🌻16🌻

3.1K 141 0
                                    

🌻🌻🌻

"Maksud lo apa ngomong yang nggak-nggak tentang gue dan sahabat-sahabat gue?" Bentak Nediva kelewat sabar.

Virly tersenyum sinis. "Emang lo buruk kan Nediva Rawnie Trifosa BRAMASTA?" Gadis itu menekankan nama belakang Nediv.

Nediv tampak begitu muak oleh Virly, kenapa juga dia menyebut nama terakhirnya dengan nada tidak biasa. Nama itu diambil dari nama keluarganya. Secara tidak langsung Virly juga mengejek keluarganya. Tangannya sudah gatal ingin sekali menampar pipi cewek bermulut oli dihadapannya itu, tapi ia masih sayang oleh tangannya karena tidak mau dikotori oleh cewek kurbel seperti Virly. Seketika sahabatnya yang sedari tadi hanya duduk sambil bersenandung, beranjak dari duduknya. Mereka merasa tidak terima karena ucapan si kompor.

Keisha ingin ikut menyelesaikan masalah Nediv dan Virly, bagaimanapun salah satu dari mereka berdua adalah sahabatnya. Ia tak mau siapapun melukai Nediv, walau hanya masalah sepele ia pasti akan membela. Demi kebaikan bersama. Menciptakan rasa persaudaraan dan menunjukkan semangat tolong-menolong antar sesama. Semangat Keisha!

Tapi sayang, Nike mehanan dirinya yang hendak menghampiri Nediv.

Emang kagak tahu temennya lagi susah nih anak. Batin Keisha merutuki perbuatan Nike.

"Jangan ke sana Keisha!" Tahan Nike masih mencekal pergelangan tangan Keisha.

"Ada apa sih Ninik, gue mau bantu bank berjalannya aku tuh!" Bantah Keisha. Ia tidak tega tabungan berjalannya harus merasakan sakit hati.

Keisha memang terkadang memanggil Nediv dengan sebutan bank berjalan, karena ia sering ditraktir makanan oleh Nediv. Apalagi kalau dia lagi kanker (kantong kering) pasti Nediv yang setia mentraktirmakanan untuknya. Membantu Nediv adalah bentuk rasa terimakasih.

Pembela kebenaran tapi suka bohong akan segera menyelamatkan!

"Gue bilang jangan ya jangan Keisha. Biar dulu Virly ungkapin semua kekesalannya soal kita," tutur Nike, Keisha sedikit luluh. Benar juga yang dikatan oleh Nike. Kalau dia berusaha memisahkan pasti Virlu tidak akan berbicara.

"Kalau Nediv diapa-apain gimana?" Tanyanya khawatir.

"Yaelah lo kayak gatau aja sama temen lo satu itu! Mana mungkin dia kalah sama kompor macem Virly. IMPOSSIBLE." Kini ganti Hana yang menjawab.

"Alay emang si Keisha," timpal Siren, merasa tidak terima Keisha menjitak kepalanya keras membuat sang empu meringis kesakitan.

"Tau apa lo tentang gue?"

Bukan mereka lagi yang berbicara tetapi Nediv, di sana dia beradu dengan hati dan ego. Hatinya mengatakan untuk tetap tenang sementara egonya menyuruhnya agar cepat-cepat menghempaskan Virly. Tampak Nediv sedang melipat kedua tangannya di depan dada seperti menantang lawannya. Sedangkan Virly mengepalkan tangannya kuat-kuat sampai otot tangannya terlihat dengan jelas.

"Lo itu buruk Nediva!"

Brakkk.....

Bersamaan mengatakan emaot kata itu Virl menggebrak meja yang ada di sebelahnya. Meluapkan semua emosinya di sana. Teman-temannya yang berada di kelas sempat terlonjak kaget, sembari mengelus dadanya. Ada juga yang menutup kedua telinganya karena sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh Virly. Nediv pun juga sedikit kaget, tapi ia tidak mengekspresikan itu. Dia cukup pandai untuk mengekspresikan wajahnya.

Troublemaker'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang