Chapter 22 : Monster Cantik Linia 2

2 0 0
                                    


"Diyana... bagai mana ini? Ku rasa tuan kesatria telah bertemu Putri Linia" Tanya Rili kepada Diyana.

Mereka bertiga sekarang degan cepat menerobos masuk hutan berharap dapat bertemu kelompok kesatria takdir, untuk segera menyembunyikan mereka sebelum kejadian terburuk terjadi.

"aku tidak tahu, tapi kita harus segera ambil resiko terburuk bila mereka berempat telah ditemukan"

"kau benar Diyana, kita bertiga harus siap bentrok langsung dengan Linia"

Masih ditengah penelusuran hutan Diyana yang ditemani oleh Rala dan Rili disergap langsung pasukan perempuan yang sekarang sedang dipimpin oleh Dewia dan Ines ke 2 pengikut paling setia putri Linia

"Diyana serta si kembar" ucap Dewia "sudah ku duga dari awal kalian bertiga adalah mata-mata musuh"

"bukan seperti itu... benar kami bukan penduduk asli pulau ini, tapi kami bukan musuh" jawab Diyana

"sudah lah Diyana, maling mana ada yang mau mengaku" lanjut Ines

"Diyana sudah lah... tidak ada gunanya berdebat dengan mereka bedua, karena sejak awal mereka sepertinya membenci dirimu" bisik Rala kepada Diyana

"aku tahu... " Diyana telah lama mengetahui kalau Dewia dan Ines seperti menyimpan rasa iri kepada Diyana, meskipun Dewia dan Ines berstatus pengawal paling tinggi di kerajaan perempuan, mereka takut akan kehadiran Diyana yang mungkin dapat menggeser posisi mereka kapan saja. Di tambah lagi Dewia pernah tidak sengaja melihat pertarungan antara puntri Linia dan Diyana membuat Dewia merasa kalau Diyana adalah sosok berbahaya bagi dirinya kelak dimasa depan.

"semuanya tangkap mereka bertiga" tiba-tiba Dewia berteriak memberi perintah kepada pasukan kesatria wanita yang telah mengepung mereka sedari tadi.

"maaf bila aku harus melakukan ini kepada kalian, tapi aku harap kalian mengerti dengan tindakan kami karena kami tidak mencari permusuhan" Diyana melepaskan gelombang auranya membuat semua kesatira wanita yang memiliki pertahanan terhadap tenaga dalam yang lemah akan terpental dan pingsan,

"dari mananya tindakanmu barusan itu bertujuan untuk tidak mencari permusuhan" jawab Ines marah karena Diyana terlah berlaku kasar, melawan saat di sergap.

"ini di sebut tindakan membela diri, bukan mencari musuh" jawab Rili kesal.

"okelah tidak ada pilihan lain, Biar kami berdua yang akan menangkap langsung kalian" ucap Dewia dengan seluruh kepercayaan dirinya. Dan mengambil kuda-kuda bersiap untuk melakukan pembantaian, melihat hal itu Ines pun segera memasang kuda-kuda bertarung yang biasa dia gunakan untuk membunuh.

"aduh ini semakin gawat..." ucap Diyana.

"Diyana, kau segera cari tuan kesatira dan lainyan trus bawa langsung mereka keluar pulau" ucap Putri Rili memberi intruksi

"iya Diyana, biar mereka berdua kami saja yang hadapi" Putri Rala menimpali.

"apa kalian yakin, mereka berdua sangat berbahaya, kemampuan bertarung mereka sudah TOP GLOBAL"

"Tenang jangan ragukan kemampuan kerjasama kami" jawab kedua putri serempak

"aku percaya pada kalian, kalau begitu kuserahkan mereka berdua, aku akan segera mencarai si kesatria takdir bodoh itu... trus satu hal, jangan sampai kalian bedua mati" Diyana segera melompat maju mencoba untuk menerobos diantara Dewia dan Ines.

"bagus kalau kau langsung maju kearah kami, jadi kami bisa membereskan ganggunan sepertimu dengan cepat" Dewia mulai mengayunkan tinjunya tepat mengarah langsung kearah Diyana yang sedang ingin menerobos. Tapi dengan cepat pula putri Rala menendang kasar wajah Dewia membuat serangan Dewia gagal dan melontarkan dirinya kearah pohon yang cukup besar membuat pohon itu tumbang.

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang