"Lo yang nabrak gue? Ganti siomay gue gak lo?"tukas Naura pada laki laki itu yang tak lain adalah arka, yah. Arka yang menabrak Naura.
"Ck, berapa sih, nih ambil elah ribet banget jadi cewek,"Arka memberikan selembar pecahan 50.000 pada Naura, lalu berlalu melewati naura guna mengambil minuman dingin.
"Hey, cowok sombong. Gue gak butuh duit lo, lo gak pernah diajari sopan santun sama orang tua lo?"cecar Naura.
"Ck, trus lo mau apa hah? Tadi minta ganti rugi, sekarang apa lagi? Ribet banget jadi cewek," Arka berdecak kesal.
"Bener-bener ya, lo udah salah gak mau minta maaf lagi."
"Bodo amat,"Arka langsung berlalu meninggalkan Naura dan keluar dari kantin, mood nya sudah hancur sekarang.
Kejadian itu tak luput dari pasang mata semua orang yang ada di kantin, tak terkecuali dua sahabat Arka.
"Gila tuh anak, doyan amat bikin onar. Temen lo tuh Dik,"hardik Dimas.
"Temen lo juga ogeb."
"Eh, tapi kalo diliat liat, cocok juga tuh mereka."ujar Dimas diselingi kekehan kecil.
"Mata lo dimana Dim? Begitu dibilang cocok?"Dika geleng geleng kepala.
"Lah itukan menurut penglihatan gue, napa lo yang sewot? Atau jangan jangan?..." dimas menggantungkan ucapannya dengan nada yang mengintimidasi.
"Ngaco lo, ya gk lah."elak Dika yang tau kemana tujuan pembicaraan Dimas.
"Eh eh, mau kemana lagi tu bocah?"ujar Dimas yang melihat Arka pergi meninggalkan kantin.
"Udahlah, kuy susul tuh anak," Dika dan Dimas pun segera beranjak dari kantin tuk menyusul Arka yang menuju rooftop sekolah
*****
Naura mendengus kesal memandang kepergian laki laki yang tak di kenal nya itu.
"Aduh Naura, lo gk papa kan, gk diapa apain kan sama si Arka?" pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut Ify yang baru saja datang disampung Naura.
"Gak papa ko cuman masih kesel aja ama tuh cowok, sekalinya tatap langsung kek begitu. Dasar pembuat onar,"ucap Naura.
"Yah namanya juga badboy ya gitu Ra! Udah mending kita pesen lagi aja,"ucap Ify, lalu keduanya pun langsung membeli makanan lagi.
*****
"Nape lu ka tadi?" Arka, Dimas, dan Dika kini berada di rooftop sekolah, yang di tanya hanya mengangkat bahu acuh, ia lebih menikmati rokok yang ada ditangannya, dari pada mendengar ocehan temannya itu.
Kini fikirannya masih melayang pada kejadian tadi, perkataan gadis itu masih terus terngiang ngiang di fikirannya, sopan santun? Ajaran orang tua? Cih, bahkan setitik waktu dan perhatian saja ia tidak mendapatkannya.
"Oy malah bengong nih anak,"Dika mengibas kan tangannya kedepan wajah Arka.
"Ganggu lo berdua,"sungut Arka.
"Tapi nih ya, kalo dilihat liat cantik juga tuh cewek,"ucap Dika.
"Nah kan, benerkan dugaan gue. Lo suka sama tu cewek,"tukas Dimas.
"Gk lah, gue kan cuman muji doang bukan berarti suka, dasar kutu monyet lo."
"Lo tuh kutil dugong."
"Lo tuh bisul badak."
"Tai nyamuk."
"Upil cicak."
"Berisik lo berdua,"ketus Arka, seketika mereka berdua langsung kicep.
Teeett teeett teeett
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah, siswa siswi cendrawasih berhamburan keluar kelas bergegas pulang ke rumah masing masing.
"Ra, bener nih gk mau bareng?"
"Gausah ify cantik lo udah bilang kayak gitu udah hampir 10 kali."
"Yaudah deh, gue duluan yah, hati hati lo diculik om om."
"Iissh lo tuh ya, udah sana huss huss." setelah kepergian Ify, Naura melangkahkan kakinya menuju halte depan sekolah, keadaan halte kini sepi hanya ada dirinya dan seorang siswi.
15 menit berlalu tapi bus tak kunjung datang, kini Naura hanya sendiri, siswi tadi sudah pergi beberapa menit yng lalu, apalagi kini langit mulai menghitam, mungkin sebentar lagi sang langit akan menumpahkan isinya.
Bruum bruum bruum
Sebuah motor hitam berhenti di depan naura, sang empuhnya membuka helm full face nya.
"Lo? Ngapain lo disini?"ketus Naura.
"Naik,"titah Arka dengan wajah datarnya.
Cengo itulah yang ditampilkan oleh wajah Naura. Dengan wajah bingung dan mulut sedikit terbuka entah kenapa otak yang selalu gercep kini mendadak lola.
"Ck, Naik."Arka berdecak kesal melihat gadis di depannya ini malah bengong.
"Maksudnya lo ngajak gue?"tanya Naura yang masih belum paham.
"Bukan, gue ngajak mbah kunti yang ada di belakang lo."
"Oh,"cuek Naura.
"Selain nyolot lo juga lola banget ya, jelas jelas disini cuman ada lo ya gue ngajak lo lah gk mungkin juga kan gue ngajak bangku halte,"sungut Arka.
"Ogah,"Naura menolak mentah mentah ajakan Arka.
"Bener? Biasanya sih jam segini banyak preman yang berkeliaran di daerah sini,"ucap Arka menakut nakuti.
Naura berpikir ulang mendengar ucapan Arka, ditambah lagi dengan langit yang sudah mulai memuntahkan air hujan walaupun masih rintik rintik.
"Ok fine gue ikut"Naura segera menaiki motor arka, dirasa Naura udah siap Arka pun mulai melajukan motor nya membelah jalanan kota jakarta yang selalu macet.
dalam perjalanan hanya ada keheningan, tidak ada yang memulai pembicaraan, hanya sesekali naura berucap menyebut kan jalan menuju rumahnya.
Rintik hujan yang tadi masih dalam skala kecil kini sudah semakin deras mengguyur ibu kota.
"Mau neduh dulu atau lanjut?"teriak Arka karena tak mungkin jika ia tak bicara pun tak akan di dengar karna derasnya hujan.
"Lanjut aja" jawab Naura dengan suara sedikit bergetar karena kedinginan.
Segitu dulu ya guys😊
Jangan lupa vote dan comen....
Salam manis
Wongayu14😘
![](https://img.wattpad.com/cover/209083118-288-k581831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Arka Fajar Wijaya, pentolan dan si most wanted boy SMA CENDRAWASIH yang diidolakan banyak gadis, dengan tubuh tegap, rahang yang kokoh, alis tebal, bibir ranum yang pink alami, dan mata biru safir yang menghanyut...