55.

1.8K 93 5
                                    

🌻🌻🌻

"Kesukaan lo masih tetep kan?" Tanya Tristan sembari melihat menu makanan di cafe yang sekarang mereka tempati.

Nediv tersenyum lalu mengangguk. "Ya tetep lah, gak akan berubah sih."

Cowok yang di sebelahnya itu malah mengacak rambut Nediv gemas seraya berkata, "kalau perasaan lo ke gue," ia menggantung ucapannya sebelum melanjutkan lagi, "masih tetep atau udah hilang?"

DEG

Pertanyaan macam apasih?

Melihat raut Nediv yang berubah, secepat pun Tristan mencairkan suasana itu. Setelah memesan makanan mereka berdua, dia mengajak Nediv untuk duduk di salah satu meja kesukaan mereka, yaitu duduk di dekat jendela sehingga bisa melihat jalanan dan kendaraan berlalu lalang.

Nediv tak mengerti oleh maksud pertanyaan Tristan tadi. Jujur dalam hatinya, jelas-jelas perasaan itu sudah hilang. Bahkan sebelum hatinya diisi oleh seorang Gajendra, namun waktu itu ia memang belum yakin. Setelah berjalannya waktu akhirnya ia percaya, perasaan tersebut hilang.

Sekarang ini perasaannya ke Tristan hanya sebatas teman saja tak lebih.

"Gue mau jawab pertanyaan lo tadi, boleh kan?" Tanya Nediv sedikit ragu.

Tristan terkekeh. "Ya boleh dong, coba jawaban lo apa gue mau denger."

"Perasaan itu sudah hilang Tristan, maaf."

"Yaampun Nediv, gue bercanda kok. Gue tau di hati lo udah ada Jendra."

Senyum yang ia tunjukan kepada Nediv sunggu palsu. Ia masih mempunyai rasa kepada cewek itu, cerita di masa lalu membuatnya sadar dan berakhir dengan penyesalan.

Tapi apa boleh buat? Nediv memang pantas mengubur dalam-dalam perasaan itu. Ia sangat menyakiti Nediv dan boleh saja jika dirinya tersakiti.

Melihat Nediv bahagia saja membuat dirinya sangat senang, jadi biarlah Nediv bahagia dengan pilihannya. Ia tak mau mengusik hidup orang yang disayangnya apalagi merusak kebahagiaannya. Biarlah perasaan Tristan mengalir dengan sendirinya.

Mereka berbincang-bincang mengenai hal-hal yang mereka alami selama ini. Tristan mengatakan bahwa dia sempat melanjutkan sekolahnya di London tetapi karena keadaan kesehatan ayahnya kurang baik akhirnya ia kembali lagi ke Tanah Air. Meski masih ada ibu serta saudaranya yang lain, dia ingin merawat ayahnya juga.

"Emang ayah lo sakit apa?" Tanya Nediv ikut tertegun mendengar cerita Tristan.

"Bokap sakit jantung, tapi udah parah si. Jadi lebih sering tinggal di rumah sakit."

"Oh iya gue lupa," kata Tristan tiba-tiba. "Bokap sama nyokap pengen ketemu lo."

Nediv tersentak, bagaimana bisa kedua orangtua Tristan mengetahui tentang dirinya? Apakah cowok itu pernah menceritakan dia?

"Bokap nyokap itu tau lo dari foto lo yang masih gue simpen," katanya seakan mengerti isi pikiran Nediv. "Maaf ya gue masih simpen foto lo, gakpapa kan?"

Kenapa sih Tristan masih menyimpan jejak tentangnya?

"Gakpapa dong, itu kan hak lo Tan," jawab Nediv akhirnya.

Troublemaker'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang