Chapter 65

2.5K 90 10
                                    

"Lo juga terlibat? Cih, kali ini alasan lo apa?"sentak Arka.

"Simpel, gue benci sama lo. Lo selalu dapet apa yang lo mau, lo di kelilingi teman teman yang care sama lo, pacar yang selalu ada sama lo, bahkan jika tanpa Naura pun lo punya Yola yang sudah dijodohin sama lo. Harta yang berlimpah. Sedangkan gue, gue nggak pernah dapetin itu."

"Apa lo pernah liat gue saat balapan di dampingin temen? Apa lo pernah gue gandeng cewek? Dan apa lo pernah gue hura-hura ke tempat hiburan, mall atau yang lainnya? Gk kan. Meski nyokap gue nikah sama bokap lo tapi gue nggak pernah dikasih hak yang sama kayak lo."jelas Tilo.

"Kalo lo dulu nggak pernah nyari masalah sama gue, gue bakal terbuka sama lo untuk nawarin jadi temen gue, bukan musuh gue. dan masalah harta. Gue nggak pernah minta buat jadi penerus perusahaan. Kalo lo serius mau jalanin perusahaan bokap, gue bakal nyerahin itu sama lo."

"Cih, Bulshit. Dan yah gue juga tertarik sama dia,"Tilo menunjuk Naura dengan dagunya. Dan itu memacu kembali amarah dalam diri Arka.

"Ayolah, Ka. Enggak usah munafik jadi orang. Pasti lo juga mau kan tubuh dia, kenapa kita nggak main bareng aja?"senyum remeh terbit di wajah Tilo.

Bugh. Arka memberi pukulan pada wajah Tilo, tak terima dengan pukulan Arka. Tilo pun memukul  balik perut Arka dengan beberapa pukulan, hingga Arka tersungkur kebawah menahan rasa sangat nyeri pada perutnya.

Nafasnya terengah engah dan batuk beberapa kali, ia pun bangkit dan membalas menendang perut Tilo. Tak terelakkan. Perkelahian pun terjadi lagi, Naura mencoba memisahkan mereka.

"Stop! Kalian, berhenti!"Naura mencoba menjauhkan Arka yang sudah babak belur, Namun Naura malah terhuyung karena dorongan Tilo. Melihat itu Arka kembali memukul wajah dan perut Tilo membabi buta. Menendang, memukul sampai tilo tergeletak dilantai namun masih sadar.

Kini Naura hanya menangis melihat perkelahian didepannya, ia sudah sangat lelah. Rasanya tubuh ini sudah sangat pegal. Ia tak tau harus melakukan apa? Mencari bantuan pun ia tak tau dimana.

Bugh. Seseorang menendang Arka dari belakang saat Arka ingin memberikan pukulan telaknya pada Tilo. Hingga dirinya terhuyung.

Disana Bimo berdiri, entah sejak kapan dia sadar. Tilo yang melihat itupun Langsung berdiri.

Bimo dan Tilo secara bersama menyerang Arka, Dua lawan satu. Tak adil bukan? Apalagi kini tenaga Arka sudah melemah. Naura pun terkejut atas adanya Bimo yang ikut menyerang kembali. Sungguh ia seperti orang bodoh yang tak bisa berbuat apapun.

Tilo menendang punggung Arka hingga terhuyung kedepan namun sebelum dia jatuh sudah ditahan oleh Bimo dan memukul wajahnya. Arka pun membalas pukulan bimo pada wajahnya hingga bertubi tubi. Tanpa tahu dibelakang sana Tilo mengeluarkan pisau lipat dari jaketnya. Naura pun tak melihat itu karna posisi Tilo membelakangi Naura.

Dengan perlahan Tilo berjalan kearah Arka yang masih memukuli Bimo. Dengan tiba tiba Tilo membalikkan bahu Arka hingga sang empuh mnghadapnya hingga tanpa aba aba, pisau itu  menancap pada perut Arka. Arka membelalakkan matanya menahan sakit. Sedangkan Tilo terus mendorong pusau itu lebih dalam menancap pada perut Arka.

Dengan kasar Tilo menarik pisau itu dari perut Arka dan pergi begitu saja. Tubuh Arka dengan lirih tergeletak Diatas lantai dengan perut yang sudah dibanjiri oleh darah.

Naura pun terkejut saat tubuh Arka ambruk didepan sana,"ARKA!"Naura berlari menuju dimana Arka tergeletak, ia berjongkok di depan Arka yang sudah pucat pasi. Dilihatnya darah keluar deras dari arah perut."Arka..in...ini,"Naura menyentuh darah yang mengalir dari peru Arka.

"G..gue nggak papa, lo gausah khawatir,"lirih Arka, terlihat jelas gurat kesakitan disana.

"Kita harus kerumah sakit hikss...lo gk boleh tutup mata lo yah. Lo harus bangun hikks... gue takut sendiri Arka."Arka menyodorkan ponselnya pada Naura. Namun nerta itu perlahan terpejam.

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang