Chapter 50 : Bersama

2 0 0
                                    


Tidak ada yang tau apa yang sedang terjadi di dalam ruang raja tanah sekarang, yang telihat hanya seluruh perabotan dan pernak-pernik penghias ruang tesebut terbang berserakan kesana-kemari, seperti terkena amukan badai, ruang istana yang dulunya tersusun sangat rapi kini seperti kapal pecah, belum lagi hembusan angin yang sangat kencang terus berlalu lalang menerpa tubuh Bobby, Bugas dan Sing membuat mereka bertiga yakin, walau mereka tidak sanggup melihat apa yang tengah terjadi, tapi jelas Eman sekarang pasti sedang menghajar Sunny habis-habisan dengan kecepatan yang tidak dapat dijangkau oleh mata.

3 menit telah berlalu tapi tidak ada tanda-tanda pertarungan berhenti, yang ada tempo serangan malah terasa semakin cepat sehingga tanpa mampu ditahan dinding istana seolah secara bersamaan hancur seperti batu dihantam martil, Bobby yang bangga akan kecepatan gerakannya sekarang bahkan tidak mampu berkata apa-apa karena terlalu jauhnya perbedaan dirinya bila dibandingkan dengan kecepatan gerak Eman sekarang. Tapi pada dasarnya dia memang seorang kesatria yang telah ditakdirkan, sedikit demi sedikit Bobby mata Bobby mampu menangkap apa yang tengah terjadi

"Sing gawat...!" ucap Bobby dengan raut wajah yang perlahan menampilkan ekspresi panik.

Bugas yang melihat ekspresi Bobby tersebut mulai bertanya "apa yang terjadi, sepertinya kau sudah dapat melihat gerakan Eman?"

"Tidak kuduga, entah kenapa perlahan tapi pasti, Sunny mulai mampu mengejar kecepatan kilat Eman"

"apakah kecepatan Eman menurun Bob?" tanya Sing yang sepertinya masih belum mampu mengikuti kecepatan tersebut.

"tidak... malah sebaliknya kecepatan Eman terus bertambah, tapi Sunny sedikit demi sedikit mampu menangkis serangan dari Eman, bahkan setidaknya dari 10 pukulan yang dilancarkan Eman, Sunny mampu menghindari 2 serangan, dan mampu menahan 1 sampai 3 pukulan"

"itu artinya Sunny sudah mampu mengikuti 50% kecepatan dari ledakan prana Eman" ucap Sing yang mulai ikut merasakan kepanikan yang sama dengan Bobby "kita harus membantu Eman sebelum terlambat"

"ayo Sing aku butuh kekuatan mu, kita lakukan Max Limmit"

Bobby memejam kan mata saat Sing tiba-tiba merubah wujudnya menjadi segumpal bola cahaya, yang mana dengan cepat meresap masuk kedalam bagian dada Bobby. Seketika itu juga rambut Bobby yang biasanya lurus berbentuk belah tengah mulai naik dan menjigrak seperti orang kesetrum. Di dahi dan pipi Bobby secara ajaib mulai muncul gumpalan tenaga dalam yang perlahan membentuk semacam tameng menyerupai tanduk berwana emas. Bahkan tubuh Bobby yang biasanya hanya memancarkan aura hijau, mulai memancarkan 5 wanra seolah seperti pelangi yang menandakan Bobby dapat menggunakan 5 elemen prana sekaligus.

Setelah proses perubahan wujud Bobby telah selesai, Bobby tersenyum dari mulutnya terlihat gigi taring Bobby memanjang serta kuku tanngannya mulai menajam. Dengan perlahan Bobby membuka matanya terlihat Bobby yang awalnya memiliki iris mata berwana hitam berkilau, kini menjadi berwana kuning dengan pupil berbentuk seperti mata kucing atau bergaris tegak lurus secara pertikal.

"ayo kita mulai" Ucap Bobby dengan suara terdengar seperti 2 orang yang mengucapkan kata yang sama secara bersamaan. Kini suara yang terdengar dari mulut Bobby adalah suara dirinya dan Sing sekaligus.

Seperti dugaan Bobby setelah 5 menit penuh Eman menyerang Sunny tanpa jedah, Sunny mulai mampu membalas pukulan Eman meskipun kesempatan masuknya pukulan Sunny menyentuh tubuh Eman hanyalah 1 berbanding 20 pukulan, tapi 1 pukulan Sunny cukup membuat Eman merasakan rasa sakit yang dahsyat, seolah seperti menirima hantaman palu padahal tubuh Eman telah terlapisi oleh prana petir yang terus menyambar.

Satu pukulan yang sebenarnya tidak telak itu cukup membuat gerakan Eman sedikit melambat, yang mana itu artinya dengan kecepatan seperti itu bearti Sunny dapat memukul dengan telak Eman di pukulan selanjutnya. Dengan cepat sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi, atau sebelum Eman mati 2 kali, Bobby yang telah bergabung dengan Sing sebera membuka tangannya kanannya dan cakarnya segera memanjang, seketika itu juga aura merah berkumpul mengelilingi tangan bercakar itu dan membentuk prana api. Sedangkan untuk tangan kirinya cakar Bobby memamcarkan aura ungu yang segera membentuk prana petir.

Meski tidak secepat Eman, aura hijau yang segera berubah menjadi prana angin terus berputar mengitari kedua kaki Bobby telah memberikan Bobby kecepatan yang cukup untuk melesat maju menghantam wajah Sunny terlebih dahulu sebelu pukulan Sunny tepat menghantam telak Eman.

"mau bantuan?" ucap Bobby setelah memberi pertolongan

"terima kasih tuan kesatira, hampir saja aku mati 2 kali"

"tunda dulu ucapan terima kasihnya, lawan kita masih belum kalah"

Tanpa banyak menunggu Eman dan Bobby segera melesat menyerang langsung Sunny tanpa meberinya kesempatan untuk mengambil napas terlebih dahulu.

***

Sementara itu di ruang yang sama. Bugas hanya bisa terdiam dan tidak dapat bergerak kemanapun, karena tidak tau dimana dan apa yang tengah 3 orang dengan kecepatan tinggi itu lakukan.

"brengsek... aku malah terjebak di sini seperti orang begok" ucap Bugas kesal dan tetap tidak dapat bergerak, Bugas lebih memilih untuk tetap diam di tempat karena tahu, akan sangat berbahaya buat dirinya untuk melangkah dan tidak sengaja tertabrak dari salah satu antara Bobby, Eman dan Sunny yang dimana 3 orang tersebut sekarang tidak terlihat sama sekali karena kecepatan mereka terlalu tinggi.

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang