🌻🌻🌻
2 tahun kemudian
Sinar mentari telah menyinari bumi beberapa jam yang lalu. Kota yang penuh kenangan kini menyambut mereka dengan keramaian. Akhirnya mereka kembali untuk melanjutkan sebuah kenangan yang sempat terhenti itu untuk merangkai kembali sebuah cerita baru. Angin berhembus tenang memberikan tenaga kepada pohon untuk bergoyang mengikuti angin. Cuaca yang mendukung juga memberikan kebahagiaan tersendiri untuk mereka berdelapan.
Nediv telah kembali, setelah beberapa bulan ia hanya terbaring di rumah sakit. Berkat mujizat dari Sang Maha Pencipta ia diberikan hidup lagi setelah mengalami koma. Itu semua juga karena doa-doa mereka yang selalu menyertai dan tak ada hentinya. Nediv juga berharap supaya dia juga masih mengingat dirinya.
"Akhirnya gue menginjakan kaki di kota dimana gue dipertemukan dengan dirinya, terimakasih Ya Tuhan," ucap Cia sambil menengadahkan tangannya.
"Kirain udah lupa ngucap syukur," ledek Wyne tanpa berdosa karena ia masih menyibukkan diri bersama snack di tangannya.
"Kenapa gue dikelilingi oleh orang-orang bucin ya?"
"Lo juga bucin Kei!"
"Bucin teriak bucin ya," timpal Siren.
"Gue lemparin batu nih kalian kalau tetap hina gue!" Ancam Keisha sambil mengangkat tangannya yang sudah siap dengan batu. Hana dan Siren pun malah mengejek, membuat Keisha kesal adalah hal yang membahagiakan.
Mereka sekarang berada di basecamp, setelah pulang dari Belanda rasanya sangat rindu oleh tempat-tempat yang sering mereka kunjungi. Dari bandara mereka langsung menuju ke basecamp, tentu dengan persetujuan orangtua mereka. Kedatangan mereka di sana disambut baik oleh Pak Rahmat dan Bu Dewi, hingga mereka berdua menyiapkan makanan kesukaan para gadis tersebut. Setelah makan, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke danau. Menikmati pemandangan serta udara yang sangat sejuk.
Nediv diam termenung di tepi danau sambil melemparkan batu kerikil. Ia mengingat sosok Jendra, cowok yang telah mengisi hatinya dan berhasil menyembuhkan tetapi juga mengukir goresan luka lagi. Ia sempat kecewa karena Jendra menyakitinya dengan kejadian beberapa tahun lalu. Kecewa itu pasti, namun rasa cintanya mampu mengalahkan semua. Bahkan sampai saat ini dia masih merindukan Jendra.
"Gue akan kuliah di sini. Kalian gimana?" Tanya Nediv kepada sahabat-sahabatnya.
"Ya gue sih kuliah, mungkin besok gue mulai masuk," balas Nike.
"Ikut ya pokoknya! Kita harus berang-berang," kata Keisha membuat yang lain geleng-geleng kepala.
"Lo bego ya?"
"Kok Rivka ngatain gue bego? Padahal situ juga bego."
"Bareng-bareng Kei, bukan berang-berang," koreksi Rivka dan Keisha hanya mengangguk.
Nediv sudah memikirkan jurusan apa yang akan ia ambil, begitupula dengan ketujuh sahabatnya. Mereka akan berpencar mengambil jurusan sesuai kemampuan dan keinginan mereka masing-masing. Nediv cukup bahagia dikelilingi oleh para sahabat yang baik dan selalu ada untuknya. Jika tak ada mereka pasti dirinya tak sekuat ini.
"Gue jadi kangen sama penyamaran kita," celetuk Nediv.
"Bukan lo doang, gue juga," sahut Keisha dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker's
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM MEMBACA. [Completed] Kisah yang sederhana dari sebuah persahabatan bagi mereka. Lara dan gembira telah ada dalam persahabatan mereka. Kedelapan gadis yang memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing, menjadi pelengkap cerita ini. ...