24 | Lebih dari Egoku

313 21 4
                                    

Aku tidak bisa tahan berlama-lama jika tidak  berkomunikasi dengan Banda, sungguh.

Sehari saja Banda tidak menghubungiku sudah seperti setahun, lama sekali. Anggap saja aku lebay, tapi itu memang kenyataannya. Banda layaknya adimanusia untukku. Bagaimana bisa, aku tahan jika berlama-lama bertengkar. Tentu saja itu mustahil.

Seminggu berturut-turut semenjak Banda memaafkanku, kami selalu berjalan-jalan sehabis pulang sekolahku. Salah satunya, ke mal seperti sekarang.

Sepertinya aku lupa menceritakan kalau Banda makin hari makin perhatian terhadapku. Dia bahkan akan tahu kalau aku mengubah sedikit saja tampilan rambut. Seperti, asalnya poniku miring ke kiri jadi ke kanan, Banda akan membetulkannya ke posisi semula. Kalau aku mengubahnya lagi, Banda akan marah.

Sejak berat badanku turun pun pahaku sekarang mengecil, Banda jadi lebih suka kalau aku pakai dress di atas lutut dengan potongan off-shoulder berlengan pendek. Jujur, aku sedikit tidak nyaman. Namun, demi Banda akan aku lakukan apapun. Ah, tidak untuk hari ini.

"Aku sudah bilang, pakai dress yang kemarin dibeli. Kok malah pakai kaos polos kebesaran sama celana jeans, sih!"

Banda mengulangi lagi ucapannya untuk kesekian kali. Wajahnya benar-benar terlihat sebal karena kali ini aku tidak menurutinya. Oh, maafkan aku Banda. Sekali ini aja janji.

"Ini, lagi. Rambut kamu,"—Banda mengajakku duduk di kursi food court kemudian membuka ikatan rambutku—"aku udah bilang, jangan diiket. Masih aja diiket. Kok lepek gini? Tipis lagi, kamu tadi mandi sambil keramas nggak sih?" Hidungnya mencium-cium rambutku.

"Aku mandi, kok. Cuma nggak keramas aja, nanti kamu kelamaan nunggunya." Aku menjauhkan kepalaku dari Banda.

Ia berdekap tangan seraya memicingkan mata. "Alasan! Kamu cewek tapi jorok! Berapa lama nggak disampo? Rambutmu tipis gitu."

"Baru kali ini, kok. Aku juga nggak tahu akhir-akhir rambutku rontok parah. Mungkin gara-gara samponya nggak cocok."

"Nyalahin sampo."

Bibirku mengerucut, Banda tak memedulikan itu. Ia malah memperhatikan hal lain. Aku mengikuti arah pandangnya, sekumpulan cewek dengan penampilan ala-ala Korea tengah berkumpul di satu meja. Netraku kembali menatap Banda yang masih asyik mengawasi mereka. Aku berdeham untuk sekian kalinya baru Banda melirik.

"Apa?"

"Aku di sini. Kamu malah perhatiin mereka terus."

"Cuma liatin aja." Banda menjawab acuh tak acuh kemudian menyantap makanan yang baru saja sampai di meja. Sebelum duduk di sini, Banda sempat memesan makanan itu tak ketinggalan dengan mulutnya yang terus mengomentari penampilanku hari ini.

"Tapi, kan aku cemburu."

"Yang cemburu kamu."

Aku meremas lengannya. "Hii Banda! Ngertiin dong. Aku kan cuma hari ini aja nggak pakai baju yang kamu minta. Ngambeknya jangan gitu dong, malah merhatiin cewek lain!"

Banda menyingkirkan tanganku. "Terserah akulah."

"Kenapa semakin hari makin nyebelin sih. Aku udah turutin mau kamu loh. Hari ini aja aku nggak turutin."

"Tahu aku ngga suka kenapa malah pakai kaos."

"Cuma kaos, Banda. Gini aja dimasalahin. Apa-apa aku selalu ngalah buat kamu, kali ini aja kamu ngalah buat aku apa nggak bisa?"

Ibu jari dan telunjuk Banda mengapit dan memutar kulit lenganku cukup lama sampai aku mengaduh. "Apa kamu bilang? Aku nggak pernah ngalah buat kamu?" Setelah melepas lenganku, tangannya beralih mendorong kepalaku. Mataku hampir saja meloncat. "Aku selalu ngalah buat kamu! Aku selalu ada buat kamu! Apalagi?!"

Netraku menatap sekeliling, beberapa pengunjung memperhatikan aku dan Banda. Suara Banda cukup mengalihkan perhatian mereka. Aku menaruh telunjuk di depan mulut. "Sst. Jangan teriak-teriak gitu ngomongnya. Ya udah aku minta maaf nanti nggak akan aku ulangi lagi. Tapi ngomongnya pelan-pelan, ya."

"Kamu mau ngatur-ngatur aku?!" Nada suara Banda semakin tinggi dibarengi pecahan piring yang baru saja ia dorong dan jatuh ke lantai di sebelahku. Tubuhku terlonjak mendapati reaksinya. Ia benar-benar marah. Kebodohanku untuk kesekian kalinya terulang lagi.

[]

Day 25 masih semangat dengan key yang makin aduhai:'D

Maaf yaaa kalau ceritanya makin ngawur /nangid/

Btw, di atas itu video dari lagu terbarunya Mawar. Nulis ini pun terinspirasi dari lagunya dan dua lagu lain yang nanti bakal dicantumkan juga ehehe~

25 Desember 2019

31 DWC | Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang