chapter 60

2.4K 101 10
                                    

  Happy reading guys❤

jan lupa klik bintang yah:)

.

.

.

Arka dan Dimas kini Tengah berada di hotel yang diduga Arka melakukan"itu"

"Lo masih inget kan kamarnya yang mana?"tanya Dimas

"Iya, tapi kayaknya dikamar gk ada cctv deh. Paling adanya di lorong kamar,"jelas Arka, Dimas hanya mengangguk.

Hingga kini keduanya sudah berada di ruang cctv, jangan tanyakan kenapa mereka bisa masuk kesana. You know lah manusia mana yang tak tergiur dengan beberapa lembar uang di depan mata.

"Gue baru tau dia juga terlibat. Ternyata dia lebih brengsek dari gue,"sungut Arka

"Tenang Ka! Gue bakal bantuin lo. Gue punya rencana,"ucap Dimas dengan seringai misterius tersungging di bibirnya.

Setelah itu mereka keluar dari ruangan itu saat sudah mendapat copy kejadian kemarin.

"Kita bakal ungkap kejadian yang sebenarnya. Tapi gk sekarang, kayak nya lo harus drama dulu deh Ka,"jelas Dimas

"Ok gue bakal lakuin, tapi awas aja kalo lo sampe ngerencanain macem macem,"Ancam Arka

"Sans, kalem jan tegang gitu dong. Dedeq jadi takut,"alay Dimas

"Najis. Homo lo,"Arka melenggang pergi terlebih dahulu meninggalkan Dimas yang masih Mempertahankan kealayannya.

"Jangan tinggalkan aku kakanda!"teriak Dimas dengan dramatis.

                          ***

Kini Naura tengah berada di taman belakang rumahnya, ia duduk di gazebo dengan earphone yang menumpal kedua telinganya. Matanya terpejam menikmati angin sore yang menyapu wajahnya.

Hingga tanpa terasa kini Cinta sudah berada disampingnya. Singa menoleh kearah anaknya yang nampak kusam akhir akhir  ini.

Naura membuka matanya, hingga netranya melihat mamanya yang tengah menatapnya dengan sendu.

"Mamah? sejak kapan mama disini?"tanya Naura

"Baru aja, akhir akhir ini kamu kayak murung gitu? Kenapa?cerita sama mama sini,"ucap Sinta dengan tangannya mengelus surai hitam Naura.

"Gk papa kok mah,"ucap Naura"mah boleh nanya gk?"tanya Naura

"Apa? Gk usah sungkan sama mama. Mama selalu ada disamping kamu,"

"Apa yang bakal mama lakuin kalo orang yang mama cinta buat mama kecewa?"Tanya Naura

"Mama pasti marah, atau mungkin kalo dia pacar mama, mama bakal putusin dia. Tapi, Terkadang tak semua yang kita tahu itu benar sayang. Tak semua omongan orang bisa dipercaya, tapi tetep kita harus hati hati, nah mungkin apa yang membuat kamu kecewa sama dia belum tentu itu kebenarannya. Kamu harus fikirin mateng matang buat ambil keputusan. Kalo emang bener dia kecewakan kamu mungkin alangkah baiknya kamu memaafkan dan mengikhlaskan,"bijak Sarah

"Tapi ada bukti kuat yang membuat Naura semakin yakin mah, gimana?"

"Apakah bukti itu asli? Apalagi jaman sekarang itu canggih canggih Naura, gk semua apa yang ada di depan mata benar Ra! Terkadang kebenaran jauh berada di belakang kita,"ucap Sinta

"Makasih mah, malah udah kasih saran ke Naura. Dan makasih juga karna malah selalu ada buat Naura disaat Naura susah,"ucap Madura dengan senyum manisnya

"Itu udah tugas mama buat selalu ada buat kamu sayang. Jadi jangan pernah merasa sendiri di dunia ini. Karna seberat apapun masalah mu mama akan selalu ada disisi kamu,"

"Naura bersyukur punya mamah yang baik,"Laura merengkuh tubuh namanya dari samping yang dibalas senang oleh Sinta

"Sama sama sayang,"Sinta mencium pucuk kepala Naura dengan sayang.

                         ***

"Bisa gila gue lama lama kalo tiap hari kayak gini,"gerutu Arka

"Yaelah. Gitu aja ngomel terus ini juga demi misi kita,"ucap Dimas

"Iya sih, tapi lo tau kan si Yola itu ngebet banget sama gue. Lah kalo dia tambah baper gimana?"
Gimana tidak? Si Dimas ternyata merencanakan kedekatan dirinya dan Yola. Gila gk tuh.

"Itu mah resiko dia sendiri, yang penting kita dapet apa yang kita mau. Gk usah lo fikirin tuh dedemit,"ujar Dimas

"Ya udah lah yah, gue cabut dulu. Mau kerja gue, kemarin kan gue udah ijin. Nanti gue di pecat lagi,"setelah itu Arka pun pergi dari rooftop meninggalkan Dimas.

"Kampret gue ditinggal,"desis Dimas,"tunggu woy! Gue juga mau balik malah,"Dimas berlari mengejar Arka

"Temen lucnut lo Ka! Gue malah ditinggal,"gerutu Dimas saat susah mensejajarkan langkahnya dengan Arka.

"Emang lo siapa? Harus banget gitu gue nungguin lo?"

"Biadab lo,"Dimas menoyor kepala Arka, sedangkan sang empuh hanya meringis mendapat toyoran di kepalanya. Namun tak ayal ia juga terkikik pelan setelah meledak Dimas.

***

"Darimana aja lo Ka? Kemarin gk berangkat, gue kan gk ada temen curhat jadinya!"gerutu Denis.

"Ulululu!aku terharu dikangenin,"Arka mencubit gemas lengan Denis

"Virus alay, sono jauh jauh. Gue alergi"Denis membersihkan lengannya yang dicubit oleh Arka seolah itu adalah kotoran.

"Cih, tadi aja bilangnya kangen,"decih Arka

"Siapa bilang gue kangen sama lo? Kan gue cuman bilang gk ada temen curhat,"jelas Denis

"Iya iya serah lo deh, yaudah gue
Mau ganti baju dulu yah,"pamit Arka,

Dengan semangat Arka pergi dari meja satu ke meja yang lain, untuk mencatat pesanan.

dentingan lonceng pertanda ada yang masuk ke cafe itu. seorang gadis melangkahkan kakinya masuk kedalam cafe itu,

"pelayan!"panggil nya.

"iya ada yang bis....a.....Naura?"Arka membulatkan matanya.

"Arka?!"Naura pun sama membulatkan matanya saat melihat Arka ada disini.

"Mau pesan apa?"tawar Arka

"Jus alpukat sama potato cheess,"

"baik, tunggu sebentar,"ucap Arka lalu ia pun segera meninggalkan Naura yang masih menatap punggungnya yang kian menjauh.

kini fikiran Naura berkelana kemana mana, sejak kapan Arka bekerja?

kenapa dia kerja? dan sejak kapan?

dan apakah Arka sudah benar benar menjauhinya, seperti yang ia minta?tapi tetap saja hatinya bergejolak tak terima tapi ini sudah jadi keputusannya kan?

selang beberapa menit Arka kembali membawa pesanan Naura,

"Silahkan dinikmati,"ucap Arka, ia pun segera membalikkan badannya namun suara Naura menghentikan langkahnya.

"Tunggu! Apa kita bisa bicara sebentar?"pinta Naura.

.

.

.

hayoloh apa yah Yang mau dibicarakan ama Naura?

yok.jan lupa Vomennya guys!!!

salam manis

wongayu14:*

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang