungkin mengeluarkan jurusnya begitu saja. Karena bagaimana pun, ia benar-benar mencintai Nike. Tapi apalah daya jika tak berani mengungkapkan. Alhasil seperti ini, ia mencari kesempatan dalam kesempitan.
Entahlah, pasti ada waktu dimana ia akan mengungkapkan rasa cintanya ini kepada Nike. Walau tidak seratus persen menjamin akan diterima oleh cewek kanebo tersebut. Nike benar-benar dingin dan sulit ditebak, bahkan sangat tertutup. Hingga masalah kemarin hanya Nike sendiri dan Rafa yang tak sengaja memergoki yang tahu.
Sesampainya di parkiran, Rafa tetaplah teguh pada tampang sok cool-nya. Nike yang melihat sangat muak sampai ingin membuang cowok di hapadannya ini di jurang penuh buaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker's
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM MEMBACA. [Completed] Kisah yang sederhana dari sebuah persahabatan bagi mereka. Lara dan gembira telah ada dalam persahabatan mereka. Kedelapan gadis yang memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing, menjadi pelengkap cerita ini. ...