Chapter 5 : Prana

3 0 0
                                    

Hari ke tiga pelatihan.

"Diyana... ayo kita bertarung lagi... kali ini kami tidak akan kalah" Teriakan penuh semangat dari Eman dan Bugas telah mewarnai suasana pagi di pelatihan hari ke 3.

Pada hari pertama pelatihan, tidak ada yang menyangka Diyana tiba-tiba ingin mengikuti proses latihan untuk persiapan penyerangan terhadap kerajaan api, diluar dugaan Diyana yang seorang perempuan malah mampu mengalahkan 2 kesatria terkuat di kerajaan Sribijiva. 

Tidak tanggung-tanggung sparing yang dilakukan sebanyak masing-masing 50 kali pertarungan untuk setiap orang Diyana memperoleh hasil 50 kali kemenangan mutlak saat menghadapi jendral Eman, begitupun pada saat percobaan duel antara Diyana melawan Bugas, hasilnya sama 50 kali kemengan diperoleh oleh Diyana, Sedangkan hasil pertarungan pada hari pertama antara Eman dan Bugas dimenangkan tipis oleh Bugas dengan hasil 26 kemenangan.

Bobby sendiri sangat kaget melihat pertarungan itu, awalnya Bobby juga ingin mencoba melakukan sparing dengan Diyana, tapi melihat hasil yang luar biasa itu Bobby segera mengurungkan niatnya. Sing sendiri juga terkejut, untuk ukuran manusia pengendalian prana yang dilakukan oleh Diyana sudah setarap monster, yang membuat Sing segera bertanya siapa yang melatih Diyana sebelumnya? Tetapi Diyana hanya membalas kakak ku yang melatihku, dan Diyana mengaku kalua dirinya belum ada apa-apanya bila debandingkan dengan kakaknya.

Dihari ke 2 masa pelatihan Diyana meminta Eman dan Bugas untuk bertarung 2 lawan 1. hasilnya tetap sama, dalam 50 kali pertarungan Diyana menang telak tanpa kalah sama sekali, sedangkan untuk pertarungan antara Eman dan Bugas di hari ke 2 ini dimenangkan oleh Eman dengan 27 kemenangan.

Pada hari ke 2 ini Bobby masih disiksa oleh Sing dengan menjalankan latihan 100 kali push-up, 100 kali sit-up, serta keliling 50 kali istana kerajaan, yang membuat Bobby pada malam itu sudah hampir seperti orang gila, dan anehnya stamina Bobby kembali seperti semula saat pagi hari.

Hari ke 3 pelatihan. Pagi ini masih seperti sebelumnya Eman dan Bugas kembali menantang Diyana untuk bertarung. Di dalam aula tempat latihan entah kenapa sekarang aula ini diberi nama warnet oleh Eman dan Bugas, bahkan ada tulisan besar di atas gerbang aula yang bertuliskan WARNET SRIBIJIVA, Bobby hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tulisan tersebut, dia sadar ini semua terjadi kerna kesalahannya.

Bukan hanya itu saja perubahan yang terjadi kerena ucapan warnet Bobby kemarin. Sekarang siapapun yang ingin melakukan latih tanding di dalam aula yang disebut warnet ini dapat melakukan taruhan uang, mereka bilang sih untuk motivasi agar mereka tetap fokus dan tidak mudah kalah, untungnya aula tempat latihan ini belum dipasang tarif, tapi Bugas sepertinya sudah mulai punya rencana untuk melakukan hal tersebut.

Kembali ke proses pelatihan, sama seperti hari-hari sebelumnya Diyana akan melawan Eman dan Bugas secara bersamaan, mereka telah sepakat akan melakukan duel sebanyak 50 kali. Duel pertamapun dimulai, Bugas dan Eman sepertinya sudah menyusun tahtik untuk melawan Diyana pagi ini. Saat gong tanda mulainya pertarungan dibunyikan, Emang dengan secepat kilat langsung berlari ke arah belakang Diyana, Bugas yang secara bersamaan bergerak dengan Eman menyerang langsung Diyana dari arah depan, Diyana yang dikepung dari kedua arah cukup terkejut, karena berbeda dengan pertarungan mereka sebelumnya dimana Eman dan Bugas seperti ingin saling berebut untuk menyerang Diyana yang membuat Diyana dapat dengan mudah mengalahkan mereka berdua.

Eman yang sudah berdiri di belakang Diyana dengan sigap melempar 5 pisau kecil langsung kearah Diyana, menyadari lemparan pisau yang ada di belakangnya Diyana segera merunduk menghindari serangan tersebut yang membuat lemparan pisau itu malah mengarah langsung kearah Bugas, tapi sepertinya Bugas sudah tahu kalau Diyana akan melakukan gerakan tersebut, sehingga dengan ayunan pedangnya Bugas mengarahkan ulang lemparan pisau dari Eman untuk menyerang kearah Diyana lagi, tapi dengan sigap kali ini Diyana menghindari serangan tersebut dengan cara melompat, tidak membuang kesempatan Bugas yang melihat Diyana masih dalam keadaan di udara karena melompat menghidari serangan, dengan cepat  melemparkan pedangnya ke udara. tidak ada cara untuk menghidar Diyana pun mengeluarkan pisau kecil dari balik lengan bajunya dan menangkis serangan pedang tersebut, Pedang Bugaspun jatuh dan menancap kelantai.

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang