🌻🌻🌻
Sinar matahari sudah menyinari bumi di pagi hari ini, para murid SMA Antaraksa mulai berbaris rapi sebelum melakukan Upacara Bendera setiap hari Senin. Atribut sekolah sudah mereka kenakan mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala. Beberapa murid yang melanggar peraturan akan dipisahkan untuk berbaris di depan dan menghadap murid lainnya. Mungkin banyak murid zaman sekarang yang malas untuk mengikuti Upacara Bendera, lalu bagaimana dengan bangsa ini? Para pemuda dan pemudi penerus bangsa layaknya mempunyai semangat perjuangan lebih tinggi. Upacara Bendera sama saja menghormati mereka para pejuang bangsa yang telah bertaruh nyawa demi negara kita, Indonesia.
Maka dari itu jadilah anak bangsa yang mampu mengangkat negara ini. Mau berjuang demi masa depan Tanah Air Indonesia.
Jendra selaku ketua osis bertugas mengecek setiap murid mulai dari perlengkapan mereka serta sikap saat mengikuti upacara. Dia mulai melangkahkan kakinya di barisan kelas 11 IPS 2, di sana terlihat beberapa siswi yang melanggar aturan saat upacara berlangsung. Jendra belum menegur mereka melainkan hanya melihat gerak-geriknya saja dari kejauhan. Ia tahu siapa mereka, kali ini Jendra memerintahkan anggotanya yang lain agar menegur Nediv dan para sahabatnya. Setelah upacara ini selesai ia yang akan mengatasi cewek bar-bar tersebut.
"Panas," keluh Keisha sedikit berbisik.
"Gue juga kali. Mana gak selesai-selesai lagi nih upacara," sahut Hana.
Mereka bertujuh kini berada di barisan paling belakang dari kelas mereka. Kenapa hanya bertujuh? Karena Cia belum datang sampai bel dibunyikan, mereka yakin bahwa Cia terlambat masuk sekolah dan saat ini sedang dihukum di luar gerbang. Saat pertama masuk sekolah rajinnya minta ampun, eh lama kelamaan malah kumat lagi.
"Tuh, guru kesayangannya Cia yang emang lama amanatnya."
"Kabur yuk!" Ajak Nediv kepada para sahabatnya yang diangguki oleh mereka. Sebuah ide melintas begitu saja di otaknya. Lagian di belakang mereka tidak ada anggota osis yang berjaga, ini adalah kesempatan untuk mereka.
Nediv yang pertama kali memutar badan dan diikuti keenam sahabatnya yang lain. Satu langkah saja akan kabur, sebuah suara terdengar dari kedua indra pendengaran mereka.
"TUJUH SISWI KELAS 11 IPS 2 MAJU KE SINI. YANG MAU KABUR ITU YA! IKUT DI BARISAN MURID YANG MELANGGAR PERATURAN!" Ternyata Pak Hasan hari ini tidak bisa diajak kompromi.
Sialan sekali!
Bayangkan saja di hadapan seluruh murid SMA Antaraksa serta beberapa guru dan karyawan sekolah, mereka dipanggil oleh Pak Hasan menggunakan microfon. Betapa malunya mereka saat ini saat berjalan gontai menuju barisan murid tidak taat aturan. Itu tandanya sekarang mereka juga murid tidak taat aturan.
Yang menambah kekesalan saat ini adalah sikap Virly, dia sedari tadi hanya tertawa tidak bersuara dan mengejek dengan menjulurkan lidahnya kearah Nediv maupun Rivka, Wyne, Nike, Hana, Keisha, atau Sirena.Tidak ada pilihan lain mereka menuruti permintaan The King Hasan untuk ikut berbaris di sana. Sudah dua kali merasakan hukuman dari bapak guru tercinta mereka itu, dengan baik hatinya mereka tidak menolak.
Kurang baik apa sih?
"Yakali di sini lebih panas," keluh Wyne mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya.
"Gara-gara lo sih." Kali ini Hana menyalahkan Nediv karena mempunyai ide yang malah menjerumuskan mereka ke dalam hukuman ini.
"Ya gue juga gak sepenuhnya salah kali, lo juga mau kan ikutan kabur," bela Nediv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker's
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA. [Completed] Kisah yang sederhana dari sebuah persahabatan bagi mereka. Lara dan gembira telah ada dalam persahabatan mereka. Kedelapan gadis yang memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing, menjadi pelengkap cerita ini. ...