Kini Arka and The geng tengah berada di ruang cctv sekolah, untuk memastikan siapa yang telah membully Naura.
"Brengsek, ternyata bener dugaan lo dim,"tangan Arka terkepal menahan amarah nya.
Dimas hanya mengangkat bahu acuh, toh semalam ia hanya menebak nebak saja.
Setelah itu mereka keluar dari ruang cctv setelah mendapat data copy kejadian kemarin.
"Terus lo mau apain tuh rekaman?"tanya Dika.
"Dim. Lo urus semuanya,"titah Arka.
"Asiiapp. Bosque,"ucap Dimas yang mengerti arah pembicaraan Arka.
Setelahnya mereka pergi menuju kantin, lima menit lagi bel istirahat berbunyi, yah mereka bolos jam pelajaran.
Mereka bertiga duduk di pojokan kantin,bercanda ria sambil bernyanyi tidak jelas.
teeett teeett teeet
Bunyi bel isirahat berbunyi kini kantin yang tadinya sepi mendadak ramai dan padat oleh siswa siswi yang kelaparan. Setelah setengah hari mereka berkutik dengan buku buku yang membuat pusing, tak terkecuali Ify.
Ify yang biasa selalu berdua dengan Naura kini tengah berjalan sendiri menuju pedagang bakso, setelah mengantri untuk bisa mendapat bakso kini satu mangkok bakso telah ada di tangan Ify, ia pun hendak mencari meja kosong.
"fy!" teriakan itu berasal dari pojok kantin. Bukan, bukan suara Arka tapi Dika, yah Dika yang memanggil Ify.
Yang di panggil mencari asal suara netranya memindai semua seisi kantin dan..dapat disana Dika tengah melambaikan tangan nya pada Ify.
ify pun langsung menuju pojokan kantin menuju Arka and The geng tentu itu semua tak luput dari pasang mata siswa siswi yang berada di kantin, namun Ify hanya tak acuh saja.
"Ada apa lo manggil gue?"tanya Ify setelah berada di depan Dika.
"Lo duduk aja sini, lagian juga udah pada penuh tuh meja kantin."
"Emm, emang nya gk papa?"Ify melirik takut pada Arka.
"Gk papa kali, emang siapa yang larang lo duduk di sini"ucap Arka yang mengerti akan sorot takut pada mata Ify.
"Ok!"
setelahnya tidak ada lagi obrolan Ify tengah menikmati baksonya, Dika yang tengah memandang diam diam ke arah Ify, Dimas yang tengah memakan kuaci dengan santainya, dan Arka yang sibuk melamun.
"Gimana keadaan Naura?" Arka memecahkan keheningan yang ada di meja mereka.
"Udah pulang kok dari rumah sakit, palingan juga besok udah masuk lagi," sahut Ify, Arka hanya mengangguk.
"Oh, ya. Kalian udah tau siapa yang buat Naura kayak gitu?" tanya ify
"Jeselyn, menurut cctv sekolah," sahut Dika
"What? Jeselyn? Ketua dance dan anak dari penyumbang donatur terbesar sekolah ini?"pekik ify
" Ya biasa aja dong, gk usah lebay gitu,"sahut Dimas yang masih asik dengan kuaci nya.
"Tapi kenapa Jeselyn bully Naura, perasaan Naura gk punya masalah sama dia kok?"
Mereka bertiga hanya mengedikkan bahu acuh tanda tak tahu.
*****
Disebuah kamar yang bernuansa gurlly seorang gadis tengah membolak balikkan badannya bosan Di atas kasur queen size nya, siapa lagi kalau bukan naura yang tengah di landa kebosanan, tadi malam ia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, keadaannya pun sudah tidak apa apa, namun sang papah tidak mengizinkannya untuk sekolah hari ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Arka Fajar Wijaya, pentolan dan si most wanted boy SMA CENDRAWASIH yang diidolakan banyak gadis, dengan tubuh tegap, rahang yang kokoh, alis tebal, bibir ranum yang pink alami, dan mata biru safir yang menghanyut...